Sabtu, 08 September 2012

Air Mengalir Tak Pernah Putus

Selama ini masyarakat Kota Lahat pergi ke tepi sungai Lematang tepatnya yang berada di depan Perpustakaan Daerah atau pergi ke seberangnya yang dahulu sering dijadikan tempat berkemah bila musim liburan sekolah tiba. Selain itu satu lagi tempat rekreasi di Kota Lahat yang sering dikunjungi yaitu Taman Ribang Kemambang yang dahulu  merupakan Bumi Perkemahan Pramuka, di tempat ini pernah di jadikan lokasi Jambore Daerah Pramuka se Sumatera Selatan tahun 1990. Ketika aku bercerita tentang adanya air terjun di Kota Lahat, kawan-kawanku setengah heran.

 “Dimana air terjun di Kota Lahat” demikian kata mereka. Bukan saja kawan-kawanku yang heran dan tidak tahu keberadaan air terjun di Kota Lahat, cukup banyak masyarakat Kota Lahat yang tidak pernah mengetahuinya walaupun mereka lahir, dibesarkan dan menetap di Kota Lahat.

Akhir Maret sesuai dengan yang telah kami sepakati bersama beberapa kawan untuk berkunjung ke air terjun di Kota Lahat dan tepat di hari Minggu kami meluncur dengan sepeda motor kami masing-masing menuju air terjun. Dari Lapangan MTQ Lahat menuju ke arah relay TVRI yang letaknya lebih tinggi, kami menyusuri jalan aspal yang berkelok dan menanjak. Dalam waktu kurang dari 10 menit kami sudah berada di relay TVRI dan dari sini kita dapat melihat Kota Lahat secara keseluruhan begitu juga kita dapat melihat Bukit Serelo dengan panorama yang sangat indah bah seorang putri yang sedang tidur terlentang dan pebukitan Bukit Barisan yang hijau dan panjang bah ular raksasa.

Ke arah barat dari relay TVRI terdapat kebun jagung dengan pohonnya yang baru tumbuh lalu ke sebelah barat lagi sebuah komplek perumahan penduduk dan di ujung perumahan ini ada jalan bernama Jalan Cughup Ganya. Kami masuk ke jalan ganya yang telah beraspal mulus dan berhenti di kebun karet di ujung jalan. Tidak ada jalan lagi selain beberapa rumah penduduk yang baru di bangun dan hamparan kebun karet yang sudah mulai di panen.

Aku menghampiri seorang warga sebagai penunjuk jalan ke arah air terjun. Setelah aku bertanya dimana letak air terjun, aku tertawa heran. Air terjun hanya berjarak 10 m dari tempat kami berdiri. Suara gemuruh air tidak terdengar karena air terjun ini hanya setinggi 8 m dan sumber air di atasnya kecil. Diatas air terjun hanyalah sebuah parit kecil berukuran lebar 1,5 m yang mengalir di antara rumah penduduk dan kebun karet yang bersumber di sebuah tebat kecil bernama Tebat Serame.

Kami menuruni tebing menuju ke air terjun dan pesona pertama disini adalah indahnya pelangi dengan gemericik air. Dan dari tektur bebatuan yang terdapat di aliran air menandakan bahwa sebelumnya aliran air disini cukup besar akan tetapi dengan adanya pembukaan lahan perkebunan dan perumahan di hulunya maka berakibat seperti yang terjadi saat ini.
Berjalan ke arah timur dan berbelok sedikit ke arah utara maka akan terlihat air yang terjun dari bukit di atas kami akan tetapi hanya sebagian kecil saja air terlihat dan lainnya tertutup semak belukar. Untuk dapat melihat secara keseluruhan maka kami harus turun ke sungai dan berjalan menyusuri sungai ke arah air terjun. Setelah berjalan sekitar 50 m kami dapat melihat keindahan air terjun bertingkat dua dengan ketinggian sekitar 10 m.

Seperti pada air terjun yang pertama kami lihat, air terjun inipun mempunyai debit air yang kecil dan berwarna kecolkatan. Hal ini disebabkan diatas air terjun ini telah di buka sebagai kebun maka tak mengherankan bila debit airnya kecil dan berwarna kecoklatan yang berasal dari warna tanah diatasnya. Kedua air terjun yang terletak di desa Kota Baru Kecamatan Kota Lahat dan berjarak sekitar 100 m di belakang relay TVRI airnya tak pernah kering sepanjang waktu walaupun di musim kemarau. Maka dari itu air terjun ini disebut dengan nama Air Terjun atau Cughup Ganya. Ganya berarti mengalir terus dan tak pernah berhenti.

Semoga semangat masyarakat Kota Lahat untuk membangun kotanya seperti air terjun ganya walaupun kecil tetapi terus mengalir tak pernah berhenti. Create : By Mario

1 komentar: