Sabtu, 08 September 2012

Air Terjunku Di Kebun Durian

Suatu hari jam di tanganku telah menunjukkan pukul 3 sore dan baru saja seorang kawan baruku bernama Iwan menelponku, menanyakan apakah aku jadi pergi untuk melihat air terjun. Segera aku bergegas untuk segera tiba di rumah Iwan dan selanjutnya menuju air terjun.

Dua puluh menit kemudian aku telah tiba di rumah Iwan dan kuparkir mobilku di depan rumahnya yang tepat berada di pinggir jalan lintas Lahat – Pagaralam. Dengan berbekal kamera dengan segala perlengkapannya segera kulangkahkan kakiku menuju air terjun.

Setelah berjalan sekitar 10 menit kami sempat berhenti sejenak karena aku melihat suatu pemandangan yang indah dan menarik. Dari sini terlihat dengan jelas Bukit Serelo  yang terletak di Merapi Selatan dengan indahnya. Pemandangan alam sangat menakjubkan, pepohonan kopi nan hijau, langit nan biru dengan sedikit awan yang menambah keindahan, kicau burung terdengar dengan merdunya, udara yang bersih dan  segar meneduhkan hati dan pikiran
 
Jalan kebun yang sempit ini hanya dilalui masyarakat desa ketika mereka hendak pergi ke kebun kopi dan karet. Jalan ini akan sedikit ramai bila musim durian dan cempedak tiba, masyarakat pergi ke kebun durian atau mereka sebut hepang durian. Ketika musim durian tiba hepang durian akan dibersihkan dan mereka menunggu durian yang jatuh dari pondok kecil yang mereka buat sekedar terhindar dari hujan. Ketika malam tiba mereka nyalakan api dari kayu dan ranting yang ada di sekitar. Di pagi hari mereka bawa durian yang telah terkumpul  dengan kinjar dan mereka jual di pinggir jalan desa yang tepat berada di jalan lintas Lahat – Pagaralam.

Tak terasa kami telah menempuh perjalanan 20 menit  dan air terjun yang kami tuju telah berada di depan mata. Apa nama air terjun ini ? demikian perntanyaanku setelah melihat air terjun dengan air nan jernih ini. Iwan langsung menyambar pertanyaanku dengan pernyataan “Mario saja yang kasih nama  air terjun ini” Lalu aku bertanya lagi ini sungai apa? Dan di jawab oleh Fendi “ ini sungai Ketapang” Jadi air terjun ini apa namanya? Aku coba bertanya lagi. Dan Fendi menjelaskan “ ini air terjun Ketapang” Jadi air terjun yang terletak di sungai Ketapang desa Lubuk Sepang kecamatan Pulau Pinang kabupaten Lahat ini bernama Air Terjun Ketapang. Aku baru pertama kali ini menjejakkan kaki di air terjun ini walau letaknya tidak jauh dari Kota Lahat atau berjarak sekitar 16 km saja. Memang keberadaan air terjun ini tidak diketahui banyak orang dan aku baru mengetahuinya ketika secara kebetulan aku bersama Iwan dalam suatu perjalanan di travel. Dari pertemuan ini dan kami lanjutkan dengan perjalanan bersama ke air tejun Ketapang.

Air Terjun Ketapang menambah daftar jumlah air terjun yang ada di kabupaten Lahat. Dengan jarak yang relatif dekat dengan desa Lubuk Sepang atau berjarak 20 menit perjalanan kaki karena belum dapat di tempuh dengan kendaraan apapun  dan juga sangat dekat dengan Kota Lahat atau berjarak 16 km maka tidak menutup kemungkinan air terjun ini kelak akan menjadi daya tarik wisata masyarakat Lahat apalagi kalau dibenahi secara serius menjadi sebuah obyek wisata.

Di desa Lubuk Sepang selain air terjun yang baru saja di publikasikan ada juga beberapa daya tarik wisata lainnya yang bila dikemas  dengan baik akan menjadi obyek wisata, yaitu rumah adat atau rumah baghi, Makan Puyang Remejang Sakti dan makam-makan lainnya, Balai Buntar serta Bunga Bangkai.

Rumah adat atau rumah baghi di desa Lubuk Sepang terdapat tiga buah, dimana di rumah adat ini terdapat ukiran-ukiran yang sangat indah yang tidak kita jumpai lagi dalam pembuatan rumah dijaman sekarang. Rumah-rumah adat ini diyakini telah berusia sekitar 100 tahun yang terbuat dari kayu-kayu pilihan. Ukiran-ukiran yang indah menunjukkan suatu seni budaya yang tinggi yang telah masyarakat miliki kala itu. Makan Puyang Remejang Sakti merupakan makam leluhur msyarakat desa Lubuk Sepang. Balai Buntar merupakan 9 batu yang tersusun melingkar sejumlah Sembilan buah, konon tempat ini adalah tempat dimana para tetua masyarakat bertemu dan bermusyawarah dalam menentukan suatu kebijaksanaan atau keputusan.

Sedang keberadaan bunga bangkai disini tidak sama sekali menjadi perhatian masyarakat. Bunga bangkai atau bunga kibut atau masyarakat Lubuk Sepang menye but bunga krubut. Dan jenis bunga bangkai yang ada disini dengan ketinggian sekitar 50 cm dengan warna pink dengan corak bintik putih yang sangat indah bila mekar.

Bunga bangkai jenis ini bernama Amorphophallus Muelleri, sedang jumlah bunga bangkai cukup banyak akan tetapi tidak mekar di banyak tempat dan sangat jarang mekar maka dari itu bunga ini termasuk bunga langka. Kalau saja tempat tumbuh kembangnya bunga ini di tata dengan baik dapat juga menjadi daya tarik wisata yang akan menyedot wisatawan minimal yang berasal dari kabupaten Lahat.

Semoga denga telah terbukanya Air Terjun Ketapang akan mendongkrak wisatawan untuk datang melihat air terjun dan potensi wisata lainnya yang berada di desa Lubuk Sepang dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi satu paket wisata dengan obyek wisata lainnya yang ada di kecamatan Pulau Pinang seperti Jagungan, Batu Aji dan 7 air terjun di desa Karang Dalam, Komplek Megalith Batu Putri,  Air Terjun Panjang dan Air Terjun Salak di desa Tanjung Sirih serta Komplek Megalith Tinggi Hari I di desa Pulau Pinang. By Mario Andramartik

0 komentar:

Posting Komentar