LAHAT, SUMSEL, KOMPAS.com--Pemerintah Kabupaten
Lahat, Sumatera Selatan, bekerja sama dengan sebuah lembaga yang peduli dengan budaya dan wisata yang berada di Kabupaten Lahat bernama "Panoramic of Lahat"
(Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Lahat) telah melakukan pendataan terhadap ribuan megalit yang tersebar
di 12 kecamatan dalam wilayah kabupaten itu.
"Untuk mendukung
kabupaten itu menjadi salah satu daerah memiliki megalit terbanyak, kami
sudah melakukan penggalian dan mendata daerah-daerah terdapat kawasan
artefak tersebut, seperti Kecamatan Pajarbulan, Jarai, Muara Payang,
Tanjung Sakti, Gumay dan beberapa daerah lainnya," kata Bupati Saifudin
Aswari Rivai di Lahat, Kamis.
Menurut dia, hingga kini telah
terdata sebanyak 1.027 artefak yang tersebar di 40 situs wilayah
Kabupaten Lahat berbatasan dengan Kota Pagaralam.
Diperkirakan
jumlah tersebut akan terus bertambah, sebab perburuan yang dilakukan
peninggalan zaman batu besar (megalitikum) ini terus dilakukan.
"Wilayah
Lahat yang terdiri atas 23 kecamatan menurut kalangan budayawan
disinyalir sebagai daerah situs arkeologi dan purbakala terluas di
tanah air, seperti halnya situs Sangirandi Jawa Tengah," ungkap dia.
Lahat
memang dari dulu gudangnya benda-benda arkeologi dan purbakala bernilai
budaya tinggi dan luhur, daerah dataran tinggi ini memang menyimpan
banyak benda-benda arkeologi dan purbakala di tiap jengkal tanahnya.
Asumsinya, kata dia, bisa saja seluruh kawasan Pasmah adalah situs yang sangat luas di Sumsel.
Pernyataan
ini sekaligus merespon informasi tentang banyaknya temuan benda-benda
arkeologi dan purbakala di Lahat, sehingga mendapat dukungan dari Museum
Rekor Indonesia (Muri) untuk memberikan penghargaan.
"Kita
mendapat banyak temuan benda arkeologi di Jarai dan Pajarbulan beberapa
bulan lalu, dan penemuan itu tidak bisa dianalisa dengan cepat dan tepat
karena Lahat tidak memiliki perangkat yang pas untuk menelitinya
seperti BP3 Jambi serta Balai Arkeologi," ujar Aswari.
Menurut
dia, memang sudah selayaknya saat ini ada lembaga atau instansi yang
menguasai pengurusan benda-benda arkeologi dan cagar budaya seperti
kantor perwakilan BP3, Museum atau pos arekologi termasuk cagar budaya
yang berada di Lahat.
"Esensinya jauh lebih penting dari
keberadaan kelembagaan yang paling dibutuhkan adalah adanya SDM
peneliti, pengelola secara profesional benda-benda arkeologi dan cagar
budaya yang merupakan sisa-sisa peninggalan masa lalu," ungkapnya.
Ketua
Panoramic of Lahat Mario Andramatik ditemui di sela-sela pendataan di
Desa Pulau Panggung, Kecamatan Pujar Bulan, Lahat mengatakan, sebenarnya
pendataan megalit sudah dilakukan sejak tahun 2008 dengan jumlah temuan
mencapai 700 megalit, kemudian hingga 2012 ini sudah mencapai ribuan.
"Jumlah
artefak yang ditemukan dalam wilayah 12 kecamatan di Kabupaten Lahat
akan terus bertambah, sebab diperkirakan peninggalan telah berusia
ribuan tahun itu masih terdapat ribuan tertanam dalam tanah dan belum
terdata," ujarnya.
"Kita sangat berterima kasih atas kepedulian PT
Bukit Asam (PT BA) membantu pendanaan dalam upaya pendataan ribuan
megalit di Lahat," ujarnya.
Menurut dia, hanya satu desa saja di
atas lahan sekitar 5 hektare terdapat 76 artefak, mulai dari arca,
lumpang, lesung, batu datar, dolmen, menhir, dan tetralit, belum lagi
daerah lainnya.
Sementara itu Kantor Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala (BP3 Jambi) wilayah kerja Jambi, Sumsel, Bengkulu dan Babel,
Akhmad Rivai mengatakan, saat ini sejumlah lokasi penemuan megalit,
situs kubur batu dan sejumlah benda bersejarah lainnya sudah dilakukan
penelitian dan pendataan termasuk penggalian untuk mengetahui yang
lainya.
Hasil penggalian ada juga ditemukan bilik batu yang
terdapat lempengan batu dan pahatan arca kepala berbentuk manusia di
Desa Talang Pagaragung dan Desa Pajar Bulan Lahat.
Berbagai benda
yang ditemukan dari hasil penggalian sudah didata dan diamankan dengan
melakukan pemagaran, sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut dari BP3
Jambi.
Sumber :
ANT
Editor :
Jodhi Yudono
0 komentar:
Posting Komentar