Rabu, 03 Oktober 2012

The beauty of my village

Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 12.30 siang, teh manis yang disuguhkan oleh Eva Hartoni Kepala Desa Karang Dalam sudah hampir habis, tapi Budi dan Haris belum juga datang. Padahal sudah sekitar 30 menit lalu mereka pergi untuk mencari nasi bungkus untuk bekal kami di air terjun nanti. Lima belas menit kemudian mereka datang dan segera aku siapkan segala keperluanku dalam perjalanan ke air terjun.

Dengan memakai sandal gunung kesayanganku kulangkahkan kakiku dengan mantap sedang Kades Hartoni tak pakai alas kaki, anggut (Kadus II Desa Kr.Dalam) hanya memakai sandal dan Camat Pulau Pinang, M.Ishak memakai sepatu boot begitu juga Budi dan Haris.

Tepat jam 12.50 kami bergerak dari rumah Kades. Kami menyusuri jalan kebun dari sebelah selatan desa. Setelah menyeberangi sungai kecil dan 5 menit kemudian sampailah kami di lapangan rumput pinggir desa. Dari sini kami harus menyeberangi sungai kecil lagi lalu jalanan mulai menanjak. Jalan menanjak ini telah di semen thn 1986 tapi kondisinya sudah banyak yang rusak dan di musin hujan jalan semen ini cukup licin. Seratus meter kemudian jalanan tanah yang becek harus kami lalui. Perjalanan ke komplek air terjun Karang Dalam sangat mengasyikkan. Perkebunan kopi dengan buahnya yang telah memerah siap untuk dipanen menyegarkan pikiran yang penat oleh hiruk pikuk kehidupan kota.

Setelah menempuh perjalanan 40 menit dan kamipun sampai di air terjun Pandak. Namun untuk turun ke air terjun ini kami harus menuruni tebing terjal. Air terjun Pandak atau pendek mempunyai ketinggian sekitar 5 m. Setelah melewati air terjun Pandak sampailah di air terjun Lebah Rawang atau dikenal dengan air terjun Bidadari. Jarak antara kedua air terjun ini sekitar 50 m saja. Lokasi ini pernah dipakai syuting film Si Pahit Lidah yang dibintangi oleh Advent Bangun dan Ria Irawan.

Sejenak setelah berada di air terjun, kemudian kami makan nasi bungkus yang telah dibawa Budi dan Haris. Kami makan sangat lahapnya ditepi sungai Asam yang berair jernih dengan pemandangan air terjun Bidadari nan elok ini. Air terjun Bidadari merupakan air terjun tertinggi dari tujuh air terjun yang ada di desa Karang Dalam, Pulau Pinang. Dengan ketinggian sekitar 30 m dan lubuk dibawahnya yang sangat nyaman untuk berenang. Tak salah kalau film Si Pahit Lidah mengambil syuting di air terjun nan indah ini. Kameraku tak henti-hentinya merekam keindahan air terjun nan cantik ini. Setelah puas menikmati keindahan air terjun Bidadari, kamipun berbalik arah ke air terjun Pandak dan menaiki tebing terjal yang tadi kami lalui, karena tak ada jalan lain. Dari sini kami menyusuri sungai Asam kearah ilir untuk melihat air terjun Ujan Panas. Setelah 10 menit menyusuri Sungai Asam dan kami tepat berada di atas air tejun Ujan Panas. Untuk melihat keindahan air terjun ini kami harus menuruni tebing terjal dengan kemiringan 90 derajat. Aku dibimbing Kades untuk menuruni tebing terjal ini. Mungkin dia kira aku tidak pernah melakukan perjalanan seperti ini. Perjalanan seperti telah aku lakukan sejak masih sekolah di SMP dulu. Kamipun harus bergelantungan diakar-akar pohon untuk bisa sampai ke bagian bawah air terjun. Aku tidak sarankan lewat jalur ini kalau yang bernyali kecil. Sangat beresiko dan berbahaya. Air terjun Ujan Panas mempunyai ketinggian 20 m dan merupakan air terjun kedua dari arah ilir atau dari arah bawah. Di air terjun ini sering terlihat pelangi yang menambah keindahan selain pepohonan hijau disekitarnya.

Segera kubuka tas kameraku dan kuletakkan diatas tripod. Dan entah berapa kali kameraku menjepret keindahan alam karunia Allah yang diberikan pada masyarakat Karang Dalam ini. Selanjutnya kami harus menaklukkan air terjun Sumbing. Air terjun Sumbing merupakan air terjun pertama dengan tinggi 10 m. Disebut air terjun Sumbing karena bagian atas air terjun ini terbelah dan menurut cerita masyarakat setempat, belahan tersebut tempat jalan ular naga menuju sarangnya yang terletak tak jauh di ilir air terjun yang disebut dengan Gelung Naga. Karena bagian atasnya sumbing atau belah maka menambah keindahan air terjun ini .

Tujuh air terjun yang ada di desa Karang Dalam Kecamatan Pulau Pinang atau 14 km dari kota Lahat yaitu pertama Air Terjun Sumbing (10 m) kedua Air Terjun Ujan Panas (20 m), ketiga Air terjun Pandak (5 m), keempat air Terjun Lebah Rawang atau Bidadari (30 m), kelima Air Terjun Telantang dengan tinggi 15 m dan lebar 15 m (merupakan air terjun terlebar dari ketujuhnya), keenam Air Terjun Sebahak (10 m) dan yang terakhir atau ketujuh Air Terjun Pegadungan dengan tinggi 5 m. Ketujuh air terjun ini mengalir di sungai Asam yang bermuara ke sungai Lematang. Selain itu ada satu air terjun lagi di desa ini yaitu Air Terjun Limau dengan ketinggian sekitar 5 m. Jadi secara keseluruhan ada 8 air terjun di desa Karang Dalam.

 Selain keindahan kedelapan air terjunnya Karang Dalampun mempunyai Batu Megalith berupa menhir atau batu tegak yang telah berusia 3000 tahun. Peninggalan prasejarah yang telah di lindungi undang-undang dan merupakan satu dari sekian banyak peninggalan prasejarah yang tersebar luas di Kabupaten Lahat. Menurut cerita batu ini merupakan cikal bakal desa Karang Dalam yang dibawa dari tanah suci Arab, maka dari itu batu menhir ini disebut juga Batu Haji atau Batu Aji. Dan juga batu menhir ini diyakini ukurannya bertambah dari waktu ke waktu. Sungguh sangat bersyukur dan bangga sebagai masyarakat Karang Dalam yang mempunyai keindahan alam dan budaya megalith yang tiada duanya. Desa Karang Dalam yang berbatasan dengan desa Kuba disebelah utara, desa Lubuk Sepang di sebelah selatan, kecamatan Gumay Talang di barat dan sungai Lematang atau desa Pagar Batu di sebelah timur juga mempunyai tempat beristirahat dalam perjalanan Lahat-Pagar Alam berupa Jagungan, disini kita bisa melepas lelah dengan duduk santai dan menikmati jagung manis khas Karang Dalam. Letak yang sangat dekat dengan kota Lahat sebagian ibukota Kabupaten dan terletak tepat di tepi jalan propinsi Lahat – Pagar Alam sangat mungkin menjadi andalan tujuan wisata alam. Create : By Mario

0 komentar:

Posting Komentar