By
Mario Andramartik
Traveler
ke 200 kota wisata dunia
Suara
siaman terdengar bersaut-sautan dikejauhan, burung bernyanyi menyambut pagi nan
cerah. Aku sangat menikmati suasana pagi di perkebunan kopi dengan buah kopi yang
masih berwarna hijau. Aku berjalan menyusuri rindangnya kebun kopi. Kadang kala
aku harus merunduk atau sedikit berbelok untuk menghindari pepohonan kopi yang
tumbuh subur di ketinggian 360 mdpl di dataran tinggi Gumay. Sejak pukul 7 pagi
aku keluar rumah bersama dua orang sahabatku untuk menelusuri keindahan alam
nan tiada tara dibagian barat Kota Lahat.
Beberapa
saat setelah melewati perkebunan kopi kemudian jalanan mulai menurun dan
kamipun harus menyusuri dan membuka semak belukar. Dari pengamatanku jalan yang
kami telusuri sangat jarang di lalui orang, terlihatAsmarudin yang menjadi
pemandu kami terpaksa harus mengeluarkan parang dari sarungnya guna membabat
semak belukar yang menghalangi perjalanan kami. Jalanan terus menurun dan suara
siaman menemani indahnya perjalanan pagi ini. Sesekali juga aku terdengar
burung-burung bernyanyi dengan merdunya. Habitat di sekitar sini masih terjaga
dengan baik, lereng terjal yang kami lalui ditumbuhi berbagai tumbuhan antara
lain bunga bengkai.
Perjalanan
seperti ini sudah aku lakukan beberapa tahun terakhir ini untuk menguak
keindahan alam yang dianugerahkan sang Pencipta Alam. Aku sangat senang dan
bahagia dapat menikmati keindahan alam yang masih sangat alami dan terdapat di
daerah kelahiranku. Sebelumnya aku sempat melihat ratusan tempat-tempat indah
yang berada di luar daerahku. Aku merasa ada yang kurang. Kalau selama belasan
tahun aku melihat ratusan keindahan alam negeri orang mengapa aku tak tahu
keindahan tanah kelahiranku sendiri.
Hari
ini untuk ke sekian puluh kalinya, aku harus menembus hutan nan asri dan hijau
yang sangat jarang di jamah manusia. Jalanan yang menurun tidak banyak menguras
tenagaku, sebelum berangkat aku hanya minum secangkir kopi mix kesukaanku yang
selalu disajikan istri tercintaku. Seperti biasa aku berbekal sebotol air
mineral yang aku minum setelah selesai penjelajahan.
Tiga
puluh menit kemudian kami sampai di ayek Liem dengan airnya nan jernih dan
bersih. Kamipun menyusuri tepi ayek dengan melintasi rimbunya semak belukar dan
memaksa kami untuk turun ke air. Aku sempat terjatuh ketika mengijak rerumputan
yang ternyataadalah lubang. Akupun dipaksa untuk meloncat dari satu batu ke
batu lainya juga menyeberangi ayek Liem yang berarus cukup deras. Walau dibantu
Bidianda sewaktu aku menyeberang, aku sempat terpeleset. Dan kulihat dengkul
bagian kanan kakiku terluka, akan tetapi tak aku rasakan. Rintangan seperti ini
tak membuatku jerah dan putus asa.
Bidianda
terpaksa melepaskan sepatu dan bajunya, meninggalkannya ditepi sungai untuk
melanjutkan menyusuri sungai. Dengan sepuntung rokok ditangan dan sesekali
menghisapnya Bidianda tetap semangat. Yudha yang telah beberapa kali bersamaku
melakukan jelajah alam tak pernah putus asa. Dia sangat antusias bila aku ajak
jelajah alam walau harus menembus medan yang sangat berat. Perjalanan kali ini
lebih mudah di banding penjelajahan di dua tempat sebelumnya.
Subhallah,
begitulah kata-kata pertama yang terucap dari mulutku ketika aku melihat pesona
ayek Liem. Air nan putih, jernih dan bersih bah kapas dengan lebar sekitar 5 m
jatuh dengan derasnya dan bersuara gemuruh dari ketinggian sekitar 35 m dan
membuat butir-butir air sampai kejauhan 40 m.
Asmarudin dan
Bidianda telah berada tepat ditengah pulau, Yudha sedang duduk di atas sebuah
batu besar berukuran sebesar mobil jeep sambil mencatat data-data yang dianggap
perlu. Sedang aku masih sibuk dengan kamera D80ku merekam setiap sudutayek
Liem. Tak cukup dengan satu dua jepretan, aku terus berburu mengambil
sudut-sudut terindah.
Setelah
sekian kali jepretan, aku kembalikan kameraku ke dalam tas kamera dan aku
berjalan menuju ke Asmarudin, Bidianda dan Yudha yang telah lebih dulu berada
di tengah pulau. Sesampai di sana aku disuguhkan durian yang baru saja dibuka,
tapi sayang duriannya masih mentah. Durian ini telah ada di pulau ini terbawa
aliran sungai. Kami berempat menikmati durian mentah dan sebungkus roti.
Tepat
dihadapan kami tersuguh pesona nan indah “Air Terjun Panjang”.Air terjun berair
jernih, bersih dan berarus deras jatuh membentuk sebuah telaga dan mengalir ke
arah kanan dan kiri sehingga membentuk sebuah pulau di tengahnya. Menurut
Asmarudin dahulunya pulau tempat kami berada berupa aliran ayek Liem akan tetapi
karena perubahan alam dan terbentuklah pulau dengan luas sekitar 10 m persegi.
Pulau berbatu kerikil tepat berada ditengah ayek Liem dan menghadap ke air
terjun.
Setelah
beberapa saat menikmati durian mentah
kemudian aku ambil lagi kameraku dan aku arahkan ke air terjun. Aku
minta kawan-kawanku untuk berpose ria dengan background air terjun. Beberapa
kali aku harus membersihkan lensa kameraku dari titik-titik air yang jatuh dari
air terjun.
Setelah
merasa puas, kamipun bergegas dan kembali menyusuri tepi sungai. Kami beberapa kali
berhenti untuk berpose ria di tepi ayek Liem. Tak terasa telah 2 jam lebih
berada di air terjun dan ayek Liem. Lalu kami kembali ke arah jalan balik ke
arah pondok. Kami sempat berkali-kali stop untuk sejenak melepas lelah. Sejak
keluar dari sungai Liem kami harus menanjaki jalan nan terjal. Aku sempat
melihat seekor burung seukuran burung belibis berwarna biru, tapi sayang aku
tak berhasil memotretnya. Suaranya masih sangat jelas terdengar sehingga rasa
lelahku terobati.
Air
terjun Panjang di ayek Liem tepat berada di desa Pulau Pinang kecamatan Pulau
Pinang kabupaten Lahat atau berjarak sekitar 20 km dari Lahat. Untuk mencapai
air terjun ini tidaklah susah. Dari Lahat ke arah barat atau arah Pagaralam dan
ketika sampai di desa Pulau Pinang belok kanan ke arah komplek megalith Tinggi
Hari.
Dari
simpang ini jalanan mulai menanjak dan berliku. Disebelah kanan jalan bukit dan
di sebelah kiri berupa jurang dengan pemandangan sungai Lematang dan persawahan
yang menambah indahnya perjalanan. Jalan beraspal yang baru saja diperbaiki
menjelang Festival Sriwijaya memudahkan akses menuju ke lokasi ini. Sepuluh
menit kemudian terlihat jalan setapak di sebelah kanan dan aku melaju dengan
sepeda motorku mengikuti arah yang ditunjukkan. Kami menyusuri jalan setapak
yang telah dikeraskan dengan semen oleh masyarakat dari dana PMPN.Jalan setapak
ini sangat membantu masyarakat menuju ke kebun-kebun mereka, sehingga mereka
dapat mencapai kebun mereka lebih cepat dengan sepeda motor
Untuk
menuju air terjun Panjang harus di tempuh dengan berjalan kaki. Maka sepeda
motorku, aku titipkan di pondok Asmarudin yang dijaga oleh anaknya sambil
menunggu durian jatuh. Dari pondok Asmarudin menuju air terjun dengan berjalan
kaki dibutuhkan waktu 40 menit. Sebenarnya bisa di tempuh lebih cepat akan
tetapi perjalanan kali ini merupakan perjalanan perintis dimana setiap saat
Asmarudin harus menebas semak belukar guna membuka jalan.
Perjalanan
kembali ke pondok sempat terhenti beberapa kali karena kami kelelahan dan
ketika sampai di pondok segala letih dan lelah terbalaskan dengan sebotol air
mineral dan beberapa buah durian yang baru saja jatuh. Durian pertama dibuka,
terlihat daging durian berwarna kuning menggoda untuk segera melahapnya. Tak
salah, durian pertama sangat enak dan lezat lalu durian kedua,ketiga dan
keempat telah kami lahap. Ingin rasanya membuka durian yang kelima tapi hari
sudah siang dan kami bergegas menyiapkan diri untuk kembali ke Lahat membawa
sejuta kenangan yang tak terlupakan akan pesona ayek Liem dengan air terjun nan
indah menggoda mata dan liuk ayek Liem beserta jeram-jeram yang menantang
adrenalin.
Air terjun Panjang yang
berlokasi tak jauh dari komplek megalith Tinggihari sangat ideal untuk
dikembangkan menjadi tujuan obyek wisata yang menjadi satu paket tujuan wisata alam
dan wisata budaya megalith. Alam nan asri, hijau, alami dan tanpa polusi sangat
menjanjikan untuk didatangi wisatawan bilamana di tata dengan baik dan
profesional
Saya sangat setuju sekali.
BalasHapusCuma satu kata buat artikel ini yaitu menarik.
BalasHapusSering sering lagi gan update artikelnya, biar makin banyak kahan backlinknya.
BalasHapusUpdate lagi dong gan artikelnya.
BalasHapusBagus juga ternyata.
BalasHapus