Sabtu, 23 April 2016

"Pesonamu Tak Terjamah" Jelajah Negeri Mengenal Alam

 “Awas hati-hati !!!, kita sekarang diatas atas air terjun” seru Dahlan memberi peringatan kepada kami, ketika kami tepat berada diatas air terjun yang berair jernih. “Wooouuuu tinggi sekali” ujar Yudha sambil melihat ke arah bawah. Dengan sangat hati-hati, kami beberapa saat berada disini sebelum kami menyeberang sungai di atas air terjun untuk menuju bagian bawah air terjun. Dari ketinggian 270 mdpl kami menembus semak belukar di atas air terjun mencari jalan terbaik menuju ke bagian bawah air terjun. “Kita terus ke arah ilir atau turun di tebing ini” kata Dahlan sang pemandu kami, akhirnya kami sepakati untuk menuruni tebing terjal dengan kemiringan sekitar 60 derajat. Dibagian depan Dahlan bersamaku dan dibelakangku ada Debi dan Fachri sedang Yudha di belakang kami memandu Wahyu yang kesulitan menuruni tebing terjal ini. Beberapa kali harus berhenti menunggu Yudha dan Wahyu agar tak tertinggal jauh. Untuk turun menapaki tebing ini maka Dahlan dengan parangnya menebas semak belukar yang menghalangi perjalanan kami, Dahlan juga membuat pijakan untuk kaki dengan cara mengali tanah mengggunakan parang. Kami harus extra hati-hati agar tidak tergelincir ke dasar sungai. “ Ayo Wahyu kakimu taruh dipijakan yang sudah dibuat, badan dekatkan ke tanah dan tanganmu berpegang pada pohon itu, ayo kamu bisa” celetukku memberi arahan dan semangat kepada Wahyu sambil aku memperagakan cara menapaki tebing. Akhirnya dengan perjuangan yang cukup keras dan menegangkan tanpa pantang mundur dan kamipun berhasil sampai di sungai yang berjarak 20 m dari air terjun. Langsung kami bergegas untuk mendekati air terjun dengan menyusuri sungai ke arah air terjun. Dalam waktu 5 menit kamipun tepat berada ditepi lubuk di bawah air terjun. Woouuuu.........betapa senang dan gembiranya kami. Segala rasa lelah, tegang, dan takut terobati dengan melihat keindahan air terjun. Segera aku siapkan kamera dan segala perlengkapan untuk mendokumentasikan pesona air terjun ini. Yudha berusaha berjalan menyusuri tepi lubuk untuk menuju bagian bawah air terjun yang diikuti oleh Debi, Fachri dan Wahyu. Dahlan hanya duduk diatas batu menatap air terjun sambil menikmati sebatang rokok. Sedang aku dengan kameraku mencari titik terbaik untuk mengabadikan sudut-sudut terindah di air terjun ini. Seperti biasa ketika sampai di air terjun kawan-kawanku tak sabar untuk mandi atau mendekat ke air terjun. Sedang aku sibuk dengan kameraku. Setelah merasa puas bermain air dan berphoto ria, kamipun bergegas meninggalkan air terjun dengan sejuta kenangan yang tak terlupakan. Air terjun dengan tinggi sekitar 40 m dan lebar 5 m yang terletak pada ketinggian 258 mdpl bernama “Air Terjun Kunduran atau Ayek (air) Kunduran”. Air Terjun Kunduran terletak di sungai Salak yang bermuara ke sungai Lematang. Pada bagian ilir sungai Salak juga terdapat air terjun dengan ketinggian sekitar 20 m dan lebar 10 m. Air terjun ini disebut Air Terjun Salak atau yang terkenal dengan nama Air Terjun Perigi. Jadi pada aliran sungai Salak terdapat 2 air terjun dengan ketinggian dan keindahan yang berbeda. Air terjun Kunduran terletak di Desa Tanjung Mulak Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat. Air terjun ini belum pernah terpublikasikan oleh berbagai media bahkan menurut penuturan Dahlan walaupun dia penduduk sini akan tetapi baru pertama kali ini mengunjungi Ayek Kunduran. “Aku baru pertama kali ini ke Ayek Kunduran” demikian penuturan Dahlan. Dan memang menurut Dahlan ayek Kunduran ini sangat jarang di kunjungi orang. Jangankan orang luar desa, penduduk desa sini saja jarang yang mengunjungi ayek Kunduran. Dari jalan yang kami lalui tadi dengan menuruni tebing terjal dapat disimpulkan bahwa ayek Kunduran memang jarang dijamah manusia juga terlihat ketika kami menyusuri sungai ke arah jalan balik ke desa. Disepanjang sungai batu-batu berlumut hijau nan licin menandakan jarang dilalui dan semak belukar yang masih liar terlihat jelas tak terjamah. Disekitar air terjun juga belum ada tanaman yang sengaja di tanam penduduk. Jadi ayek Kunduran masih sangat alami dan belum terjamah. Perjalanan kembali ke desa terasa lebih ringan di banding perjalanan menuju air terjun, kami hanya berhenti sebentar ketika kami melihat sebuah air pancuran, disini kami membasuh muka, tangan dan kaki. Terasa sangat segar di tengah hari nan terik. Air nan jernih dan segar di sekitar kebun kopi dan karet menyejukkan hati dan pikiran. Dalam perjalanan pulang kamipun dapat melihat keindahan sungai Lematang dari perbukitan yang berjarak sekitar 500 m. Sebelum memasuki Desa Tanjung Mulak kami harus menyeberangi jembatan gantung melintasi sungai Mulak yang bermuara ke sungai Lematang. Saat kami berada di atas sungai Mulak yang berair keruh berwarna kecoklatan yang berasal dari tanah yang terbawa air menuju sungai Mulak. Hal ini terjadi karena masih ada masyarakat yang membuka hutan tanpa memperdulikan dampak negatifnya terhadap lingkungan seperti erosi atau terjadinya longsoran tanah dan mengalir ke sungai yang berakibat air sungai menjadi keruh dan tercemar serta sungai menjadi dangkal. Semestinya kita semua baik masyarakat dan pemerintah bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan termasuk hutan dan sungai. Selain air terjun Kunduran di Desa Tanjung Mulak juga terdapat air terjun Tanjung Mulak yang terletak tepat di tengah desa atau dari persimpangan tugu Desa Tanjung Mulak hanya berjarak 50 m. Dari sini berjalan ke arah utara dengan menyusuri sungai maka akan kita jumpai “Air Terjun Tanjung Mulak”. Air terjun ini sangat indah yang terdiri dari 5 tingkatan dengan ketinggian masing-masing tingkatan 4 m dan pada air terjun yang ke 5 mempunyai ketinggian sekitar 10 m. Air terjun ini berair bersih dan jernih tak mengherankan bila pada aliran sungainya terdapat puluhan selang yang berfungsi mengalirkan air ke rumah-rumah penduduk Desa Tanjung Mulak. Kemungkinan penduduk sini memanfaatkan air dari sungai ini untuk kebutuhan air rumah tangga mereka. Seperti air terjun Kunduran ternyata air terjun Tanjung Mulak juga belum banyak di kunjungi masyarakat Lahat bahkan dari beberapa penduduk desa yang kami jumpai mereka belum pernah ke air terjun yang terdapat di daerah mereka. Saat ini Panoramic of Lahat (Pelopor Pariwisata Kabupaten Lahat) telah menjelajah 40 air terjun yang berada di Kabupaten Lahat. Dari data yang kami miliki masih ada 36 air terjun yang belum kami kunjungi. Semoga dari waktu ke waktu semua air terjun tersebut dapat kami jelajahi dan dokumentasikan yang kelak dapat dikembangkan menjadi obyek wisata Kabupaten Lahat.(Mario Andramartik).

0 komentar:

Posting Komentar