Selasa, 28 Juni 2016

KERETA API DI SUMATERA SELATAN DAN LAMPUNG

Jalur kereta api di Sumatera Selatan dan Lampung mulai dibangun tahun 1911. Lintas pertama yang dibangun adalah dari Pelabuhan Panjang, Tarahan menuju Tanjung Karang, Lampung sepanjang 12 km. Lintas ini mulai dioperasikan 3 Agustus 1914. Pada waktu yang bersamaan dibangun pula jalur dari Kertapati ke arah barat menuju Prabumulih, Sumatera Selatan tapi jalur ini di buka 1 Desember 1916. Pembangunan jalur kereta api ini terus ke Barat hingga Lahat, Tebing Tinggi dan berujung di Lubuk Linggau yang dibuka 1933. Jalur simpangpun dibuka ke arah Tanjung Enim dari Muara Enim. Pada tanggal 22 Februari 1927 jalur dari arah Kertapati akhirnya bertemu dengan jalur dari Tanjung Karang di Prabumulih. Pada waktu itu rel yang berhasil dibangun Zuid Soematera Spoorwegen (ZSS) panjangnya mencapai 529 km. Semuanya menggunakan lebar sepur 1.067 mm. Kini panjangnya mencapai 720 km. Usai PD I, resesi ekonomi melanda perusahaan ini sehingga pembangunan rel terhenti. Namum tahun 1925 ada rencana untuk melanjutkan pembangunan rel dari Sumatera Selatan menuju Sumatera Barat dan Tapanuli. Dalam rencana ini Stasiun Lubuk Linggau, Sumatera Selatan akan terhubung dengan Rantauprapat, Sumatera Utara. Namun hingga kini program tersebut belum terwujud. Di tahun 2000an ini ada program besar pembangunan jalur kereta api di Sumatera yakni Trans Sumatera Railway. Dalam mega proyek ini jalur kereta api akan saling bertemu sepanjang Pulau Sumatera. Dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan akan menyambung ke Teluk Bayur-Muaro, Sumatera Barat hingga Rantau Prapat, Sumatera Utara dan Banda Aceh. Akan ada jalur kereta api bawah laut dari Dumai menuju Malaysia dan dari Panjang, Lampung menuju Merak,Banten.
Pembukaan Jalur Kereta Api
~ Panjang – Tanjung Karang 1914
~ Tanjung Karang – Labuhan Ratu 1915
~ Negara Ratu – Martapura 1915
~ Kertapati – Prabumulih 1916
~ Prabumulih – Gunung Megang 1917
~ Labuhan Ratu – Tigeneneng 1917
~ Tigeneneng – Haji Pemanggilan 1919
~ Haji Pemanggilan – Blambangan 1921
~ Blambangan – Kotabumi 1923
~ Gunung Megang – Muara Enim 1923
~ Prabumulih – Baturaja – Martapura 1924
~ Kotabumi – Cempaka 1925
~ Lahat – Tebing Tinggi – Lubuk Linggau 1933
(Mario Andramartik).

0 komentar:

Posting Komentar