Jumat, 27 Januari 2017

"KEINDAHAN PANORAMA IMPIT BUKIT" Jelajah Negeri Mengenal Budaya



SETELAH menempuh perjalanan sejauh 72 km dari Kota Lahat, kami tiba di Desa Pelajaran Kecamatan Jarai. Kami disambut dengan sangat hangat oleh Idil Adha, Kepala Desa Pelajaran beserta perangkat desa termasuk Minal, Ketua Karang Taruna Desa Pelajaran dan anggotanya. Kami dipersilahkan untuk menikmati makanan kecil dan teh manis. Idil Adha sangat antusias bercerita tentang kekayaan alam desanya dan rencana pembangunan desanya yang baru saja dia pimpin. 
Tak terasa 30 menit waktu berlalu dan kami menyiapkan segala perlengkapan untuk melanjutkan perjalanan ke Bukit Barisan yang berada di sebelah Utara desa Pelajaran. Kami dari team Panoramic of Lahat yang terdiri dari Mario, Yudha, Bayu, Dian dan Fahri telah siap dengan peralatan kamera dan video beserta perlengkapan perjalanan lainnya sedang Ketua Karang Taruna beserta anggotanya menyiapkan makanan, minuman dan perlengkapan lainnya. 
Kami menyeberangi sebuah jembatan beton di sungai Lintang di tepi desa, kemudian melalui jalan beton dengan lembar sekitar 3 meter dengan pemandangan padi yang telah menguning di kanan dan kiri jalan. Jalan beton ini tidak terlalu panjang hanya sekitar 100 meter. Lalu kami menyusuri jalan tanah dengan pemandangan pohon kopi di sisi kanan dan kiri jalan. 
Setelah berjalan sejauh 500 meter di sisi kiri jalan terdapat tebat (danau) yang bernama Tebat Mandian. Tebat ini mempunyai luas sekitar 2 hektar. Rencananya tebat ini akan dikembangkan menjadi destinasi wisata dengan dilengkapi berbagai permainan air selain sebagai lahan serapan air, perikanan dan pengairan untuk sawah dan kebun. 
Jalanan terus menanjak ke arah Bukit Barisan. Sepanjang perjalanan kami melintas kebun kopi yang telah berbuah kopi berwarna hijau. Kadang kala kami harus merunduk dan menghindari pohon kopi agar tidak menjatuhkan buah kopi yang akan di panen sekitar bulan Juni nanti. Ketika melintasi kebun kopi terasa adem karena di kebun kopi juga di tanam pohon albasia sebagai pelindung pohon kopi agar pohon kopi tidak langsung tersengat teriknya sinar matahari. Ada juga pohon pete, cempedak dan durian. Tapi sayang ketika kami melintas kami belum dapat menikmati buah durian dan cempedak karena masih kecil dan belum matang. Kamipun harus menyeberangi sungai sebanyak dua kali tetapi sungai ini tidak dalam hanya sebatas betis saja dengan airnya yang bersih dan bening belum tercemar. Jalan tanah dan becek karena malam harinya daerah ini di dera hujan deras. Dengan kondisi jalan seperti itu membuat perjalanan kami sedikit lambat. 
Menurut keterangan untuk menuju air terjun di Bukit Barisan di desa Pelajaran hanya memerlukan perjalanan jalan kaki selama 1,5 jam. Sempat beberapa kali kami berhenti sejenak untuk melepas lelah dan minum seteguk air. Perjalanan menanjak dengan jalan tanah yang becek berlumpur, tenggorokan haus dan melelahkan sendi-sendi setelah melakukan perjalanan sejauh 3 km terbayar sudah dengan panorama alam nan hijau dengan air sungai yang bersih dan bening serta air terjun yang menakjubkan. Gemuruh air sungai telah terdengar sebelum kami sampai di air terjun.
Masyallah, itulah kata pertama yang terucap setelah melihat air terjun dengan air yang bersih putih. Air terjun ini disebut Air Terjun Tangge (Tangga) karena bentuknya yang panjang bertingkat seperti tangga. Kami segera menyiapkan kamera dan video untuk merekam setiap sudut air terjun ini. Kami cukup lama berada disini karena kami ingin mengambil banyak photo dari berbagai sudut. Lalu kami melanjutkan perjalanan menanjak kemudian menurun untuk menuju hamparan. Disebut Hamparan karena adanya bebatuan lebar menghampar di muara sungai. Disini sangat nyaman untuk sejenak melepas lelah, maka disini kami berhenti untuk makan siang sambil menikmati indahnya panorama alam. Dengan nasi bungkus, sayur terong, sawi dan sambel serta secangkir kopi kami nikmati makan siang di Hamparan muara sungai.
Tiga puluh menit kemudian kami bergegas untuk melanjutkan perjalanan menuju air terjun selanjutnya. Aku sempat bertanya berapa jauh air terjun kedua dari Hamparan muara ini. Baru berjalan sejauh 10 meter aku takjub melihat aliran sungai dengan airnya nan jernih berwarna putih. Aku minta untuk segera mengambil gambar video. Sungguh suatu pemandangan alam yang sangat menakjubkan. Lalu kami menyusuri tepi sungai dan 50 meter kemudian terlihatlah air terjun.
Sekarang kami berada di air terjun kedua di aliran sungai Lintang. Air terjun ini bernama Air Terjun Gimo. Disebut Air Terjun Gimo karena terletak tak jauh dari Talang Gimo. Gimo adalah nama seorang penduduk yang tinggal di Talang (dusun kecil dekat hutan). Air Terjun Gimo dengan tinggi sekitar 15 meter dan bertingkat. Pada bagian atas air terjun terdapat tingkatan pertama dan air terjun terbagi menjadi dua sebelah kanan dan kiri. Pada bagian kanan air terjun lebih deras dibanding sebelahnya. Dari tingkat pertama air jatuh setinggi 10 meter dan membentuk danau kecil lalu jatuh pada tingkatan ketiga dengan tinggi sekitar 3 meter dan terus mengalir turun membentuk banyak tingkatan dan berkelok sampai dengan hamparan di muara sungai.
Jikalau dari hamparan muara sungai sampai dengan air terjun Gimo dibersihkan semua ranting-ranting di sisi kanan dan kiri sungai maka akan terlihat jelas betapa indah dan menajubkan pemandangannya. Lalu di sebelah sisi kanan dan sisi kiri badan sungai di buat jalan setapak menuju air terjun tentu akan menjadi pemandangan yang sangat menakjubkan dengan suara gemericik air, burung dan hewan lainnya. Air mengalir berkelok dan bertingkat dengan warna air yang putih bersih bak kapas tanpa adanya pencemaran. Panorama alam nan menyejukkan hati dan pikiran.
Pemandangan alam seperti ini mengingatkan aku pada kunjunganku ke Dunn River Falls di Jamaika beberapa tahun lalu. Dunn River Falls terletak di Jamaika sebuah negara di Caribean Amerika telah menjadi sebuah destinasi wisata internasional dan dikunjungi oleh turis dari berbagai negara di benua Amerika dan Eropa karena keindahan aliran sungai dan alamnya yang telah dikelola secara profesional. Tidak mustahil dan tak menutup kemungkinan Air Terjun Gimo, Hamparan dan Air Terjun Tangge di Desa Pelajaran akan menjadi destinasi wisata yang tak kalah dengan Dunn River Falls atau destinasi wisata lainnya. Apalagi di area ini masih sangat alami, masih terdapat fauna seperti berbagai burung, kera, kijang, rusa, babi dan beruang madu serta tumbuh jenis bunga tertinggi di dunia yaitu bunga Amorphophallus Titanum dan Amorphophallus Paneoniifolius atau masyarakat setempat menyebut bunga bangkai atau kibut.
Selain itu Desa Pelajaran juga memiliki rumah adat atau disebut Rumah Baghi dengan ukiran pada dinding dan tiang rumah nan menakjubkan. Rumah Baghi ini telah berusia ratusan tahun dan masih berdiri dengan kokoh karena rumah berbahan baku kayu ini memakai kayu dengan kwalitas utama.
Dengan segala potensi yang ada, dari beberapa air terjun nan indah, tebat atau danau, perkebunan kopi, lada, coklat, durian, cempedak, bunga tertinggi di dunia, rumah adat dan masyarakat yang ramah maka suatu saat desa Pelajaran akan menjadi salah satu destinasi wisata Kabupaten Lahat.
Dari Desa Pelajaran juga dapat menikmati indahnya Gunung Dempo dan Bukit Barisan. Daerah ini disebut juga daerah Impit Bukit karena letaknya diantara Gunung Dempo di sebelah Selatan dan Bukit Barisan di sebelah Utara. Desa Pelajaran yang berjarak hanya 7 km dari Kota Pagaralam akan menjadi daerah pendukung bagi perkembangan pariwisata Kota Pagaralam yang telah dicanangkan menjadi tujuan wisata propinsi Sumatera Selatan dan juga menjadi Kawsan Strategi Pariwisata Nasional sedang kabupaten Lahat telah ditetapkan sebagai  Kawsan Strategi Pariwisata Propinsi bersama 4 kabupaten/kota lainnya di Sumatera Selatan.
Hal ini akan terwujud bilamana Kepala Desa, Perangkat Desa, Karang Taruna dan masyarakat Desa Pelajaran bersama-sama bergotong royong membangun desa mereka dengan di bantu Pemerintah Kabupaten Lahat, DPRD dan semua komponen masyarakat Lahat.
Semoga harapan untuk mewujudkan Desa Pelajaran menjadi destinasi wisata akan terwujud guna meningkatkan taraf hidup masyarakat yang adil dan makmur.(Mario Andramartik).

0 komentar:

Posting Komentar