Sabtu, 25 November 2017

"PESONA DI KAKI BUKIT BARISAN" Jelajah Negeri Mengenal Alam



Bicara keindahan alam kabupaten Lahat tak akan pernah habisnya. Kabupaten yang terletak di Bukit Barisan pulau Sumatera menyimpang sejuta pesona keindahan alam yang tiada duanya di Sumatera Selatan dan Indonesia. Di kabupaten Lahat terdapat Bukit Serelo atau Bukit Telunjuk atau Bukit Jempol. Yach disebut Bukit Telunjuk karena ketika melihatnya dari arah Timur maka akan terlihat seperti telunjuk raksasa dan sebaliknya bila di lihat dari arah Barat bak jempol raksasa. Bukit dengan bentuknya nan unik dan merupakan satu-satunya bukit di dunia yang mempunyai bentuk seperti ini. Maka bukit Serelo dijadikan ikon kabupaten Lahat dan menjadi kebanggaan masyarakat kabupaten Lahat.

Selain keindahan Bukit Serelo yang merupakan puncak tertinggi di Bukit Barisan yang berada di kabupaten Lahat juga tersimpan ratusan air terjun di kaki Bukit Barisan. Saat ini dari data Panoramic of Lahat sudah terdata lebih dari 130 air terjun di kabupaten Lahat. Dan salah satunya adalah air terjun yang kami kunjungi pada pertengahan November yang terletak di desa Talang Sawah dan Talang Sejemput kecamatan Lahat Selatan.

Untuk menuju ke air terjun yang bernama air terjun Penganingan dari kota Lahat menuju  ke arah Selatan. Dari Kawasan Benteng di tepi sungai Lematang lalu menyeberrangi jembatan sungai Lematang ke arah desa Tanjung Payang dan terus menuju desa Talang Sawah yang berjarak sekitar 15 km. Dalam perjalanan ke desa Talang Sawah jangan lewatkan untuk singgah sebentar untuk menikmati keindahan Bukit Jempol dari desa Kerung. Dari sini sangat jelas keindahan Bukit Jempol dan bukit-bukit disekitarnya dengan hamparan hijau bak permadani. Setiba di desa Talang Sawah, di pertigaan ke desa Talang Sejemput jalan lurus ikuti jalan ke arah desa Perangai kecamatan Merapi Selatan. Perjalanan 500 meter dari desa akan bertemu jembatan sungai Cawang  lalu belok kanan menyusuri jalan setapak yang telah di cor beton akan tetapi sudah sebagian rusak termakan usia.
Lalu menyusuri jalan setapak sejauh 1,5 km. Sangat mengasyikkan menyusuri jalan setapak dengan kontur berliku dan naik turun dengan pemandangan kebun karet di kanan kiri jalan. Kemudian kami harus melewati jalan setapak yang belum di cor alias jalan tanah. Karena pada malam hari hujan maka jalan tanah ini sedikit licin dan kami harus hati-hati untuk menghindari jatuh dari motor yang kami kendarai. Jalan tanah ini tidak begitu panjang hanya sekitar 200 meter saja lalu kami berhenti dan memakir sepeda motor kami di kebun kopi.

Perjalanan selanjutnya kami berjalan menyusuri kebun-kebun kopi. Beberapa kali aku memberi peringatan kepada kawan-kawanku yang ikut perjalanan ini untuk hati-hati agar tidak mematahkan ranting kopi dan buah kopi yang baru saja mulai berbuah. Kami juga melintasi kebun durian yang baru mulai berbunga. Sayang sekali perjalanan kali ini buah durian belum musim karena durian di daerah ini terkenal dengan durian berkwalitas sangat bagus yaitu durian tembaga. Durian jenis ini dengan daging buahnya yang tebal, berwarna kuning tembaga, berbiji kecil dan rasanya manis legit sehingga siapa saja yang pernah makan durian tembaga ini akan ketagihan.

Setelah menyusuri kebun kopi dan durian lalu kami menyusuri pohon bambu. Beberapa kali kami harus merunduk di bawah bambu yang roboh atau melangkahinya. Kondisi jalan seperti ini karena jalan ini jarang dijamah orang akan tetapi 3 bulan yang lalu sempat ramai pengunjung yang datang. Perjalanan dari parkir sepeda motor hingga air terjun tidaklah terlalu jauh hanya berjalan sekitar 10 menit.

Air terjun dengan airnya nan jernih dikelilingi pepohonan  nan hijau sangat indah dan sejuk di pandang mata. Pohon bambu disekitar air terjun menambah rindang dan asri air terjun Penganingan. Air terjun ini masih sangat alami dan belum sama sekali ada sentuhan bangunan modern maka sangat cocok untuk dijadikan obyek wisata alam atau ecotourism. Perpaduan kebun karet, kebun kopi, kebun durian, pohon bambu dan air terjun sangat ideal menjadi obyek wisata edukasi alam untuk anak-anak dan remaja agar mereka lebih mencintai alam.

Selain air terjun Penganingan di desa Talang Sawah kecamatan Lahat Selatan juga ada 2 air terjun lagi akan tetapi letaknya lebih jauh lagi di lereng Bukit Barisan sehingga kami belum dapat mengunjunginya.

Akhirnya kami kembali ke desa Talang Sawah dan terus melanjutkan perjalanan ke desa Talang Sejemput yang berjarak sekitar 3 km. Setiba di desa kami singgah di rumah Herson yang merupakan putra asli Talang Sejemput. Kami mendapat jamuan istimewa bukan saja makan siang dan minum kopi akan tetapi juga keramahan keluarga Herson dan masyarakat desa.

Kemudian kami yang terdiri Jamsori, Marhadi, Fajar, Rahmad, Herson dan aku sendiri melanjutkan perjalanan ke 2 air terjun yang berada di desa Talang Sejemput. Dari rumah Herson kami mengendarai sepeda motor menuju air  terjun Gegas. Hanya butuh waktu 5 menit atau 1 km perjalanan dan kami berhenti dan memarkirkan kendaraan kami lalu berjalan kaki menyusuri kebun kopi dan karet selama 5 menit dan tibalah di air terjun Gegas.

Air terjun Gegas dengan airnya yang jernih dan dikelilingi pepohonan hijau menambah asri dan indah air terjun ini selain itu air terjun Gegas juga mempunyai ketinggian yang cukup fantastik dengan total tinggi sekitar 75an meter yang terbagi menjadi 2 tingkat akan tetapi pada tingkat bagian bawah tidak terlihat jelas karena tertutup semak belukar. Kami sangat menikmati keindahan air terjun Gegas dengan mencuci muka dengan airnya yang bersih bak air yang telah melalui proses dengan WTP (Water Treatment Plant) dan berphoto ria.

Selanjutnya kami menuju ke air terjun Gunung Nyawe. Dari air terjun Gegas kami putar balik kembali ke tempat semula kami memarkir kendaraan. Karena perjalanan menuju air terjun Gunung Nyawe masih berupa jalan tanah dan susah untuk dilalui kendaraan bukan motor trail maka kami putuskan untuk meninggalkan kendaraan kami di tempat kami parkir.

Kami berjalan kaki menuju air terjun Gunung Nyawe dan setelah kami berjalan sekitar 300 meter ada seorang ibu setengah baya yang mencegat kami dan minta uang masuk sebesar Rp.5.000,- per orang lalu sekitar 400 meter kemudian ada sebuah pondok kayu dengan beberapa pemuda dan meminta uang masuk lagi sebesar Rp.5.000,- per orang dan terakhir menjelang 100 meter dari air terjun ada lagi ibu separuh baya dan seorang kaki yang minta uang masuk sebesar Rp.5.000,- per orang. Jadi dalam jarak sekitar 800 meter ada 3 kali pungutan dengan total sebesar Rp.15.000,- per orang. Menurut saya dengan kondisi jalan tanah, becek dan tanpa ada upaya perbaikan apapun sangat kurang pas bila ada pungutan sebesar itu dan apalagi tidak jelas ke mana dan untuk apa uang tersebut.

Keindahan air terjun Gunung Nyawe sangat menakjubkan dan siapapun yang melihatnya pasti terkesima. Air terjun dengan ketinggian mencapai 80 meter dengan airnya yang jatuh lurus ke bawah membentuk danau sehingga dapat digunakan untuk berenang. Tebing batu berwarna coklat kekuningan, hamparan rumput hijau dan rindangnya pepohonan disekitarnya menambah pesona keindahan air terjun Gunung Nyawe sangat memikat hati setiap orang. Bahkan keindahan air terjun ini pernah dijadikan lokasi syuting program TV nasional dan film nasional.

Keindahan kedua air terjun yang berada di desa Talang Sejemput sangat potensial dijadikan obyek wisata kabupaten Lahat. Apalagi dari sisi jarak air terjun dengan desa sangat dekat dan jarak dengan ibukota kabupaten juga relatif tidak jauh hanya sekitar 20 km. Jalan dari ibukota kabupaten juga sudah ada tinggal memperbaiki jalan dari desa menuju kedua air terjun dan fasilitas pendukung lainnya seperti toilet dan gazebo.

Kalau saja hal ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Lahat untuk membangun pariwisata seiring dengan telah ditetapkannya Kabupaten Lahat sebagai Kawasan Strategi Pariwisata Propinsi (KSPP) bersama 4 kabupaten/kota lainnya di Sumatera Selatan dari 17 kabupaten/kota yang ada di propinsi Sumatera Selatan.

Jika hal ini terwujud dengan baik maka kedua air terjun akan menjadi obyek wisata yang bagus dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa khususnya yang terdekat dengan air terjun. Masyarakat dapat menjual makanan, minuman dan oleh-oleh bahkan dapat menyewakan rumah mereka menjadi homestay bagi pengunjung yang berasal dari luar Lahat.

Semoga hal ini akan terwujud dan julukan Lahat sebagi Bumi Seratus Air Terjun akan terus menggema di seantero Indonesia.(Mario Andramartik)

0 komentar:

Posting Komentar