Bicara keindahan
alam kabupaten Lahat tak akan pernah habisnya. Kabupaten yang terletak di Bukit
Barisan pulau Sumatera menyimpang sejuta pesona keindahan alam yang tiada
duanya di Sumatera Selatan dan Indonesia. Di kabupaten Lahat terdapat Bukit
Serelo atau Bukit Telunjuk atau Bukit Jempol. Yach disebut Bukit Telunjuk
karena ketika melihatnya dari arah Timur maka akan terlihat seperti telunjuk
raksasa dan sebaliknya bila di lihat dari arah Barat bak jempol raksasa. Bukit
dengan bentuknya nan unik dan merupakan satu-satunya bukit di dunia yang
mempunyai bentuk seperti ini. Maka bukit Serelo dijadikan ikon kabupaten Lahat
dan menjadi kebanggaan masyarakat kabupaten Lahat.
Selain keindahan
Bukit Serelo yang merupakan puncak tertinggi di Bukit Barisan yang berada di
kabupaten Lahat juga tersimpan ratusan air terjun di kaki Bukit Barisan. Saat
ini dari data Panoramic of Lahat sudah terdata lebih dari 130 air terjun di
kabupaten Lahat. Dan salah satunya adalah air terjun yang kami kunjungi pada
pertengahan November yang terletak di desa Talang Sawah dan Talang Sejemput kecamatan
Lahat Selatan.
Untuk menuju ke air
terjun yang bernama air terjun Penganingan dari kota Lahat menuju ke arah Selatan. Dari Kawasan Benteng di tepi
sungai Lematang lalu menyeberrangi jembatan sungai Lematang ke arah desa
Tanjung Payang dan terus menuju desa Talang Sawah yang berjarak sekitar 15 km. Dalam
perjalanan ke desa Talang Sawah jangan lewatkan untuk singgah sebentar untuk
menikmati keindahan Bukit Jempol dari desa Kerung. Dari sini sangat jelas
keindahan Bukit Jempol dan bukit-bukit disekitarnya dengan hamparan hijau bak
permadani. Setiba di desa Talang Sawah, di pertigaan ke desa Talang Sejemput jalan
lurus ikuti jalan ke arah desa Perangai kecamatan Merapi Selatan. Perjalanan
500 meter dari desa akan bertemu jembatan sungai Cawang lalu belok kanan menyusuri jalan setapak yang
telah di cor beton akan tetapi sudah sebagian rusak termakan usia.
Lalu menyusuri
jalan setapak sejauh 1,5 km. Sangat mengasyikkan menyusuri jalan setapak dengan
kontur berliku dan naik turun dengan pemandangan kebun karet di kanan kiri
jalan. Kemudian kami harus melewati jalan setapak yang belum di cor alias jalan
tanah. Karena pada malam hari hujan maka jalan tanah ini sedikit licin dan kami
harus hati-hati untuk menghindari jatuh dari motor yang kami kendarai. Jalan
tanah ini tidak begitu panjang hanya sekitar 200 meter saja lalu kami berhenti
dan memakir sepeda motor kami di kebun kopi.
Perjalanan
selanjutnya kami berjalan menyusuri kebun-kebun kopi. Beberapa kali aku memberi
peringatan kepada kawan-kawanku yang ikut perjalanan ini untuk hati-hati agar
tidak mematahkan ranting kopi dan buah kopi yang baru saja mulai berbuah. Kami
juga melintasi kebun durian yang baru mulai berbunga. Sayang sekali perjalanan
kali ini buah durian belum musim karena durian di daerah ini terkenal dengan
durian berkwalitas sangat bagus yaitu durian tembaga. Durian jenis ini dengan
daging buahnya yang tebal, berwarna kuning tembaga, berbiji kecil dan rasanya
manis legit sehingga siapa saja yang pernah makan durian tembaga ini akan ketagihan.
Setelah menyusuri
kebun kopi dan durian lalu kami menyusuri pohon bambu. Beberapa kali kami harus
merunduk di bawah bambu yang roboh atau melangkahinya. Kondisi jalan seperti
ini karena jalan ini jarang dijamah orang akan tetapi 3 bulan yang lalu sempat
ramai pengunjung yang datang. Perjalanan dari parkir sepeda motor hingga air
terjun tidaklah terlalu jauh hanya berjalan sekitar 10 menit.
Air terjun dengan
airnya nan jernih dikelilingi pepohonan
nan hijau sangat indah dan sejuk di pandang mata. Pohon bambu disekitar
air terjun menambah rindang dan asri air terjun Penganingan. Air terjun ini
masih sangat alami dan belum sama sekali ada sentuhan bangunan modern maka
sangat cocok untuk dijadikan obyek wisata alam atau ecotourism. Perpaduan kebun
karet, kebun kopi, kebun durian, pohon bambu dan air terjun sangat ideal
menjadi obyek wisata edukasi alam untuk anak-anak dan remaja agar mereka lebih
mencintai alam.
Selain air terjun
Penganingan di desa Talang Sawah kecamatan Lahat Selatan juga ada 2 air terjun
lagi akan tetapi letaknya lebih jauh lagi di lereng Bukit Barisan sehingga kami
belum dapat mengunjunginya.
Akhirnya kami
kembali ke desa Talang Sawah dan terus melanjutkan perjalanan ke desa Talang
Sejemput yang berjarak sekitar 3 km. Setiba di desa kami singgah di rumah
Herson yang merupakan putra asli Talang Sejemput. Kami mendapat jamuan istimewa
bukan saja makan siang dan minum kopi akan tetapi juga keramahan keluarga
Herson dan masyarakat desa.
Kemudian kami yang
terdiri Jamsori, Marhadi, Fajar, Rahmad, Herson dan aku sendiri melanjutkan
perjalanan ke 2 air terjun yang berada di desa Talang Sejemput. Dari rumah
Herson kami mengendarai sepeda motor menuju air
terjun Gegas. Hanya butuh waktu 5 menit atau 1 km perjalanan dan kami
berhenti dan memarkirkan kendaraan kami lalu berjalan kaki menyusuri kebun kopi
dan karet selama 5 menit dan tibalah di air terjun Gegas.
Air terjun Gegas
dengan airnya yang jernih dan dikelilingi pepohonan hijau menambah asri dan
indah air terjun ini selain itu air terjun Gegas juga mempunyai ketinggian yang
cukup fantastik dengan total tinggi sekitar 75an meter yang terbagi menjadi 2
tingkat akan tetapi pada tingkat bagian bawah tidak terlihat jelas karena
tertutup semak belukar. Kami sangat menikmati keindahan air terjun Gegas dengan
mencuci muka dengan airnya yang bersih bak air yang telah melalui proses dengan
WTP (Water Treatment Plant) dan berphoto ria.
Selanjutnya kami
menuju ke air terjun Gunung Nyawe. Dari air terjun Gegas kami putar balik
kembali ke tempat semula kami memarkir kendaraan. Karena perjalanan menuju air
terjun Gunung Nyawe masih berupa jalan tanah dan susah untuk dilalui kendaraan
bukan motor trail maka kami putuskan untuk meninggalkan kendaraan kami di
tempat kami parkir.
Kami berjalan kaki menuju
air terjun Gunung Nyawe dan setelah kami berjalan sekitar 300 meter ada seorang
ibu setengah baya yang mencegat kami dan minta uang masuk sebesar Rp.5.000,-
per orang lalu sekitar 400 meter kemudian ada sebuah pondok kayu dengan beberapa
pemuda dan meminta uang masuk lagi sebesar Rp.5.000,- per orang dan terakhir
menjelang 100 meter dari air terjun ada lagi ibu separuh baya dan seorang kaki
yang minta uang masuk sebesar Rp.5.000,- per orang. Jadi dalam jarak sekitar
800 meter ada 3 kali pungutan dengan total sebesar Rp.15.000,- per orang.
Menurut saya dengan kondisi jalan tanah, becek dan tanpa ada upaya perbaikan
apapun sangat kurang pas bila ada pungutan sebesar itu dan apalagi tidak jelas ke
mana dan untuk apa uang tersebut.
Keindahan air
terjun Gunung Nyawe sangat menakjubkan dan siapapun yang melihatnya pasti
terkesima. Air terjun dengan ketinggian mencapai 80 meter dengan airnya yang
jatuh lurus ke bawah membentuk danau sehingga dapat digunakan untuk berenang.
Tebing batu berwarna coklat kekuningan, hamparan rumput hijau dan rindangnya
pepohonan disekitarnya menambah pesona keindahan air terjun Gunung Nyawe sangat
memikat hati setiap orang. Bahkan keindahan air terjun ini pernah dijadikan
lokasi syuting program TV nasional dan film nasional.
Keindahan kedua air
terjun yang berada di desa Talang Sejemput sangat potensial dijadikan obyek
wisata kabupaten Lahat. Apalagi dari sisi jarak air terjun dengan desa sangat
dekat dan jarak dengan ibukota kabupaten juga relatif tidak jauh hanya sekitar
20 km. Jalan dari ibukota kabupaten juga sudah ada tinggal memperbaiki jalan
dari desa menuju kedua air terjun dan fasilitas pendukung lainnya seperti
toilet dan gazebo.
Kalau saja hal ini
menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Lahat untuk membangun pariwisata
seiring dengan telah ditetapkannya Kabupaten Lahat sebagai Kawasan Strategi
Pariwisata Propinsi (KSPP) bersama 4 kabupaten/kota lainnya di Sumatera Selatan
dari 17 kabupaten/kota yang ada di propinsi Sumatera Selatan.
Jika hal ini
terwujud dengan baik maka kedua air terjun akan menjadi obyek wisata yang bagus
dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa khususnya yang terdekat
dengan air terjun. Masyarakat dapat menjual makanan, minuman dan oleh-oleh
bahkan dapat menyewakan rumah mereka menjadi homestay bagi pengunjung yang
berasal dari luar Lahat.
0 komentar:
Posting Komentar