Senin, 08 Januari 2018

"AYEK UGHUL NAN UNGGUL" Jelajah Negeri Mengenal Alam


Jika minggu lalu Panoramic of Lahat melakukan penjelajahan mencari potensi pariwisata yang ada di desa Kebun Jati kecamatan Kota Agung kabupaten Lahat maka minggu ini melakukan penjelajahan ke desa Penandingan kecamatan Mulak Sebingkai yang merupakan kecamatan pemekaran Mulak Ulu beberapa bulan lalu.
Di desa ini sebelumnya sudah diresmikan dan dibuka untuk umum sebuah danau sebagai destinasi pariwisata. Disini sudah dibangun beberapa pondok untuk santai, warung makanan dan minuman, bebek mainan dan perahu untuk keliling danau. Untuk masuk ke destinasi danau Mbahambang pengunjung tidak di pungut biaya tetapi dikenakan biaya parkir kendaraan, sepeda motor Rp.2.000,- dan mobil Rp.5.000,- sedang untuk keliling danau dengan menggunakan bebek mainan atau perahu dikenakan biaya Rp.5.000,- per orang.
Keberadaan danau Mbahambang telah menyedot perhatian masyarakat sekitar kecamatan Mulak Sebingkai tidak salah ketika di hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional danau ini padat dibanjiri pengunjung  bahkan pengunjung dari luar kabupaten Lahat. Dengan banyaknya pengunjung maka membawa keuntungan bagi masyarakat desa Penandingan.
Panoramic of Lahat mendapat info bahwa di desa Penandingan juga terdapat air terjun yang tidak jauh dari desa dan danau Mbahambang maka tim Panoramic of Lahat segera melakukan survey dan penjelajahan ke air terjun. Tim berangkat dari Kota Lahat menuju ke arah Pagaralam dan setelah tanjakan Terkul tepat di pertigaan simpang Pagar Gunung (Pagun) belok ke kiri. Jarak dari Kota Lahat ke simpang Pagun sekitar 22 km lalu melanjutkan perjalanan menyusuri jalan aspal yang mulus tetapi agak sempit dan berliku. Harus extra hati-hati ketika melintasi jembatan yang sempit dan hanya cukup untuk satu kendaraan roda empat saja. Dari simpang Pagun menuju desa Penandingan berjarak 17 km jadi jarak dari Kota Lahat ke desa Penandingan sekitar 39 km atau 1 jam perjalanan.
Setiba di desa Penandingan tim berjalan kaki menuju ke air terjun dengan menyusuri jalan setapak dengan lebar 1 meter sejauh 5 menit perjalanan lalu belok ke kanan masuk ke perkebunan kopi. Pohon-pohon kopi saat ini sudah  berbuah berwarna hijau dan 3 bulan kemudian akan di panen. Tidak ada jalan di dalam kebun kopi ini kami harus menerobos selah di antara pohon kopi dan harus sedikit extra hati-hati agar tidak merontokkan buah kopi. Kebun kopi ini terletak di tebing dengan kemiringan sekitar 30 derajat.
Kami menerobos kebun kopi menuju sungai Ughul sekitar 5 menit perjalanan lalu berjalan menyusuri sungai Ughul sejauh 50 meter. Sungai Ughul dengan airnya yang jernih dan dangkal membuat kami tidak kesulitan mencapai air terjun. Mulyadi warga desa Penandingan yang sudah tinggal dan bekerja di Kota Lahat yang menjadi pemandu kami berada di barisan paling depan, di barisan kedua ada Toti anakku yang sekarang duduk di kelas 1 SMP dan paling belakang Bayu Ketua Divisi Survey Panoramic of Lahat.
Setiba di air terjun segera aku buka tas kameraku dan menyiapkan segala sesuatunya untuk mereka keindahan air terjun Ughul. Di sebut air terjun Ughul karena berada di sungai Ughul yang berasal dari Bukit Barisan. Selain air terjun Ughul yang berada di desa Penandingan juga ada air terjun Ughul Besar di desa Muara Dua dan air terjun Ughul Kecil di desa Penantian. Jadi di sungai Ughul ada 3 air terjun dengan ketinggian dan keindahan yang berbeda. Air terjun Ughul yang berada di desa Penandingan mempunyai kontur yang menarik. Pada bagian paling atas air jatuh dari ketinggian sekitar 3 meter dan membentuk danau kecil dengan kedalaman sekitar 2 meter lalu jatuh kebawah membentuk air terjun dan terus turun lagi hingga membentuk tingkatan sebanyak 4 tingkatan pendek-pendek dan pada bagian bawah membentuk danau yang dangkal dengan kedalaman hanya 1 meter. Beberapa tahun sebelumnya air terjun ini cukup besar debit airnya dan pada bagian paling bawah membentuk danau dengan kedalaman lebih dari 5 meter akan tetapi setelah dibagian atas air terjun dijadikan sawah dan perkebunan juga sungai dibagi menjadi dua jalur sungai untuk mengairi sawah dibawahnya maka debit ait menjadi kecil dan juga ada factor sendimentasi sehingga danau menjadi dangkal.
Dengan tingkatanya yang banyak dan airnya yang jernih maka air terjun Ughul terlihat indah dan menarik di pandang mata apalagi vegetasi di sekitar air terjun dan sungai masih terjaga. Masih banyak pohon-pohon besar seperti pohon serian sehingga berada di air terjun ini masih sejuk dan segar sambil bermain air yang jernih.
Agar air terjun ini menjadi lebih baik dan dapat dijadikan destinasi pariwisata yang akan terintegrasi dengan keberadaan danau Mbahambang maka yang pertama adalah membuka akses jalan setapak dari danau ke air terjun dan terus menyusuri tepi sungai. Membangun pondok-pondok sepanjang jalan setapak untuk berjualan makanan atau minuman dan pondok atau bangku untuk duduk ketika lelah. Pada bagian bawah air terjun yang saat ini dangkal dapat digali dan didalami hingga 1,5 meter agar dapat dijadikan lokasi berenang. Agar tetap alami maka pembuatan jalan setapak dan lainnya tidak menggunakan bahan semen atau sejenisnya. Jalan setapak di tepi sungai dapat dibuat dengan menyusun batu-batu yang di ambil dari sungai dan pondok-pondok dapat dibangun dari bahan kayu atau bambu. Dengan konsep ekowisata akan lebih terlihat hidup destinasi pariwisata yang terletak di bawah Bukit Barisan dan berjarak 1 jam perjalanan dari Kota Lahat.

Semoga destinasi pariwisata air terjun Ughul segera terwujud dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa Penandingan dan sekitarnya. Dan secara umum pariwisata kabupaten Lahat berkembang dengan baik karena banyaknya destinasi pariwisata yang bermunculan hampir di setiap kecamatan. Hal ini makin mengukuhkan kabupaten Lahat sebagai Bumi Seratus Air Terjun Seribu Megalitik Sejuta Pesona Alam Budaya. Ayo berwisata ke Lahat. (Jan 09,2018. Mario Andramartik)

0 komentar:

Posting Komentar