Senin, 03 Februari 2020

GOWES WISATA PEGUNUNGAN GUMAY



Pada akhir minggu atau weekend yang biasanya dipergunakan untuk berkumpul dan bersantai bersama keluarga di rumah atau di luar rumah tetapi weekend kali ini beberapa manager dan karyawan PLN UP3 Lahat yang dipimpin oleh Zamzami Rasyid Manager UP3 Lahat bersama Maryoto Staf Khusus Bupati Bidang Pariwisata dan Ekraf melakukan petualangan bersepeda atau gowes di Pegunungan Gumay Kabupaten Lahat.
Start dari Kota Lahat tepatnya di rumah dinas Manager UP3 PLN Lahat yang merupakan rumah dengan arsitektur Indies peninggalan masa kolonial Belanda yang masih terjaga dengan sangat baik dan terlihat sangat megah yang berada tepat di jantung Kota Lahat. Dan memang di masa itu kawasan ini merupakan pusat pemerintahan di masa Belanda. Gedung BRI Cabang Lahat yang berada di sebelah Timur rumah dinas Manager UP3 PLN Lahat dahulunya juga rumah dengan arsitektur Indies akan tetapi sudah berubah menjadi bangunan modern sedang di sebelah Barat saat ini merupakan rumah sakit DKT Lahat yang dahulu adalah Juliana Hospital dengan arsitektur Indies juga walau sudah terjadi perubahan tetapi masih terlihat sisa bangunan dengan arsitektur masa lalu berupa dinding dengan tektur batu kali.
Dari Kota Lahat menuju desa Tinggihari kecamatan Gumay Ulu menempuh perjalanan sejauh sekitar 25 km melalui jalan lintas Lahat – Pagaralam via Gumay Ulu dengan pemandangan perbukitan nan hijau dan menyusuri jalan berliku. Dari desa Tinggihari menuju desa Simpur menempuh perjalanan sekitar 3 km. Di desa Simpur kami dijamu oleh Kepala Desa Simpur dengan suguhan durian dan kopi. Durian dari desa Simpur dan kecamatan Gumay Ulu pada umumnya berkwalitas baik apalagi jenis durian tembaga dan durian bantal. Kedua jenis durian ini memiliki citarasa yang sama yaitu manis legit dengan daging buah tebal dan biji yang kecil, sedikit lemak dan  tektur halus apalagi matang di pohon yang membuat siapa saja ketagihan akan durian ini. Perbedaan durian tembaga dengan durian bantal terletak pada warnanya kalau durian tembaga daging buah berwarna kuning tembaga sedang durian bantal berwarna putih. Di kediaman Kepala Desa Simpur kami menikmati durian dan kopi robusta khas Gumay Ulu serta ramahnya penduduk desa terhadap kami sejak kami memasuki desa. Ketika kami melintas jalan desa hampir semua penduduk desa keluar dan menyapa kedatangan kami.
Setelah menikmati durian dan kopi kami melanjutkan perjalanan ke air terjun Haman yang berjarak sekitar 2 km dari desa. Jalanan menuju air terjun berupa jalan setapak yang telah di cor beton sepanjang sekitar 400 meter dan sisanya sekitar 300 meter masih berupa jalan tanah yang menurun dan sedikit licin karena sebelumnya hujan membasahi desa ini. Ketika menuruni jalan tanah yang licin satu dari kami terjatuh akan tetapi tidak mengalami luka dan tetap melanjutkan perjalanan.
Setiba di air terjun yang berada di sungai Liem kami tak membuang waktu lagi untuk berpose di depan air terjun yang berjarak sekitar 10 meter, kami tak bisa mendekat karena air sedang besar dan berarus deras. Dari sini kami berfoto ria dan membuat konten video untuk mengenalkan air terjun Haman nan indah. Selain keindahan air terjun yang membuat kagum adalah bentuk batuan di sisi kiri dan kanan sungai Liem bah bola batu raksasa yang berjajar sepanjang sungai.
Selanjutnya kami kayuh sepeda kami menuju Talang Sumber Jaya sejauh sekitar 2 km dari air terjun Hamam. Di talang ini bermukim sekitar 42 KK dan sebagian besar keturunan dari pulau Jawa. Mereka bertanam pohon kopi dan sebagian bertanam pohon karet. Kami bertatap muka dengan mereka didampingi Kepala Desa dan Ketua BPD Desa Simpur. Sekali lagi kami mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat Talang Sumber Jaya seperti waktu kami di desa Simpur tadi. Semua orang keluar dari rumah mereka dan menyapa kedatangan kami dengan hangat.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju situs megalitik Tinggihari 3 yang merupakan peninggalan masa prasejarah. Dari Talang Sumber Jaya menuju situs megalitik Tinggihari 3 hanya berjarak 100 meter saja. Setiba di situs megalitik Tinggihari 3 kami menikmati makan siang berupa nasi bungkus yang telah kami bawa dari Kota Lahat. Kami duduk di atas rumput hijau yang telah dipotong rata di bawah rindangnya pepohonan menikmati nasi bungkus dan pisang ambon.
Selesai menikmati makan siang kami mengunjungi satu per satu artefak yang berada di situs megalitik Tinggihari 3 yaitu menhir, beberapa tetralit dan 2 arca. Arca pertama menggambarkan sosok manusia memakai topi, kalung dan gelang tangan sedang mengendarai seekor kerbau. Arca ini di pagar dan diberi cungkup atau atap seng. Dan arca kedua berupa sosok manusia memakai topi dengan ornamen, wajah dengan garis senyum, memakai baju lengan pendek, ikat pinggang, gelang kaki dan sedang membopong seekor anak gajah. Arca ini juga di pagar dan di beri cungkup atau atap seng. Di setiap arca kami berfoto dan membuat video sebagai tanda kenangan dan bahan promosi sebagai bentuk kebanggaan dan kepedulian kami.
Kami terus melanjutkan jelajah wisata menuju situs megalitik Tinggihari 2 yang berjarak hanya 300 meter dari situs megalitik Tinggihari 3. Di situs ini ada menhir, tetralit, lumpang batu dan arca manusia. Arca manusia menggambarkan sosok wanita memakai tutup kepala, memakai kalung manik-manik, gelang tangan, gelang kaki, baju dan jubah seperti ponco ala Meksiko.
Dan situs terakhir yang akan kami kunjungi adalah situs megalitik Tinggihari 1 yang berada di desa Pulau Pinang kecamatan Pulau Pinang sedang dua situs sebelumnya yaitu situs megalitik Tinggihari 2 dan 3 berada di desa Simpur kecamatan Gumay Ulu. Di situs megalitik Tinggihari 1 yang mempunyai luas area sekitar 1.000 meter persegi terdapat 3 lumpang batu, 2 arca dan 1 arca menhir. Arca pertama menggambarkan sosok manusia memakai gelang tangan, kalung dan baju dalam posisi duduk sedang memegang dua sosok anak di tangan kanan dan tangan kiri. Bagian kepala arca sedikit rusak dan kepala arca anak telah hilang. Arca kedua menggambarkan sosok hewan babi rusa dan sosok manusia di bagian belakang babi rusa dengan bagian kepala manusia telah hilang. Untuk arca menhir yang berada pada bagian depan situs ini menggambarkan sosok manusia sedang berdiri dan sosok manusia lainnya di atas pundak sosok manusia yang sedang bediri dan pada bagian kiri sosok manusia yang berdiri  terdapat seekor buaya, terlihat jelas bagian kepala dan kedua mata buaya serta dua kaki dan ekor buaya.
Dari situs megalitik Tinggihari1 menuju desa Pulau Pinang dengan kontur jalan menurun dan dapat menikmati keindahan ngarai dan sungai Liem di sebelah kiri jalan. Menjelang masuk desa Pulau Pinang kita disajikan pemandangan sungai Lematang dan hamparan sawah, sungguh suatu pemandangan yang menakjubkan dan jangan lewatkan untuk berfoto di lokasi ini.
Lalu masuk ke jalan lintas Lahat – Pagaralam via Pulau Pinang kami terus mengayuh sepeda ke desa Tanjung Sirih yang merupakan sentra pedagang lemang, ikan huas dan ikat sepit yang menjajakan dagangannya di tepi jalan. Disini kami menikmati lemang khas Tanjung Sirih yaitu lemang gurih, lemang pisang dan ketika musim durian seperti sekarang ada juga lemang durian.
Kami sengaja melakukan jelajah wisata dengan bersepeda agar dapat melihat lebih dekat budaya dan tradisi masyarakat serta menikmati pesona keindahan alam pegunungan Gumay yang ternyata telah dihuni manusia purba ribuan tahun silam. Pengunungan Gumay yang subur telah dimanfaatkan manusia sejak lama dan menjadi catatan kita bersama agar kita selalu menjaga kelestarian alam dan budaya leluhur bangsa untuk dapat kita wariskan kepada anak cucu kita.
Perjalanan panjang bersepeda menyusuri alam pegunungan Gumay benar-benar menikmati panoramic of Lahat dan memberi kesan mendalam bagi kami terutama bagi beberapa manager dan karyawan PLN UP3 Lahat yang baru pertama kali bertugas di kabupaten Lahat dan pertama kali pula mengunjungi kawasan ini. (Penulis, Mario Andramartik).

3 komentar:

  1. Ayo wisata ke Lahat, istimewa..

    BalasHapus
  2. Lahat KECE. Masih banyak banget yang bisa dijelajahi. Tinggal peningkatan fasilitas, pasti ramai pengunjung.

    BalasHapus
  3. Gowes bareng Lahat Elektric Bike Comunity

    BalasHapus