18.12
Air terjun, cughup, lahat, pagaralamgunung dempo, pajar bulan, pulau panas, sadar wisata, sindang panjang, talang luang ganal, tanjung sakti, tebing sialang, teladas bahrunpanoramic of lahat
Kecamatan Tanjung
Sakti Pumi Kabupaten Lahat terletak tepat di kaki gunung Dempo yang merupakan
gunung tertinggi kedua di pulau Sumatera. Dengan letak geografis seperti ini
maka kontur alam kecamatan Tanjung Sakti Pumi berupa perbukitan, hutan, ngarai,
tebing, sungai, jalan yang berliku dan naik turun. Dengan kontur seperti ini
maka mayoritas masyarakat Tanjung Sakti banyak berkebun berupa kebun kopi, kayu
manis dan sayur mayur seperti wortel, kubis, daun bawang, tomat, terong, sawi
dan cabe. Hasil dari perkebunan ini banyak dibawa ke Kota Pagaralam atau
langsung ke Palembang.
Kecamatan Tanjung
Sakti Pumi merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Tanjung Sakti yang
sebelumnya satu kecamatan Tanjung Sakti kemudian dilakukan pemekaran menjadi
Tanjung Sakti Pumi dan Tanjung Sakti Pumu. Saat ini Kecamatan Tanjung Sakti
Pumi terbagi menjadi 18 desa dengan ibukota di Pajar Bulan.
Dengan kontur alam
Tanjung Sakti Pumi perbukitan sehingga daerah ini menyimpang banyak potensi
wisata alam seperti sungai, air terjun dan sumber air panas. Tepat di desa
Pajar Bulan terdapat sumber air panas yang berada di bawah jembatan. Sumber air
panas ini telah ada penataan oleh desa Pajar Bulan dengan pembuatan kolam
penampungan air panas. Di desa Sindang Panjang telah berkembang Agrowisata
Tanjung Sakti yang sempat viral dengan jumlah kunjungan wisatawan pada waktu
akhir pekan mencapai lebih dari 1.000 orang dan membuat jalan lintas Pagaralam
– Tanjung Sakti macet total. Di desa Pulau Panas juga sudah ada destinasi
wisata Teladas Bahrun yang telah menyedot wisatawan dari berbagai kota untuk
menikmati air terjun dan taman Teladas Bahrun.
Selain destinasi
wisata Teladas Bahrun desa Pulau Panas
masih menyimpang potensi atau daya tarik wisata lain berupa beberapa air
terjun. Kali ini kita melihat air terjun atau cughup Tebing Sialang. Lokasi
cughup ini tidak begitu jauh dari desa ke arah gunung Dempo. Cughup ini masih
sangat alami dan belum ada sentuhan apapun.

Untuk melihat
langsung cughup Tebing Sialang dari desa Pulau Panas dengan berjalan kaki
menyusuri jalan menuju perkebunan kopi masyarakat atau dengan bersepeda motor
yang telah dirancang untuk melintas jalan menanjak, sempit dan becek ketika
hujan. Jarak dari desa ke cughup sekitar 2 km atau 1 jam perjalanan kaki ketika
pergi sedang ketika balek ke desa perjalanan lebih cepat karena jalanan menurun
sehingga waktu tempuh lebih cepat.
Dari jalan lintas
Pagaralam – Tanjung Sakti di awal desa Pulau Panas setelah destinasi wisata
Teladas Bahru pas di tikungan, tepatnya ada jembatan gantung di belakang.
Setelah menyeberangi jembatan gantung belok ke kanan berupa jalan cor beton
yang merupakan jalan usaha tani untuk ke perkebunan kopi. Kemudian jalan
setapak yang kami lalui mulai menanjak dan menanjak sehingga satu dari tim kami
tertinggal jauh. Kami berhenti sebentar untuk menunggu rekan kami yang
tertinggal cukup jauh.
Dalam perjalanan
ke cughup Tebing Sialang kami Panoramic of Lahat sebuah lembaga kebudayaan dan
pariwisata yang telah bergerak di dua bidang ini sejak 2010, kami terdiri dari Mario, Bayu, Yandi, Syaiful dan
dari Karang Taruna desa Pulau Panas ada Aris dan Anggara sedang dari pemuda
sadar wisata Tanjung Sakti ada Harun, Evan dan Aldo.
Perjalanan setelah
menyeberangi jembatan gantung desa Pulau Panas hingga Talang Luang Ganal nyaris
90 % jalanan menanjak akan tetapi tanjakan masih relative mudah. Setiba di
Talang Luang Ganal kami istirahat sejenak. Disini ada beberapa pondok yang
berbahan kayu dan beratap seng. Ketika kami berada di Talang kami tidak
berjumpa dengan penghuni Talang karena saat ini baru selesai waktu panen kopi.
Talang ini dan hampir semua Talang akan ramai dengan penghuninya ketika musim
panen kopi tiba.
Sejenak duduk di
sebuah pondok di Talang Ganal lalu kami lanjutkan perjalanan ke cughup Tebing
Sialan. Jalanan sedikit turun menyusurin pepohonan kopi dan baru berjalan
selama 3 menit kami belok ke kiri dan jalanan langsung turun terjal dengan
kemiringan lebih dari 45% menyusuri pepohonan kopi dan kami harus merunduk
sembari berpegang dengan pohon-pohon kopi karena jalan turun sangat terjal.
Kemudian kami bertemu
dengan aliran sungai dengan lebar sekitar 3 meter dengan kedalaman hanya semata
kaki. Setelah menyeberangi aliran sungai ini, jalan mulai terhalang dengan
banyaknya pohon bunga kecubung sehingga Aldo yang berjalan paling depan harus
mengeluarkan parang dan menebar beberapa pohon untuk membuka jalan. Setelah
berjalan kurang dari 10 menit kami sudah melihat dengan jelas cughup Tebing
Sialang. Aku dengan suka cita menyebut asma Allah ketika melihat keindahan
cughup ini.
Cughup Tebing
Sialang dengan ketinggian sekitar 30 meter dengan airnya nan jernih dan dingin
jatuh lurus ke bawah dan membentuk lubuk tetapi tidak dalam. Dinding tebing ait
terjun dipenuhi tumbuhan hijau yang merambat di dinding belakang air terjun.
Kawasan cughup dipenuhi pepohonan dan mayoritas adalah pohon bunga kecubung
sehingga kawasan cughup ini sangat hijau, rindang dan sejuk. Suara air yang
jatuh dari dari ketinggian sekitar 30 meter menjadi suara dominan yang kami
dengar. Ingin rasanya mandi dan bermain air di bawah air terjun tetapi karena
airnya begitu dingin dan cuaca mendung dengan menyelimuti kawasan ini maka kami
nikmati suasana air terjun dengan makan siang bersama, berfoto dan membuat
kontek video.
Di sebut Air
Terjun Tebing Sialang karena di kawasan ini terutama di bagian dinding sekitar
air terjun banyak lebah madu yang bergelantungan berjenis madu sialang sehingga
air terjun ini disebut Air Terjun Tebing Sialang.
Air terjun ini
sebelumnya pernah dikelola oleh karang taruna desa dan banyak mendatangkan
wisatawan terutama wisatawan kaum milineal. Akan tetapi sekarang kondisinya
seperti tidak pernah di jamah manusia sehingga untuk masuk kawasan ini perlu
menbuka jalan.
Dengan potensi air
terjun ini dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata minimal untuk wisatawan
milineal yang hoby berpetualang ke alam bebas. Untuk menjadi destinasi wisata
yang dapat dikunjungi banyak wisatawan seperti air terjun Grojogan Sewu di
Karang Anyar, Jawa Tengah, air terjun Bedegung di Muara Enim dan air terjun
Temam di Lubuklinggau maka perlu adanya pembangunan dan pengembangan.
Pengembangannya seperti pembangunan jalan menuju ke air terjun berupa jalan
yang dapat di akses kendaraan roda empat yang mencapai Talang Ganal, lalu
pembangunan jalan dan tangga menuju air terjun, tempat istirahat/gazebo/tempat
duduk, toilet dan tempat ganti pakaian. Bila akses dan amenitis ini telah
terbangun tidak mustahil akan banyak mendatangkan wisatawan ke air terjun
Tebing Sialang.
Pembangunan akses
dan amenitis ini diperlukan dukungan semua pihak yang disebut dengan Pentahelix
Pariwisata yaitu Akademisi, Bisnis (Pengusaha), Pemerintah, Komunitas
(masyarakat) dan Media. Kelima komponen ini bersatu padu bersama-sama untuk
merencanakan dan membangun akses dan amenitis yang dibutuhkan bagi wisatawan.
Maka dengan adanya pembangunan dan pengembangan dari daya tarik wisata atau
potensi wisata menjadi destinasi wisata atau tujuan wisata tentu akan banyak
memberikan manfaat khususnya untuk masyarakat di desa Pulau Panas. Hal ini
dapat menciptakan lapangan kerja, mengurangi penggangguran, membuat usaha
ekonomi baru dan peningkatan perekonomian masyarakat desa.
Semoga suatu saat air
terjun Tebing Sialang akan menjadi destinasi wisata yang akan mengangkat dan
promosikan nama desa Pulau Panas dan menjadi destinasi wisata kebangggan
masyarakat desa Pulau Panas Kecamatan Tanjung Sakti Pumi. (28 Oktober 2020,
Mario Andramartik)
0 komentar:
Posting Komentar