Sabtu, 02 Oktober 2021

BANDAR DI KAKI DEMPO



Di awal September nan ceria kami awali dengan wisata ke desa yang belum pernah dikunjungi sebelumnya oleh keluargaku walaupun desa ini masih dalam wilayah Kabupaten Lahat. Di pagi nan cerah istriku sudah menyiapkan sarapan untuk kami makan sebelum berangkat juga menyiapkan bekal dalam perjalanan dan juga makan siang. Sengaja kami bawa sendiri makan siang dari rumah karena kami akan makan di alam terbuka dengan menggelar alas yang juga sudah kami siapkan. Aku juga menyiapkan kamera, tripot kamera dan perlengkapan dokumentasi lainnya. Kami akan berangkat sekitar pukul 08.00 wib sehingga kami tiba di lokasi pertama, menikmati suasana alam lalu makan siang dan melanjutkan ke lokasi berikutnya.

Setelah semua siap kamipun berangkat menuju lokasi pertama. Aku selalu menjadi pengemudi bagi keluargaku. Kali ini selain istri dan anak-anaku, aku juga membawa ibu dan keponakanku yang saat ini duduk di kelas 3 SD nama Aika. Kami berangkat lebih awal dan kemudian saudara sepupu istriku beserta keluarganya menyusul mengikuti perjalanan kami.

Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam tibalah kami di lokasi pertama yang kami inginkan yaitu destinasi wisata Ayik Pacar yang baru seminggu lalu dibuka dan diresmikan oleh Bupati Lahat Cik Ujang,SH. Rupanya destinasi wisata yang baru diresmikan ini mampu menyedot wisatawan, terlihat baru seminggu diresmikan lokasi ini telah dipadati oleh wisatawan yang datang dari berbagai kota di Sumatera Selatan dan juga terpantau wisatawan dari Propinsi Bengkulu. Parkir yang telah disiapkan oleh penggelola nyaris penuh dengan kendaraan roda empat. Tidak salah bila destinasi wisata ini dibuka karena memang mampu menarik wisatawan.

Air nan jernih yang langsung keluar dari dalam bumi dan tak pernah berhenti ini yang menjadi daya tarik wisatawan kemudian air mengalir dan ditampung menjadi kolam yang dapat digunakan untuk berenang. Terlihat dari anak-anak hingga orang dewasa berenang di kolam air jernih dan dingin ini termasuk juga keponakanku dan anak sepupu istriku turun ke air dan berenang sedangkan kami hanya menikmati suasana. Selain kejernihan air juga berbagai bunga dengan daun warna warni, kebun kopi dan pemandangan indah Pegunungan Gumay di Bagian Utara dan Gunung Dempo di Bagian Selatan. Jadi selama berada di Ayik Pacar suasana sangat nyawan dan betah apalagi untuk anak-anak. Lokasi ini sangat rekomendasi untuk liburan bersama keluarga baik anak-anak maupun orang dewasa hingga lansia.

Setelah memasuki waktu makan siang kamipun makan bersama dibawah pondok yang telah disiapkan oleh penggelola. Kami membawa makan siang dari rumah karena lokasi ini hanya menyiapkan makanan berupa popmie dan belum ada menu makan siang yang memadai. Kami dengan lahap menyantap makanan yang sudah disiapkan dan tanpa menyisahkan.

Kemudian setelah makan siang kami berkemas dan berangkat ke lokasi kedua yang berjarak sekitar 9 km. Kami langsung menuju lokasi yang telah ditentukan dan setiba di lokasi di halaman rumah Kepala Desa yang sudah di rehap menjadi posko PPKM kami diterima. Kami sekeluarga yang berjumlah 11 orang disambut  oleh perangkat desa, pengurus pokdarwis dan karang taruna. Kami dipersilahkan duduk, minum dan makan snack. Suatu sambutan yang hangat dan ramah dari masyarakat desa ini dan ini merupakan ciri khas masyarakat Suku Besemah Kabupaten Lahat yang sangat hangat dan ramah menerima para tamu atau pendatang. Aku pribadi sangat sering mendapat perlakuan sangat baik dari masyarakat disini misalnya hanya bertanya tempat atau orang saja kita sudah ditawarin untuk singgah dulu dan minum kopi.

Lima belas menit kemudian kami mulai bergerak untuk melihat lebih dekat keadaan desa ini. Dari cerita awal yang kami dapat di desa ini ada peninggalan megalit tetapi beberapa bulan lalu sudah aku datangi, ada juga air terjun, kebun salak organik, kebun jeruk manis, kebun pepaya, kebun pala, kebun kopi, kebun durian, kebun lada, kolam ikan dan pembibitan ikan. Akhirnya kami bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama ke air terjun dengan aku dan beberapa perangkat desa dan pokdarwis, kelompok kedua ke beberapa kebun.

Aku bersama Ketua Pokdarwis Sehati Jhony Hidayat beserta anggota Fitri dan Hendri, perangkat desa  Irwan, Mukmin, Kandar dan Indra pergi untuk melihat air terjun atau cughup Gaung yang berjarak sekitar 6 km dari desa dengan menumpangi mobil bak terbuka dan 2 sepeda motor sedangkan istiku dan lainnya yang didampingi oleh pengurus pokdarwis Susi, Wiwik, Ica, Hery dan Rehan melihat kebun salak organik dan kebun-kebun lainnya.


Dari desa masuk ke jalan menuju ke arah cughup Gaung yang berada di bagian Utara Gunung Dempo melalui desa Penantian karena jalan melali desa ini masih dalam perbaikan. Awalnya jalan berupa jalan cor beton tetapi kemudia masuk jalan berupa jalan tanah dan sepit yang hanya cukup untuk satu mobil ditambah kiri dan kanan jalan yang dipenuhi semak belukar berupa ilalang. Dari desa menuju Cughup Gaung melalui beberapa talang yaitu Talang Tinggihari, Talang Pramuka, Talang Jini Kuni dan Talang Martige. Mobil kami parkir di Talang Martige dan melanjutkan perjalanan dengan sepeda motor yang sudah didesign khusus untuk menembus jalan mendaki di sela-sela pohon kopi. Jarak tempuh dari Talang martige menuju Cughup Gaung sekitar 1 km dengan kontur jalan sedikit menanjak menerobos lebatnya kebun kopi lalu setelah melewati kebun kopi masuk ke area kawasan cughup yang masih terjaga vegetasinya, terlihat pohon besar yang melintang di jalan yang harus kami loncatan atau kami harus merunduk dibawah pohon besar. Kontur jalan menurun selama 15 menit dan keindahan Cughup Gaung dapat kita nikmati.

Cughup Gaung dengan tinggi sekitar 70 meter dengan air jatuh lurus ke bawah sehingga membentuk danau kecil dibagian bawah dengan air nan jernih kebiruan dan terus mengalir membentuk aliran sungai. Tepat di atas Cughup Gaung adalah Waterblue yang sudah jadi trending topic selama ini. Jadi wisatawan yang datang kesini dalam satu kali perjalanan dapat menikmati sekaligus keindahan Waterblue dan Cughup Gaung.

Setelah puas menikmati keindahan Cughup Gaung, berfoto ria dan mengambil beberapa video kami kembali ke Talang Martige. Perjalanan kembali lebih cepat 15 menit daripada berangkat karena jalanan menurun. Setiba di Talang Martani aku membasuh muka dari air pancuran yang mengalir deras, terasa segar sekali. Kami disuguhi air minum dan pisang oleh warga Talang Martige. Pemandangan dari Talang Martige tak kalah indahnya, dari sini terlihat dengan jelas Gunung Dempo dari sisi bagian Utara.

Kami melanjutkan perjalanan melihat kebun salak organik. Sudah sejak beberapa tahun terakhir masyarakat Desa Bandar Aji mengembangkan perkebunan salak organik kemungkinan ini yang pertama di Kabupaten Lahat. Salak disini siap panen setiap minggu. Perkebunan salak ini dapat dijadikan destinasi wisata edukasi dan agrowisata.

Dari kebun salak aku bersama tim dari Desa Bandar Aji langsung kembali ke rumah Kepala Desa Bandar Aji yang saat ini dipimpin oleh Raice Antines. Di rumah Kades sudah kumpul istriku dan keluarga. Mereka lebih awal kembali ke desa dengan membawa sejuta kenangan berwisata ke kebun salak, kebun jeruk, kebun pala dan kebun pepaya. Anggota pokdarwis yang memandu ke kebun juga memberikan edukasi tentang tanaman dan buah yang ditanam di Desa Bandar Aji. Kebun pepaya  di desa ini hampir sama luas dengan kebun kopi dan produksi pepaya Desa Bandar Aji telah dipasarkan ke Palembang hingga pulau Jawa. Selain perkebunan Desa Bandar Aji juga mengembangkan perikanan. Jadi daya tarik wisata desa ini sangat lengkap ada situs megalit, air terjun, perkebunan buah, sayur, sawah dan perikanan. Semua ini dapat dijadikan destinasi wisata yang dapat mendatangkan banyak wisatawan.

Di kaki Gunung Dempo yang merupakan gunung tertinggi kedua di pulau Sumatera terdapat beberapa cughup yang berada di ketinggian sekitar 1.000 mdpl di wilayah Kecamatan Sukamerindu, Jarai dan Muara Payang. Salah satu cughup tersebut adalah Cughup Gaung yang secara administrasi berada di Desa Muara Jauh Kecamatan Muara Payang akan tetapi untuk menuju ke lokasi jarak tempuh terdekat dari Desa Bandar Aji Kecamatan Jarai sehingga terkesan Cughup Gaung berada di Desa Bandar Aji.


Desa Bandar Aji berada tepat dikaki bagian Utara Gunung Dempo yang sangat subur sehingga disini banyak ditemukan perkebunan buah dan sayur. Kawasan ini telah dihuni masyarakat masa prasejarah, hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan peninggalan masa megalit berupa lumpang batu, dolmen, lesung, menhir, tetralit dan batu datar. Di lihat dari temuan yang ada dapat diperkirakan kawasan ini dihuni masyarakat prasejarah masa kedua megalit yaitu masa bercocok tanam.

Dengan semangat masyarakat desa untuk mengembangkan potensi desa berupa daya tarik wisata menjadi destinasi wisata yang didorong dan didukung oleh Kepala Desa dan seluruh komponen desa  insyaAllah segera terwujud. Sudah banyak desa di Indonesia yang mampu mengembangkan potensi desa menjadi destinasi wisata yang meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa seperti Desa Sekapuk di Kabupaten Gresik Propinsi Jawa Timur dengan menjadikan bekas galian tambang pasir menjadi destinasi wisata yang mampu memperkerjakan 700 warga desa dengan meraih omset pertahun pada tahun 2020 sebesar Rp.11 milyar lebih dengan keuntungan Rp.4,5 milyar. Dengan Pendapatan Asli Desa yang terus meningkat sejak tahun 2018 maka Desa Sekapuk menyiapkan fasilitas kendaraan dinas aparat desa berupa mobil Toyota Alpard untuk Kepala Desa, Xpander untuk Bumdes, Grand Livina untuk PKK, Mazda Double Cabin untuk wisata dan mobil ambulance. Semoga nantikan bakal muncul desa-desa di Kabupaten Lahat yang meraih sukses menjadi desa milyarder seperti desa lainnya. 

0 komentar:

Posting Komentar