Rabu, 16 Maret 2022

PESONA TERSEMBUNYI KOTA LAHAT (Jelajah Negeri Mengenal Alam)

Pemandangan Cughup Gerinsing


Kota Lahat merupakan ibukota Kabupaten Lahat dan merupakan kota tua di Sumatera Selatan dengan dibuktikan banyaknya peninggalan gedung-gedung tua yang dibangun pada awal tahun 1900an. Sebagai pusat kegiatan pemerintah dan bisnis, Kota Lahat terus berkembang seiring dengan perkembangan waktu. Saat ini Kota Lahat menjadi pintu utama masuknya para wisatawan yang ingin berkunjung ke Kabupaten Lahat dan Kota Pagaralam. Setiap akhir pekan Kota Lahat dibanjiri wisatawan yang datang dari daerah sekitar seperti Muara Enim, Pali, Prabumulih dan Palembang.

Tepian sungai Lematang menjadi pusat kunjungan wisatawan setiap akhir pekan karena kawasan ini sejak masa kolonial telah terkenal sebagai kawasan wisata dan sejak tahun 2017 kawasan ini makin ramai dikunjungi wisatawan karena banyaknya pelaku wisata yang membuka usaha pariwisata seperti restoran/resto dan taman rekreasi.  Tak heran setiap akhir pekan Tepian Sungai Lematang dipadati kendaraan dari luar Kabupaten Lahat. Selain itu Kota Lahat masih memiliki destinasi wisata seperti Taman Ayek Lematang, Puncak Gugah, Pagar Park dan  Taman Rekreasi Ribang Kemambang. Tapi masyarakat Kota Lahat masih belum banyak yang tahu bahwa di Kecamatan Lahat ada beberapa air terjun atau masyarakat Lahat menyebutnya dengan nama cughup.

Hari ini Sabtu 12 Februari 2022 terkuak sudah bahwa di Kecamatan Lahat ada air terjun tepatnya di Desa Padang Lengkuas. Desa yang terletak di jalan lintas Sumatera Lahat – Muara Enim ini berjarak sekitar 3,5 km dari pusat pemerintahan Pemkab Lahat atau perjalanan 10 menit. Sepintas kita tidak akan percaya bahwa di Desa Padang Lengkuas Kecamatan Lahat terdapat air terjun atau cughup karena desa yang berada di jalan lintas Sumatera dan sungai Lematang ini berupa daerah dataran rendah. Setelah kami survey bersama Kepala Desa yang baru dilantik pada tanggal 24 Desember 2021 lalu ternyata terdapat beberapa air terjun.

Desa Padang Lengkuas Kecamatan Lahat mempunyai luas wilayah sekitar 2.000 ha dengan luas pemukinan sekitar 4 ha dan sisanya berupa perkebunan dan persawahan. Desa ini berpenduduk sekitar 750 jiwa dengan mayoritas penduduk bermata pencarian sebagai petani sebanyak 95% dengan rincian 65% petani karet, 30% menggarap sawah dan 5% bertani kopi. Pemukinan desa di apit Desa Ulak Lebar di sebelah Barat dan Desa Kota Raya di sebelah Timur serta di bagian Selatan berbatas dengan Desa Muara Cawang Kecamatan Lahat Selatan dan Talang Akar Kecamatan Merapi Selatan

Staf Khusus Bupati Lahat Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mario Andramartik bersama Kades Padang Lengkuas Sabroni didampingi Sekretaris Desa Harwansyah, Kaur Aset Sam Sahuri, Kasie Pemerintahan Yogi Pratama, Kadus 2 Erwinsyah, Pendamping Desa Lokal Yulianti, Tokoh Pemuda Desa Dendi Rius, Syawaludi, Solo Afandi, Idham dan Novi langsung melakukan peninjauan lokasi air terjun/cughup di Desa Padang Lengkuas. Perjalanan dengan sepeda motor di mulai dari kediaman Kepala Desa lalu menyeberangi jembatan gantung di Sungai Lematang kemudian melintasi jalan setapak dengan pemandangan kebun karet, kebun pisang, kebun kopi dan persawahan. Ketika melintasi persawahan kami disuguhkan pemandangan padi nan menguning dan belasan ibu-ibu memanen padi dengan alat tradisional, suatu pemandangan yang langka di sebuah perkotaan. Di benakku langsung teringat dengan destinasi wisata di Magelang, Jawa Tengah yaitu Svargabumi yang menyulap hamparan sawah menjadi destinasi wisata unggulan dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Foto bersama di Cughup Gambir


Sekitar perjalanan 15 menit kami memasuki jalan yang baru dibuka dengan lebar sekitar 10 meter. Jalan ini masih berupa jalan tanah yang nantinya menghubungkan Jembatan Lematang 2 yang saat ini masih dalam kontruksi pembangunan ke wilayah Lahat Selatan dan rencana pembangunan komplek Perkantoran Pemkab Lahat yang baru.

Kami menyusuri jalan tanah ini walaupun masih berupa jalan tanah tetapi sudah terlihat bahwa jalan ini akan menjadi jalan yang bagus dan membuka akses pengembangan Kota Lahat. Tepat di ujung jalan tanah ini yang berbatasan dengan perkebunan kelapa sawit PT Arta Prigel kami belok ke kiri masuk ke jalan setapak dengan semak belukar di kiri dan kanan jalan. Hanya dalam waktu kurang dari 5 menit atau jarak 200 meter kami berhenti di aliran sungai Gambir dan tepat di atas kami berdiri merupakan air terjun/cughup.

Lalu kami langsung menuruni tebing terjal dengan cara berpegangan dengan akar-akar pohon dan terlihat air terjun/cughup. Untuk menuju ke air terjun kami harus menebas semak belukar untuk membuka akses jalan karena cughup ini belum sama sekali dikunjungi atau dikembangkan sebelumnya. Pembukaan akses ke cughup ini baru dilakukan oleh Sabroni sang kepala desa yang baru terpilih 9 Desember 2021 lalu. Jadi perjalanan survey hari ini merupakan gebrakan baru dari kepala desa yang baru saja terpilih. Hal ini juga yang membuat  Staf Khusus Bupati Lahat Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif langsung merespon cepat ketika mendapat informasi dari warga desa bernama Idham untuk melakukan survey.

Cughup yang berada di aliran sungai Gambir ini mempunyai ketinggian sekitar 10 meter dengan lebar sekitar 5 meter dengan kondisi masih dipenuhi semak belukar dan bebatuan yang besar di bawah cughup. Cughup ini disebut Cughup Mentiring dengan airnya yang jernih. Selain keindahan cughup di area ini juga dapat melihat bentang alam yang luas bah bentangan permadani hijau dengan Bukit Serelo yang menjulang bah jempol raksasa. Yach suatu pemandangan yang sangat luar biasa yang berada di Kecamatan Lahat. Juga area di atas cughup Mentiring dengan kontur tanah yang datar sangat layak untuk dijadikan camping ground atau lokasi berkemah. Maka kawasan yang hanya berjarak sekitar 2 km dari desa Padang Lengkuas atau dari Jembatan Lematang 2 sangat layak untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata alam.

Kemudian kami melanjutkan untuk melihat cughup yang kedua yang berada di aliran sungai Temiang. Kami melintasi jalan dengan lebar 3 meter berupa jalan berbatu yang merupakan jalan perkebunan kelapa sawit lalu belok ke kiri sejauh 50 meter dan tibalah di atas cughup. Dari atas cughup, kami harus menebas semak belukar untuk menuju cughup dan menuruni sedikit tebing yang tidak begitu terjal. Sesampai di aliran sungai Temiang kamipun harus membersihkan ranting dan semak belukar yang menutupi cughup. Jadi cughup kedua ini juga masih sangat alami, asri dan belum terjamah sebelumnya.

Kami bersama-sama mencoba membersihkan ranting dan semak belukar yang menutupi cughup dan sesudahnya kami berfoto bersama. Cughup dengan airnya nan bersih dan jernih ini disebut sebagai Cughup Geringsing. Dengan ketinggian hanya 5 meter dan bentang cughup hingga 25 meter dan air yang jatuh membentuk undakan sehingga cughup ini terlihat lebih indah.

Tanpa kami sadari waktu telah melewati pukul 12 siang dan kamipun sudah terasa lapar sehingga kami makan bersama dengan duduk di atas batu di aliran sungai Temiang ini. Walaupun hanya makan nasi bungkus dan minum air mineral yang telah di bawa oleh perangkat desa tetapi terasa nikmat dan lezat sembari menikmati keindahan cughup Geringsing.

Berjuta kegembiraan yang kami rasakan karena telah berhasil meninjau kekayaan alam Desa Padang Lengkuas yang selama ini terlantar dan tersembunyi. Semoga ke depan daya tarik wisata desa ini dapat dikembangkan oleh desa yang akan memberikan dampak positif terhadap pengembangan ekonomi desa. Langkah awal pengembangan daya tarik wisata desa dengan membentuk Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis yang mendapat Surat Keputusan pembentukan dari Dinas Pariwisata yang selanjutnya dikukuhkan oleh Bupati. Pembentukan Pokdawis di setiap desa sudah sesuai dengan Pedoman Pokdarwis yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dan untuk pengembangan daya tarik wisata desa dapat menggunakan Dana Desa sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022. Harapan kita bersama untuk pengembangan pariwisata Kabupaten Lahat akan dapat terwujud menuju Kabupaten Lahat Bercahaya. (Mario Andramatik Sabtu,12 Februari 2022).

0 komentar:

Posting Komentar