Rabu, 05 Desember 2012

Pesona Tanjung Sakti


Pesona Tanjung Sakti

"Wah sayang sekali, sumber air panas ini belum dimanfaatkan secara maksimal, misalnya dibuat kolam pemandian", kata seorang kawan yang melihat kondisi sumber air panas di bawah jembatan di desa Pajar Bulan kecamatan Tanjung Sakti Pumi. Tak berapa lama kami berada di tepi sungai Manna tepat di bawah jembatan, beberapa saat kemudian datanglah 2 orang pemuda seorang berusia 14 tahun dan seorang lagi berusia 20 tahun membawa 2 ekor ayam ke tepi sungai yang berjarak hanya 2 meter dari kami.
Kamera kesayanganku masih dalam peganganku setelah aku melakukan beberapa jepretan ke sumber air panas. Ketika aku menoleh ke arah dua pemuda tersebut, ternyata mereka akan menyembelih2 ekor  ayam. Ayam pertama telah mereka potong dan mereka injak agar tak lepas kesungai, begitu pula dengan ayam kedua. Setelah kedua ayam tersebut mati mereka masukan k2dua ayam tersebut kedalam sumber air panas yang bersuhu lebih kurang 100 derajat celcius, kemudian mereka bersihkan ayam tersebut di tepi sungai. Sedang seorang kawan yang datang bersamaku membawa beberapa telur dalam plastik hitam yang hendak dia rebus dalam sumber air panas. Tidak lebih dari 10 menit, telur-telurpun telah masak dan siap untuk dimakan.
Demikianlah rupanya masyarakat disekitar sumber air panas yang terletak dibawah jembatan sungai manna, mereka manfaatkan untuk merebus telur atau membersihkan ayam. Tidak heran ketika aku pertama kali turun ke tepi sungai terdapat banyak darah yang masih segar, mungkin beberapa waktu yang lalu ada orang yang menyebelih ayam disini. ”Kalau saja ini di Jawa tentu sudah jadi tempat pemandian yang mendatangkan uang” ujar kawanku lainnya yang berada disampingku.
Aku masih dengan kameraku dan merekam setiap sudut air panas dibawah jembatan yang sudah dikenal masyarakat kabupaten Lahat sejak lama. Sumber air panas di Tanjung Sakti ini layak dijadikan tempat tujuan wisata kalau saja dikelola secara serius yang akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Dari sumber air panas ini kami putar balik dan menuju sebuah gereja. Gereja di desa Pajar Bulan kec.Tanjung Sakti Pumi konon merupakan gereja tertua di Sumatera Selatan, dibangun oleh misionaris sejak jaman kolonial dulu. Gereja berdinding kayu bercat warna putih, dengan dinding batu setinggi 2 meter, beratap seng dan memiliki menara setinggi sekitar 15 meter. Sedang disebelah kiri gereja terdapat sebuah bangunan kayu berlantai dua beratap seng dan berjendela kaca. Bangunan ini dibiarkan tanpa cat dan terkesan tua. Gereja dan bangunan disebelahnya yang telah berusia lebih dari 50 tahun merupakan juga asset wisata yang terletak sangat dekat dengan sumber air panas.
Hanya beberapa ratus meter dari gereja tua, tepatnya di depan rumah dinas camat Tanjung Sakti Pumi terdapat sebuah gang yang telah di semen, kami menyusuri gang dengan lebar sekitar 1,5 m. Dan 300 m kemudian terdapat area pemakaman, disebelah barat pemakaman ini terngonggok 6 batu yang disebut masyarakat setempat sebagai “Batu Tiang Enam”. Saat ini kondisi Batu Tiang Enam ditumbuhi semak belukar dan sangat sulit untuk mengambil gambar ke 6 batu secara keseluruhan karena terhalang semak belukar dan pohon bambu. Kondisinya sangat tidak terawat.
Ketiga obyek wisata yang terletak di desa Pajar Bulan kec.Tanjung Sakti Pumi telah lama di ketahui masyarakat Kab.Lahat namun karena beberapa hal sehingga tidak berkembang bahkan dilupakan orang,terlihat dari kondisi seperti Batu Tiang Enam yang sangat memprihatinkan dan sumber air panas yang belum sama sekali disentuh.
Selain ketiga obyek wisata tersebut juga terdapat sebuah air terjun yang terdapat di desa Jambat Tiang Batu. Letak air terjun sekitar 300 m dari jalan lintas PagarAlam –Tanjung Sakti. Jalan menuju ke air terjun hanyalah jalan tanah yang tidak terjal, sehingga mudah dijangkau. Air terjun ini disebut “Air Terjun Pemandian Ratu”. Menurut penuturan seorang kawan lokasi ini belum lama dibuka. Air terjun dengan lebar 4 m dan tinggi 8 m cukup deras airnya, terdapat lubuk dibawahnya sehingga dijadikan penduduk untuk mencari ikan.Disekitar air terjun terdapat perkebunan kopi yang juga dijadikan sebagai mata pencarian utama penduduk daerah ini.
Tanjung Sakti Pumi yang berjarak 33 km dari Pagar Alam sebelumnya merupakan satu kecamatan dan saat ini terbagi menjadi dua,yakni Tanjung Sakti Pumi dan Tanjung Sakti Pumu.Jalan menuju ke kecamatan ini  sangat memadai selain lebar juga dalam kondisi baik terpelihara.Jalan yang berkelok dan sedikit naik turun malah menambah keindahan dalam perjalanan.Tapi sejumlah jembatan masih dalam ukuran cukup untuk satu kendaraan roda empat,untuk itu bagi yang berkendaraan roda empat harus hati-hati bila melintasi jembatan.
Harapan kita bersama kelak pesona Tanjung Sakti dapat dikembangkan menjadi tempat tujuan wisata minimal untuk masyarakat kab.Lahat dan sekitarnya.
By mario
Wah sayang sekali ya belum di manfaatkan secara maksimal,misalnya dibuat kolam pemandian ,kata seorang kawan yang melihat kondisi sumber air panas di bawah jembatan di desa Pajar Bulan kecamatan Tanjung Sakti Pumi. Tak berapa lama kami berada di tepi sungai Manna tepat di bawah jembatan, datanglah 2 orang pemuda seorang berusia 14 tahun dan seorang lagi berusia 20 tahun membawa 2 ekor ayam ke tepi sungai yang berjarak hanya 2 meter dari kami.
Kamera kesayanganku masih dalam peganganku setelah aku melakukan beberapa jepretan ke sumber air panas. Ketika aku menoleh ke arah dua pemuda tersebut, ternyata mereka akan menyembelih ayam. Ayam pertama telah mereka potong dan mereka injak agar tak lepas kesungai, begitu pula dengan ayam kedua. Setelah kedua ayam tersebut mati mereka masukan kedalam sumber air panas yang bersuhu lebih kurang 100 derajat celcius, kemudian mereka bersihkan ayam tersebut di tepi sungai. Sedang seorang kawan yang datang bersamaku membawa beberapa telur dalam plastik hitam yang hendak dia rebus dalam sumber air panas. Tidak lebih dari 10 menit, telur-telurpun telah masak dan siap untuk dimakan.
Demikianlah rupanya masyarakat disekitar sumber air panas yang terletak dibawah jembatan sungai manna, mereka manfaatkan untuk merebus telur atau membersihkan ayam. Tidak heran ketika aku pertama kali turun ke tepi sungai terdapat banyak darah yang masih segar, mungkin beberapa waktu yang lalu ada orang yang menyebelih ayam disini. ”Kalau saja ini di Jawa tentu sudah jadi tempat pemandian yang mendatangkan uang” ujar kawanku lainnya yang berada disampingku.
Aku masih dengan kameraku dan merekam setiap sudut air panas dibawah jembatan yang sudah dikenal masyarakat kabupaten Lahat sejak lama. Sumber air panas di Tanjung Sakti ini layak dijadikan tempat tujuan wisata kalau saja dikelola secara serius yang akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Dari sumber air panas ini kami putar balik dan menuju sebuah gereja. Gereja di desa Pajar Bulan kec.Tanjung Sakti Pumi konon merupakan gereja tertua di Sumatera Selatan, dibangun oleh misionaris sejak jaman kolonial dulu. Gereja berdinding kayu bercat warna putih, dengan dinding batu setinggi 2 meter, beratap seng dan memiliki menara setinggi sekitar 15 meter. Sedang disebelah kiri gereja terdapat sebuah bangunan kayu berlantai dua beratap seng dan berjendela kaca. Bangunan ini dibiarkan tanpa cat dan terkesan tua. Gereja dan bangunan disebelahnya yang telah berusia lebih dari 50 tahun merupakan juga asset wisata yang terletak sangat dekat dengan sumber air panas.
Hanya beberapa ratus meter dari gereja tua, tepatnya di depan rumah dinas camat Tanjung Sakti Pumi terdapat sebuah gang yang telah di semen, kami menyusuri gang dengan lebar sekitar 1,5 m. Dan 300 m kemudian terdapat area pemakaman, disebelah barat pemakaman ini terngonggok 6 batu yang disebut masyarakat setempat sebagai “Batu Tiang Enam”. Saat ini kondisi Batu Tiang Enam ditumbuhi semak belukar dan sangat sulit untuk mengambil gambar ke 6 batu secara keseluruhan karena terhalang semak belukar dan pohon bambu. Kondisinya sangat tidak terawat.
Ketiga obyek wisata yang terletak di desa Pajar Bulan kec.Tanjung Sakti Pumi telah lama di ketahui masyarakat Kab.Lahat namun karena beberapa hal sehingga tidak berkembang bahkan dilupakan orang,terlihat dari kondisi seperti Batu Tiang Enam yang sangat memprihatinkan dan sumber air panas yang belum sama sekali disentuh.
Selain ketiga obyek wisata tersebut juga terdapat sebuah air terjun yang terdapat di desa Jambat Tiang Batu. Letak air terjun sekitar 300 m dari jalan lintas PagarAlam –Tanjung Sakti. Jalan menuju ke air terjun hanyalah jalan tanah yang tidak terjal, sehingga mudah dijangkau. Air terjun ini disebut “Air Terjun Pemandian Ratu”. Menurut penuturan seorang kawan lokasi ini belum lama dibuka. Air terjun dengan lebar 4 m dan tinggi 8 m cukup deras airnya, terdapat lubuk dibawahnya sehingga dijadikan penduduk untuk mencari ikan.Disekitar air terjun terdapat perkebunan kopi yang juga dijadikan sebagai mata pencarian utama penduduk daerah ini.
Tanjung Sakti Pumi yang berjarak 33 km dari Pagar Alam sebelumnya merupakan satu kecamatan dan saat ini terbagi menjadi dua,yakni Tanjung Sakti Pumi dan Tanjung Sakti Pumu.Jalan menuju ke kecamatan ini  sangat memadai selain lebar juga dalam kondisi baik terpelihara.Jalan yang berkelok dan sedikit naik turun malah menambah keindahan dalam perjalanan.Tapi sejumlah jembatan masih dalam ukuran cukup untuk satu kendaraan roda empat,untuk itu bagi yang berkendaraan roda empat harus hati-hati bila melintasi jembatan.
Harapan kita bersama kelak pesona Tanjung Sakti dapat dikembangkan menjadi tempat tujuan wisata minimal untuk masyarakat kab.Lahat dan sekitarnya.

0 komentar:

Posting Komentar