Bukit Serelo

Icon dari kota kecil Kabupaten Lahat yang kaya akan Sumber Daya Alam, Budaya dan Bahasa.

Megalith

Peninggalan sejarah yang banyak terdapat di Kabupaten Lahat.

Ayek Lematang

Aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Lahat.

Air Terjun

Obyek keindahan alam yang terbanyak di Kabupaten Lahat.

Aktivitas Masyarakat Pedesaan

Kota Lahat yang subur kaya akan hasil perkebunan.

Rabu, 31 Mei 2017

Mario Andramartik Kembali Terima Penghargaan


Upaya Mario Andramartik dalam mempromosikan sektor pariwisata khususnya di Bumi Seganti Setungguan secara mandiri dan berkelanjutan terus mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Rabu (24/5) lalu bertempat di Hotel Aryaduta Palembang, salah seorang putra kebanggaan Lahat ini kembali menerima penghargaan, yang kali ini dipersembahkan oleh Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan (Sumsel), untuk kategori "Pejuang Pariwisata Mandiri" di Kabupaten Lahat.
Penghargaan bergengsi ini diraih oleh Mario bersamaan dengan penghargaan yang dipersembahkan bagi sejumlah tokoh lainnya, diantaranya Gubernur Sumsel H. Alex Noerdin, Anggota Komisi X DPR RI Hj. Sri Meliana, Walikota Palembang Harnojoyo, Walikota Lubuk Linggau Putra Prana Sohe, Bupati Muaraenim Muzakir Sai Sohar, dan Walikota Pagaralam Ida Fitriati. 
Mario Andramartik, usai menerima penghargaan mengungkapkan terkesan dengan apresiasi yang baru saja diberikan kepadanya itu.
Menurutnya, sebagai putra daerah, sudah menjadi kewajibannya mempromosikan destinasi dan objek pariwisata yang ada di Kabupaten Lahat. Terlebih dikatakannya, Kabupaten Lahat menyimpan begitu banyak destinasi dan objek wisata, bahkan diperkirakan masih banyak pula yang masih tersembunyi.
"Kita punya benda megalit terbanyak di Indonesia, jumlahnya ada ribuan dan sudah dikukuhkan dalam rekor MURI. Juga air terjun, kita punya ratusan destinasi dan jumlah ini sudah disetujui oleh MURI sebagai terbanyak di Indonesia. Selain itu, kita memiliki destinasi wisata sungai yang cocok untuk rafting, Bukit Serelo dan Bukit Besak yang cocok untuk olahraga paralayang, dan masih banyak lagi," urai pria yang juga mengetuai Panoramic of Lahat ini.
Nah, destinasi dan objek wisata yang ada itu tentu memerlukan promosi yang optimal. Sebab, menurut Mario, berbicara pariwisata adalah juga berbicara ekonomi. Dimana, jika sektor pariwisata itu dikembangkan dengan baik maka dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi daerah tujuan wisata.
Misalnya ujar Mario, kunjungan wisatawan ke suatu tempat tujuan wisata. Untuk mencapai tujuan, tentunya memerlukan sarana transportasi. Nah, ini keuntungan bagi penyedia jasa transportasi.
Di perjalanan, bukan tidak mungkin wisatawan mampir untuk membeli makanan khas tradisional yang ada di tepian jalan lintas, lagi ini keuntungan bagi para pedagang kuliner lokal. 
"Sesampainya di tempat tujuan, para pengunjung mungkin akan membeli souvenir atau cinderamata, dan lagi ini keuntungan bagi masyarakat lokal yang menyediakan souvenir. Artinya, pengembangan pariwisata sangat erat kaitannya dengan ekonomi," jelasnya.
Mario berharap, pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Lahat kedepan dapat lebih maksimal dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada.
Disamping membangun sarana penunjang seperti infrastruktur jalan menuju lokasi objek wisata dan melakukan sejumlah renovasi terhadap sarana dan prasarana yang sudah ada, sebagaimana telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lahat sejauh ini, juga perlu dilakukan upaya lainnya.
Salah satunya, disarankan Mario, perlu dibuatkannya peta geografis potensi wisata yang ada di Kabupaten Lahat, yang menampilkan secara detail lokasi-lokasi sebaran destinasi dan objek wisata bagi para calon pengunjung.
"Peta geografis nanti dapat kita pajang di gerbang atau pintu masuk Kabupaten Lahat. Sehingga, setiap orang yang masuk Kabupaten Lahat tahu apa saja dan di mana lokasi sebaran destinasi dan objek wisata yang ada di Bumi Seganti Setungguan,"terangnya.(Ehdi Amin,Sripo.com)

Kamis, 11 Mei 2017

BUMI BUKAN HANYA UNTUK HARI INI


Ketika kita berada di Kebun Raya Bogor betapa kita merasakan segarnya udara. Sejauh mata memandang hamparan rumput  dan pohon-pohon bahkan banyak pohon yang telah berusia ratusan tahun.

Di beberapa kota seperti Bandung dan Lahat dimana berdiri dengan kokoh pohon-pohon mahoni dan trembesi yang berumur ratusan tahun yang ditanam di masa Belanda. Bandung dan Lahat merupakan 2 kota di Indonesia yang masih banyak menyisakan pohon-pohon mahoni dan trembesi berukuran raksasa. Ketika kita berada di jalan Cipaganti, Bandung atau jalan Sai Sohar, Lahat terasa betapa rindangnya kawasan ini.

Pohon adalah tumbuhan yang batangnya berkayu dan dapat mencapai ukuran diameter 10 cm atau lebih yang diukur pada ketinggian 1,50 meter di atas permukaan tanah. Kita sangat membutuhkan pohon dalam berbagai hal seperti pohon mengeluarkan O2 untuk kita bernafas, untuk kita berteduh ketika panas atau hujan, untuk menyimpang air tanah, untuk mencegah longsor dan manfaat lainnya.  Sebagai contoh sebuah pohon trembesi mampu menyerap 28 ton Co2 pertahunnya, pohon trembesi yang ditanam di lahan satu hektar dapat mengikat 0,6 ton O2 (Oksigen) perhari. Pohon ini unggul menanggulangi banjir , mampu menyimpan 900 meter kubik air juga menyalurkan 4.000 liter air perhari.  Selain sebagai tanaman penghijauan, akar Trembesi dapat digunakan sebagai obat tambahan saat mandi air hangat untuk mencegah kanker. Ekstrak daun trembesi dapat menghambat pertumbuhan mikrobakterium Tuberculosis yang dapat menyebabkan sakit perut. Trembesi juga dapat digunakan sebagai obat flu, sakit kepala dan penyakit usus.

Kita harus peduli dengan pohon karena berdasarkan survey di seluruh hutan di dunia, area pohon seluas 36 lapangan sepak bola hancur setiap menitnya. Dari udara yang kita hirup sampai kertas untuk kita menulis, sebuah masa depan yang cerah bergantung pada hutan kita. Beberapa alasan mengapa kita perlu peduli dengan pohon, sekarang untuk perubahan yang lebih baik!

1. Kita butuh pohon untuk bernapas
Kita bisa berada dalam masalah besar tanpa adanya pohon kita. Pohon mengubah karbondioksida dari atmosfir dan melepas oksigen melalui sebuah proses yang disebut fotosintesis. Pada dasarnya, seluruh makhluk hidup di bumi membutuhkan oksigen untuk bernapas dan hutan menjalankan sebuah peran yang sangat penting dalam siklus oksigen global yang kompleks. Deforestasi dan degradasi hutan menjadi suatu ancaman bagi kualitas udara kita, dan berkontribusi hingga 15% dari emisi gas rumah kaca global.

2. Pohon mengatur iklim kita dan membantu memerangi perubahan iklim
Pohon membantu mengatur perubahan iklim. Mereka berperan melakukan isolasi untuk planet ini dan membantu untuk menjaga suhu bumi agar senantiasa konsisten. Hutan tropis adalah penyerap karbon terbesar di bumi. Setiap tahunnya, hutan tropis menyimpan sekitar 2.8 miliar ton karbon—setara dengan dua kali emisi CO2 dari Amerika Serikat. Ketika pohon habis, tidak hanya CO2 yang terlepas ke atmosfer, namun hanya ada sedikit pohon yang menyerap gas rumah kaca. Perubahan iklim akan meningkatkan kemungkinan terjadinya cuaca ekstrim. Melindungi hutan kita dari deforestasi dapat membantu membatasi dampak dan tingkat keparahan bencana alam. Menyelematkan pohon berarti menyelamatkan nyawa.

3. Pohon menghasilkan air
Pohon merupakan komponen yang sangat penting dalam siklus air. 75% air dunia berasal dari hutan, yang melembabkan udara melalui suatu proses. Air yang terkandung dalam udara bergerak ke dalam dan jatuh yang sebagai hujan, yang akan menjaga perkembangan tumbuhan dan pertumbuhan pohon. Tanpa proses ini, daerah-daerah yang luas termasuk kota dan lahan pertanian akan jauh lebih kering. Hutan juga membantu mengurangi resiko banjir dengan memperlambat laju air hujan yang mengalir dari pegunungan ke sungai, membantu tanah menyerap air dan melepaskannya perlahan ke dalam suatu tempat penyimpanan. Dengan proses ini pula, pohon dapat membantu meningkatkan kualitas air dan mengurangi erosi tanah. Manfaat-manfaat ini menjelaskan bahwa pohon dan hutan dapat membantu kita untuk beradaptasi dengan dampak perubahan iklim, dan bukan hanya mengurangi besarnya perubahan iklim.

4. Manusia dan hewan bergantung pada hutan
Hutan adalah rumah bagi lebih dari setengah spesies tumbuhan dan hewan di dunia dan hutan juga turut mempertahankan mata pencaharian lebih dari 1 milyar orang—60 juta dari mereka adalah pribumi dan masyarakat adat, dan hampir dari seluruhnya bergantung pada hutan. Degradasi hutan memiliki dampak langsung pada jutaan keluarga di seluruh dunia, terkait dengan keseimbangan ekosistem hutan hujan yang ada. Sebagai contoh, petani kecil yang mengandalkan spesies-spesies tertentu dari serangga dan burung yang tinggal di sekitar hutan hujan untuk datang dan menyerbuki tanaman mereka.

5. Kehidupan sehari-hari kita tidak akan pernah sama tanpa pohon
Anda tidak harus tinggal di dekat hutan untuk memiliki hutan dalam hidup Anda. Pohon memungkinkan kita untuk menghasilkan produk-produk penting yang kita gunakan dan rasakan manfaatnya di kehidupan kita sehari-hari—dari balok kayu yang menjadi atap dimana Anda bernaung, sampai dengan halaman kertas yang menjadi bahan dasar majalah favorit Anda. Selain kayu, hutan juga menjadi tempat bernaung tanaman hidup yang dapat memberikan kita seperempat obat yang ada di dunia. Menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, dari 3.000 tanaman yang teridentifikasi aktif terhadap sel kanker, 70%-nya berasal dari hutan hujan.

Dari uraian di atas terlihat betapa pentingnya pohon bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Tetapi sangat disayangnya masih banyak terjadi penebangan pohon di Indonesia dan negara berkembang lainnya. Di Indonesia sendiri penebangan pohon terjadi di banyak daerah, hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat dan kurang atau belum adanya aturan dari pemerintah yang mengatur secara detail tentang menebang pohon.

Pemerintah Indonesia telah mengatur tentang hutan akan tetapi tentang pohon yang berada di kota-kota di atur sendiri oleh daerah yang dituangkan dalam Peraturan Daerah. Ada beberapa daerah yang telah membuat perda tentang menebang pohon seperti Propinsi DKI Jakarta, Kota Surabaya, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Berau. Sedang di daerah lain penebangan pohon di kawasan kota masih terjadi dan membuat kota menjadi panas karena kurangnya ruang terbuka hijau dan minimnya pohon-pohon.

Sudah seharusnya semua daerah mengatur tentang penebangan pohon dengan membuat Peraturan Daerah tentang Menebang Pohon. Dalam perda tersebut harus jelas kententuan dan sangsi menebang pohon misalnya siapapun baik masyarakat maupun pemerintah yang baru membuka lahan dan menebang pohon maka harus mengganti sejumlah pohon yang ditebang walaupun pohon tersebut milik pribadi dan di lahan sendiri. Karena satu pohon yang ditebang efeknya akan dirasakan oleh daerah di sekelilingnya.

Dengan adanya peraturan daerah di setiap daerah di Indonesia maka setiap sudut desa dan kota di Indonesia akan hijau dan rindang.  Pengaturan dalam Peraturan Daerah  adalah untuk melindungi dan melestarikan keberadaan pohon yang dimiliki Pemerintah Daerah yang berfungsi untuk menjamin keseimbangan ekosistem daerah serta dapat meningkatkan nilai estetika daerah. Sepanjang jalan desa, perumahan dan jalan perkotaan harus ditanam pohon penghijauan. Pohon di tepi jalan dapat berfungsi sebagai peneduh, pencegah erosi, penyerap polusi udara, pemecah angin, pembatas pandang, estetika dan resapan.
Mari menanam pohon, hijaukan bumi kita, bumi bukan hanya untuk hari ini. (Mario Andramartik).

Rabu, 10 Mei 2017

MEGALITIK PASEMAH


Kata "kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal".
Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.
Perkembangan kebudayaan masyarakat awal Indonesia berdasarkan pembagian masa adalah:
1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Ciri-ciri manusia pendukungnya:
• Hidupnya tergantung pada alam
• Tinggalnya di gua-gua
• Berpindah-pindah tempat/nomaden
• Dalam mencari makan, mereka melakukan kegiatan berburu
• Membuat alat bantu sederahana dari batu dan tulang
• Membuat tulisan gores pada dinding gua untuk mewariskan pengalaman dan pengetahuannya
• Percaya pada kekuatan magis
• Mulai mengenal cara penguburan mayat
• Mulai menggunakan warna-warna dalam benda hasil budayanya.
2. Masa bercocok tanam
Ciri-ciri manusia pendukungnya yaitu :
a. Hidup berkelompok
b. Mulai membuka hutan untuk digunakan sebagai ladang dan tempat tinggal
c. Memlihara hewan ternak
d. Tetap menggunakan cara berburu
e. Mulai berkelompok dalam sebuah perkampungan namun masih sering berpindah-pindah
f. Populasi penduduk meningkat
g. Mulai bekerja sama dengan manusia lain
h. Muncul mutilasi bagian tubuh.
3. Masa perundagian (masa pengolahan logam)
Ciri-ciri manusia pendukungnya yaitu :
a. Mulai mendirikan rumah sebagai tempat berteduh dengan begotong royong
b. Bertani sudah dilakukan sebagai mata pencaharian
c. Mulai membudidayakan hewan atau tanaman tertentu
d. Mulai menetap dalam waktu yang cukup lama
e. Muncul ikatan sosial antara masyarakat dan keluarga
f. Muncul aktifitas lain untuk mengisi waktu di sela-sela kegiatan bertani
g. Mulai muncul sistem ekonomi barter
h. Muncul hirarki kepemimpinan
Kebudayaan awal Indonesia seperti tersebut di atas peninggalannya berupa megalitik ditemukan terbanyak se Indonesia di kawasan Pasemah/Besemah (Lahat,Pagaralam & Empat Lawang). Akan tetapi peninggalan awal kebudayaan Indonesia tersebut belum mendapat tempat yang semestinya seperti masih banyak masyarakat yang belum tahu dan mengenalnya juga pemerintah daerah belum menetapkan sebagai Cagar Budaya Kabupaten/Kota sesuai dengan UU Cagar Budaya No.11 thn 2010.
Seharusnya Pemerintah Daerah membentuk Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten/Kota lalu Bupati/Walikota menetapkan menjadi Cagar Budaya Kabupaten/Kota kemudian dapat ditingkatkan menjadi Cagar Budaya Propinsi terus menjadi Cagar Budaya Nasional dan terakhir dapat menjadi Warisan Dunia yang ditetapkan oleh UNESCO.
Salam Lestari Budaya Indonesia.(Mario Andramartik)

Rabu, 03 Mei 2017

Lahat Berpotensi Miliki Spot Paralayang Terbaik di Indonesia


Satu lagi potensi besar yang dimiliki Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan di sektor olahraga dan pariwisata. Olahraga yang potensial untuk dikembangkan adalah paralayang dengan memanfaatkan keindahan Bukit Besar di kawasan Merapi selatan.

Aries Pribaya, dari tim Sang Aero Activities, Jawa Barat mengatakan, setelah terbang perdana dia melihat Lahat memiliki potensi pengembangan olahraga dirgantara, khususnya paralayang di kawasan Bukit Besar. Bahkan dari pengalamannya menggeluti olahraga ini, kabupaten berjuluk Seganti Setungguan bisa menjadi spot paralayang terbaik se-Indonesia, jika dikelola dengan profesional dan baik.

”Hebat. Saya tidak menyangka jika potensi yang ada sangat baik dan malahan bisa dikatakan salah satu yang terbaik se-Indonesia. Sangat sayang jika hal ini tak dimaksimalkan,” kata Aries yang datang bersama tim ekpedisi acara Let’s Go MNCTV di Lahat, Senin 1 Mei 2017.

Menurut Aries, kawasan Bukit Besar merupakan salah satu spot terbaik dikarenakan banyak alasan, di antaranya memiliki lokasi landas pacu yang luas dengan kekuatan angin yang memadai. ”Landas pacunya memang sudah terbuka alami, tanpa harus lagi membuka atau merusak hal lainnya dan ini merupakan satu satunya se-Indonesia,” ujarnya.

Selain itu sambutan masyarakat setempat dan perangkat pemerintahan setempat juga sangat mendukung serta antusias. ”Tinggal bagaimana proses pembangunan fasilitas penunjangnya saja, seperti akses menuju lokasi yang masih ekstrem dan mendaki terjal,” beber Aries lagi, seraya memberikan testimoni Bukit Besar mendapat nilai 8.

Jajang, perwakilan MNCTV mengatakan, selama di Lahat selain mengadakan syuting untuk program televisi pihaknya juga memiliki satu misi yaitu menggali potensi potensi baru di setiap kawasan yang dikunjunginya. Menurutnya, potensi paralayang di Lahat begitu besar dan sangat mumpuni untuk dikembangkan lebih baik ke depannya oleh pihak pihak terkait.

”Kami sangat siap mendukung Pemkab Lahat mempromosikan kawasan wisata dan alamnya ke depan. Kami yakin Lahat memiliki sangat banyak potensi yang masih belum tergali, terolah dengan baik dan profesional,” katanya. (Imam Rustandi)