Bukit Serelo

Icon dari kota kecil Kabupaten Lahat yang kaya akan Sumber Daya Alam, Budaya dan Bahasa.

Megalith

Peninggalan sejarah yang banyak terdapat di Kabupaten Lahat.

Ayek Lematang

Aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Lahat.

Air Terjun

Obyek keindahan alam yang terbanyak di Kabupaten Lahat.

Aktivitas Masyarakat Pedesaan

Kota Lahat yang subur kaya akan hasil perkebunan.

Selasa, 27 September 2022

PERADABAN DI UJUNG BARAT LAHAT (Jelajah Negeri Mengenal Budaya)

                   
                                           Gambar. Batu Langgar Desa Lawang Agung Lama

Setelah menyeberangi jembatan gantung sepanjang sekitar 50 meter jalanan langsung menanjak tajam sehingga dibutuhkan sepeda motor yang kuat dan pengendara yang telah teruji, kalau tidak sepeda motor dapat mati dan mundur masuk ke sungai Lintang. Hal inilah yang aku alami ketika hendak melihat langsung peninggalan megalitik yang disebut masyarakat sebagai Batu Langgar. Aku dibonceng sepeda motor oleh Wandra seorang penggiat wisata Desa Lawang Agung Lama Kecamatan Muara Payang dan didampingi oleh Febri yang juga seorang penggiat wisata dari Desa Lawang Agung Lama. Kami bertiga menyusuri jalan setapak yang hanya cukup dilalui satu kendaraan sepeda motor dan bila berpapasan dengan sepeda motor ataupun orang maka salah satu harus berhenti dan sedikit minggir, belum lagi kami harus menghindari ranting-ranting pohon kopi yang tumbuh dengan lebatnya. Seorang penggiat wisata Imran Sumardi tetap berada di Desa Lawang Agung Lama mendampingi tim kami dari Lahat melihat kebun kopi, durian, tembakau, kebun sayur dan sumber mata air atau ayek ulu tulung yang juga menjadi daya tarik wisata desa selain air terjun Jernih dan air terjun Lawang Agung.


Dalam perjalanan menuju Batu Langgar selain harus menyeberangi jembatan gantung juga menyusuri kebun kopi sebelum akhirnya tiba di kebun sayur dimana Batu Langgar berada. Jalan setapak sejak dari jembatan gantung hingga kebun sayur dimana Batu Langgar berada jalanan menanjak berupa jalan tanah dan  hanya sebagian kecil yang telah di cor beton. Jarak tempuh dari jalan lintas Pagar Alam – Pendopo menuju Batu Langgar sekitar 1,3 km atau perjalanan dengan sepeda motor sekitar 10 menit. Akan tetapi walaupun jaraknya cukup dekat dari desa Batu Langgar yang merupakan sebuah situs budaya peninggalan masa megalitik belum banyak dikenal luas baik oleh masyarakat Kabupaten Lahat maupun masyarakat Sumatera Selatan.

Bupati Lahat Cik Ujang,SH melalui Tim Bupati Untuk Percepatan Pembangunan Bidang Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mario Andramartik langsung menindaklanjuti dengan berkunjung langsung ke lokasi setelah menerima laporan masyarakat terkait adanya situs budaya peninggalan masa megalitik yang berada di Kecamatan Muara Payang. Kunjungan pertama ke Situs Megalitik Batu Langgar. Di situs ini terdapat sebuah bilik batu yang berada di bagian timur kebun sayur milik Harpensyah, terlihat bagian dinding bagian kiri, kanan dan belakang juga bagian depan bilik yang menghadap ke arah barat. Semua batu berupa lempengan batu slab stone. Akan tetapi atap bagian depan bilik batu terlihat terjadi patahan.

Saat ini di Kawasan Megalitik Pasemah (Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang , Muara Enim) ditemukan banyak bilik batu yang letaknya di bawah permukaan tanah seperti yang ditemukan di situs megalitik Kota Raya Lembak, Talang Pagar Agung, Gunung Megang, Gunung Kaya, Tegur Wangi, Talang Kecepol dan Tanjung Aro akan tetapi bilik batu yang ditemukan di situs megalitik Batu Langgar bilik batu berada di permukaan tanah.

Selain bilik batu yang disebut masyarakat sebagai Batu Langgar di situs ini juga terdapat tetralith (tetra = 4, lith = batu) atau batu susun empat. Tetralith berada sekitar 20 meter dari Batu Langgar ke tenggara juga terlihat slab stone dan monolith di kebun cabe. Lokasi situs berada di ketinggian 669 mdpl.

Dari Batu Langgar kami bertiga dengan sepeda motor kembali ke Desa Lawang Agung Lama dan melanjutkan perjalanan ke Desa Talang Tinggi yang hanya berjarak sekitar 1 km. Dari Desa Talang Tinggi kami melanjutkan perjalanan ke situs megalitik yang baru kami terima laporannya dari Harpensyah pemilik Situs Batu Langgar. Untuk menuju lokasi situs dari desa sekitar 2 km dengan menyusuri jalan desa yang sudah di aspal 1,8 km dengan sisanya yang masih dalam pengerjaan pengecoran. Lokasi situs berada di ketinggian 821 mdpl tepat di bagian barat laut di kaki Gunung Dempo.

     
               Gambar. Tim di situs megalitik Talang Kemang Ilir

Kebun sayur yang tepat berada di sisi kiri jalan merupakan kebun milik Harhendi dengan luas sekitar 1 ha dengan tanaman sayur berupa terong, tomat, kacang panjang, jahe dan kates. Saat kami berada di sana tanaman terong dan tomat sedang di panen sedangkan tanaman lainnya baru saja ditanam. Setelah kami bertemu dengan dengan Harhendi selanjutnya dengan keramahannya kami diantar untuk melihat satu per satu peninggalan megalitik yang berada di kebun sayur Harhendi ini.

“Kite ke situ kudai” ajak Harhendi sambil menunjuk ke arah timur, dan kamipun berjalan di sela-sela tanaman terong dan tomat mengikuti Harhendi. Benda pertama yang kami lihat berupa lesung batu tetapi sudah patah, di sebelah timur lesung batu terdapat 1 tetralit, jarak 1 meter terdapat momolith dan 2 meter dari monolith terdapat lesung batu lagi. Lesung batu dalam kondisi tidak terawat dengan bagian lubang berisi tanah dan tepi lupang berlumut hijau. Lalu kami bersihkan lubang lesung sehingga terlihat dengan jelas bentung dari lesung batu. Kemudian kami berjalan ke arah utara, disini terdapat 2 buah lesung batu dengan ukuran lebih kecil dari lesung batu kedua yang kami lihat. Dua lesung berada berdekatan tetapi pada awalnya satu lesung berada sekitar 3 meter dari lokasi sekarang.

Dari sini kami berjalan lagi ke arah utara sekitar 5 meter dan di antara pohon terong terdapat satu lumpang batu dengan diameter sekitar 10 cm. Kondisi lumpang batu seperti tinggalan yang lain kurang terawat. Hal ini disebabkan karena pemilik lahan tidak mengetahui bahwa batu-batu ini merupakan tinggalan masa megalitik mereka mendapat cerita bahwa lokasi kebun mereka merupakan bekas tempat tinggal puyang rejang.

Berjalan sekitar 10 meter  masih di kebun terong dan tomat terdapat 1 lagi tetralit dengan ukuran lebih besar dari tetralith pertama yang kami lihat. Jarak antar ke-4 batu tetralith ini sekitar 2 meter dengan tinggi batu rata-rata sekitar 90 cm. Dari Tetralith kami berjalan ke arah barat dan kami diperlihatkan sebuah lesung dengan ukuran seperti lesung pertama yang kami lihat. Harhendi masih terus mengajak kami berjalan untuk melihat tinggalan lainnya dan ternyata memang masih ada tinggalan lain berupa lesung batu dan lumpang batu.

      
           Gambar. Temuan peninggalan megalitik di kebun sayur

Dari temuan yang ada di Talang Kemang Ilir Desa Talang Tinggi Kecamatan Muara Payang ini kami dapat katakan bahwa situs ini merupakan satu pemukiman dengan dominasi tinggalan berupa lesung batu dan timbul sebuah pertanyaan apakah ada temuan jenis lainnya seperti arca, menhir, bilik batu, dolmen dan lainnya, hal ini perlu penelitian lebih mendetail. Akan tetapi dengan temuan yang ada maka menambah jumlah situs yang ada di Kecamatan Muara Payang menjadi 3 situs megalitik. Situs pertama ditemukan di Desa Muara Payang pada survey pertama tahun 1999. Dari hasil pengamatan dan dilakukan test pit di 2 kotak ditemukan tempayan kubur dan benteng tanah. Lalu dilakukan penelitian tahap II pada tahun 2000 dengan temuan terdapat 2 lokasi hunian yang dikelilingi oleh benteng tanah, tempayan kubur, tetralith dan umpak bangunan. Pada tahun 2001 dilakukan penelitian tahap III dan selanjutnya penelitian tahap IV yang dilakukan pada tahun 2002 oleh Balai Arkeologi Palembang yang dipimpin oleh Kristantina Indriastuti,SS dengan anggota tim Drs.Siswanto, Drs.Budi Wiyana dan Supeno. Di penelitian tahap IV ini ditemukan beberapa tempayan kubur, menhir, dolmen, dan batu datar. Situs kedua adalah Batu Langgar dan situs ketiga Situs Talang Kemang Ilir.

Dengan temuan Situs Talang Kemang Ilir maka jumlah situs yang ada di Kabupaten Lahat menjadi 67 situs megalitik dan semakin mengukuhkan Kabupaten Lahat sebagai Pemilik Situs Megalitik Terbanyak se Indonesia dan semakin populer Kabupaten Lahat sebagai Negeri 1000 Megalitik.

Semoga dalam waktu dekat beberapa situs megalitik dapat ditetapkan menjadi Cagar Budaya Kabupaten Lahat dan selanjutnya dapat dilakukan pemeringkatan menjadi Cagar Budaya Provinsi, Nasional hingga menjadi Warisan Dunia Unesco. Tentu hal ini bukan pekerjaan mudah tetapi bila digarap dengan serius dengan melibatkan semua komponen yang ada tentu akan dapat tercapai apalagi hingga saat ini Warisan Dunia Unesco yang berasal dari Indonesia baru 5 yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, Manusia Purba Sangiran, Subak Bali dan Sawahlunto Ombilin. Bila Situs Megalitik Kabupaten Lahat dapat ditetapkan menjadi Warisan Dunia Unesco bukan saja akan memboomingkan nama Kabupaten Lahat di kancah internasional akan tetapi juga banyak memberikan manfaat kepada masyarakat Kabupaten Lahat seperti bergeraknya  berbagai sektor ekonomi bukan saja sektor budaya dan pariwisata juga perbaikan infrastruktur dan peningkatan pendapatan asli daerah. (Mario Andramartik, September 2022).