Bukit Serelo

Icon dari kota kecil Kabupaten Lahat yang kaya akan Sumber Daya Alam, Budaya dan Bahasa.

Megalith

Peninggalan sejarah yang banyak terdapat di Kabupaten Lahat.

Ayek Lematang

Aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Lahat.

Air Terjun

Obyek keindahan alam yang terbanyak di Kabupaten Lahat.

Aktivitas Masyarakat Pedesaan

Kota Lahat yang subur kaya akan hasil perkebunan.

Rabu, 23 Maret 2022

AYEK LANTUNG 3 TINGKAT NAN MEMIKAT (Jelajah Negeri Mengenal Alam)

Staf Khusus Bupati Lahat, Camat Pagar Gunung, Kades Kedaton dan perangkat di Air Terjun Lantung Desa Kedaton

Ungkapan yang menyebut potensi kekayaan dan keindahan Kabupaten Lahat tak akan pernah habisnya di eksplore adalah sangat tepat. Hampir setiap bulan bahkan setiap minggu berita tentang eksplorasi kekayaan dan keindahan alam Kabupaten Lahat tak pernah putus dibahas dan diberitakan.

Pada minggu kedua di bulan Februari ini Bupati Lahat Cik Ujang melalui Staf Khusus Bupati Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mario Andramartik menyampaikan hasil peninjauan ke air terjun di Desa Kedaton Kecamatan Pagar Gunung. Mario yang juga merupakan Ketua Panoramic of Lahat langsung meninjau air terjun bersama Marles Yuniardi Camat Pagar Gunung, dan Yeni Heriyanti Kepala Desa Kedaton beserta perangat desanya.

Yeni Heriyanti sebagai Kepala Desa Kedaton yang baru terpilih akhir tahun 2021 didampingi Deni Saputra Sekretaris Desa, Nita Heryanti Ketua BPD, 5 orang Kadus; Eli Rahayu Kadus 1, Andi Ajis Kadus 2, Hairol Saleh Kadus 3, Herdiansyah Kadus 4, Marliani Kadus 5, Kenidy Bendahara Desa, Satal Kaur Pemerintah beserta 4 staf desa dan anggota Karang Taruna Desa Kedaton bersama-sama berjalan kaki dari desa menuju air terjun.

Perjalanan di mulai dari Kantor Desa Kedaton yang terletak di Dusun Lekung Daun yang tepat berada di tepi jalan lintas Lahat – Pagaralam. Di lokasi ini nantinya akan menjadi pintu utama menuju air terjun dan juga area parkir. Dari titik ini lalu kami lanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri kebun karet dan kopi serta beberapa bidang tanah yang belum digarap alias masih berupa semak belukar. Jalan menuju air terjun masih berupa jalan rintisan yang baru saja dibuka seminggu yang lalu sehingga masih banyak ranting di tengah jalan. Jalan belum dapat dilalui dengan kendaraan apapun. Kontur jalan sedikit bergelombang dengan turunan dan tanjakan yang relative landai sehingga tidak banyak menguras tenaga.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit tibalah di aliran sungai Lantung. Tepat dimana kami berada merupakan bagian atas daripada air terjun. Dari sini kita hanya dapat melihat air mengalir dan jatuh ke bawah. Bagian atas air terjun ini banyak ditumbuhi pohon bambu sehingga area sangat rimbun.

Untuk dapat melihat air terjun maka kami harus berjalan agak menjauh dari sungai kemudian masuk ke kebun kopi dan menuruni jalan di sela-sela pohon kopi. Jalan hanya sedikit menurun sehingga tidak menyusahkan kami untuk menuruninya. Lima menit kemudian sampailah kami di aliran sungai dan ketika melihat ke arah kanan  maka akan terlihat air terjun tetapi hanya bagian bawahnya saja karena bagian atas air terjun tertutup rimbunnya pepohonan di sekitar air terjun.

Kami berjalan menyusuri sungai sejauh 10 meter dan bentuk rupa air terjun sudah terlihat jelas. Air terjun ini masih sangat alami terlihat dari bebatuan di kawasan ini masih berwarna hijau karena diselimuti lumut juga ranting-ranting banyak menjulai hingga sampai ke sungai, sinar mataharipun sedikit sekali karena terhalang rimbunnya pepohonan. “Saranku agar semua pohon di kawasan ini tidak ditebang dan tetap terjaga agar ekosistem air terjun tetap bagus” demikian saran yang aku sampaikan kepada Camat, Kades dan seluruh perangkat desa yang ikut survey air terjun ini. Udara di sini sangat sejuk dan asri, air sungaipun sangat jernih dan bersih ditambah keindahan air terjun yang berbentuk undakan dan air yang mengalir jatuh membentuk lubuk di bawah air terjun yang dapat digunakan untuk berenang.

Air terjun di mana kami berada merupakan air terjun kedua dari 3 air terjun yang ada di kawasan ini. Air terjun kedua ini mempunyai ketinggian sekitar 20 meter. Kami belum bisa melihat air terjun yang paling atas karena jalur menuju air terjun tersebut masih terlalu terjal dan belum sama sekali ada aksesnya. Air terjun paling atas diperkirakan mempunyai ketinggian sekitar 5 meter sedangkan air terjun ketiga yang berjalan sekitar 20 meter dari air terjun kedua belum dapat kami lihat karena tertutup rimbunnya pepohonan dan semak belukar.

Kami sangat menikmati suasana dan  keindahan air terjun Lantung ini. Kami sempatkan untuk berfoto dan mengambil beberapa video untuk dokumentasi. Dan kamipun sempat berdiskusi untuk rencana pengembangan 3 air terjun ini. Air terjun Lantung 3 tingkat nan memikat ini sangat layak untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan Desa Kedaton Kecamatan Pagar Gunung. Beberapa faktor yang sangat mendukung adalah letaknya yang sangat dekat dengan desa yaitu sekitar 1 km, jarak tempuh dari pusat kota Lahat sekitar 25 km, berada di jalan lintas Lahat – Pagaralam yang merupakan jalur perjalanan wisata, ada 3 air terjun di satu aliran sungai, masih alami dan asri, masyarakat beserta perangkat desa yang dikomandoi Kepala desa, Ketua BPD dan Camat sangat mendukung. Dengan banyaknya faktor pendukung tersebut insyaAllah daya tarik wisata ini cepat menjadi destinasi wisata unggulan, apalagi di dukung dengan dana dari APBD atau DAK Kementerian.

Seperti kita ketahui bahwa Kabupaten Lahat mempunyai sangat banyak air terjun, dari data yang disampaikan Panoramic of Lahat hingga tahun 2022 terdapat 185 air terjun di Kabupaten Lahat mungkin jumlah ini merupakan jumlah terbanyak kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki air terjun.

 

Dari ratusan air terjun tersebut baru dalam hitungan jari air terjun yang telah berkembang menjadi destinasi wisata. Hal ini terjadi bukan hanya di Kabupaten Lahat mungkin terjadi di banyak daerah di Indonesia. Ada beberapa kendala utama pertumbuhan dan pengembangan pariwisata saat ini yaitu : (1) masih buruknya akses jalan dan telekomunikasi menuju atau di lokasi daya tarik wisata/destinasi wisata; (2) terbatasnya keterampilan tenaga kerja dan pelayanan pariwisata; (3) lemahnya dukungan untuk investasi swasta pada sektor pariwisata; dan (4) lemahnya koordinasi antar dinas/lembaga, pusat-daerah, pemerintah-swasta dalam pengembangan pariwisata dan dalam pelestarian kekayaan alam dan budaya. Apabila kendala tersebut dapat diatasi secara terpadu, maka akan mampu mengembangkan industri pariwisata yang bertaraf nasional bahkan internasional.

 

Semoga dengan kekompakan dan semangat dari berbagai pihak di Desa Kedaton akan mampu mengembangkan potensi desa yang akan berdampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat desa dan peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten Lahat menuju Kabupaten Lahat Bercahaya. (Mario Andramartik, 19 Februari 2022).

 

 

Rabu, 16 Maret 2022

PESONA TERSEMBUNYI KOTA LAHAT (Jelajah Negeri Mengenal Alam)

Pemandangan Cughup Gerinsing


Kota Lahat merupakan ibukota Kabupaten Lahat dan merupakan kota tua di Sumatera Selatan dengan dibuktikan banyaknya peninggalan gedung-gedung tua yang dibangun pada awal tahun 1900an. Sebagai pusat kegiatan pemerintah dan bisnis, Kota Lahat terus berkembang seiring dengan perkembangan waktu. Saat ini Kota Lahat menjadi pintu utama masuknya para wisatawan yang ingin berkunjung ke Kabupaten Lahat dan Kota Pagaralam. Setiap akhir pekan Kota Lahat dibanjiri wisatawan yang datang dari daerah sekitar seperti Muara Enim, Pali, Prabumulih dan Palembang.

Tepian sungai Lematang menjadi pusat kunjungan wisatawan setiap akhir pekan karena kawasan ini sejak masa kolonial telah terkenal sebagai kawasan wisata dan sejak tahun 2017 kawasan ini makin ramai dikunjungi wisatawan karena banyaknya pelaku wisata yang membuka usaha pariwisata seperti restoran/resto dan taman rekreasi.  Tak heran setiap akhir pekan Tepian Sungai Lematang dipadati kendaraan dari luar Kabupaten Lahat. Selain itu Kota Lahat masih memiliki destinasi wisata seperti Taman Ayek Lematang, Puncak Gugah, Pagar Park dan  Taman Rekreasi Ribang Kemambang. Tapi masyarakat Kota Lahat masih belum banyak yang tahu bahwa di Kecamatan Lahat ada beberapa air terjun atau masyarakat Lahat menyebutnya dengan nama cughup.

Hari ini Sabtu 12 Februari 2022 terkuak sudah bahwa di Kecamatan Lahat ada air terjun tepatnya di Desa Padang Lengkuas. Desa yang terletak di jalan lintas Sumatera Lahat – Muara Enim ini berjarak sekitar 3,5 km dari pusat pemerintahan Pemkab Lahat atau perjalanan 10 menit. Sepintas kita tidak akan percaya bahwa di Desa Padang Lengkuas Kecamatan Lahat terdapat air terjun atau cughup karena desa yang berada di jalan lintas Sumatera dan sungai Lematang ini berupa daerah dataran rendah. Setelah kami survey bersama Kepala Desa yang baru dilantik pada tanggal 24 Desember 2021 lalu ternyata terdapat beberapa air terjun.

Desa Padang Lengkuas Kecamatan Lahat mempunyai luas wilayah sekitar 2.000 ha dengan luas pemukinan sekitar 4 ha dan sisanya berupa perkebunan dan persawahan. Desa ini berpenduduk sekitar 750 jiwa dengan mayoritas penduduk bermata pencarian sebagai petani sebanyak 95% dengan rincian 65% petani karet, 30% menggarap sawah dan 5% bertani kopi. Pemukinan desa di apit Desa Ulak Lebar di sebelah Barat dan Desa Kota Raya di sebelah Timur serta di bagian Selatan berbatas dengan Desa Muara Cawang Kecamatan Lahat Selatan dan Talang Akar Kecamatan Merapi Selatan

Staf Khusus Bupati Lahat Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mario Andramartik bersama Kades Padang Lengkuas Sabroni didampingi Sekretaris Desa Harwansyah, Kaur Aset Sam Sahuri, Kasie Pemerintahan Yogi Pratama, Kadus 2 Erwinsyah, Pendamping Desa Lokal Yulianti, Tokoh Pemuda Desa Dendi Rius, Syawaludi, Solo Afandi, Idham dan Novi langsung melakukan peninjauan lokasi air terjun/cughup di Desa Padang Lengkuas. Perjalanan dengan sepeda motor di mulai dari kediaman Kepala Desa lalu menyeberangi jembatan gantung di Sungai Lematang kemudian melintasi jalan setapak dengan pemandangan kebun karet, kebun pisang, kebun kopi dan persawahan. Ketika melintasi persawahan kami disuguhkan pemandangan padi nan menguning dan belasan ibu-ibu memanen padi dengan alat tradisional, suatu pemandangan yang langka di sebuah perkotaan. Di benakku langsung teringat dengan destinasi wisata di Magelang, Jawa Tengah yaitu Svargabumi yang menyulap hamparan sawah menjadi destinasi wisata unggulan dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Foto bersama di Cughup Gambir


Sekitar perjalanan 15 menit kami memasuki jalan yang baru dibuka dengan lebar sekitar 10 meter. Jalan ini masih berupa jalan tanah yang nantinya menghubungkan Jembatan Lematang 2 yang saat ini masih dalam kontruksi pembangunan ke wilayah Lahat Selatan dan rencana pembangunan komplek Perkantoran Pemkab Lahat yang baru.

Kami menyusuri jalan tanah ini walaupun masih berupa jalan tanah tetapi sudah terlihat bahwa jalan ini akan menjadi jalan yang bagus dan membuka akses pengembangan Kota Lahat. Tepat di ujung jalan tanah ini yang berbatasan dengan perkebunan kelapa sawit PT Arta Prigel kami belok ke kiri masuk ke jalan setapak dengan semak belukar di kiri dan kanan jalan. Hanya dalam waktu kurang dari 5 menit atau jarak 200 meter kami berhenti di aliran sungai Gambir dan tepat di atas kami berdiri merupakan air terjun/cughup.

Lalu kami langsung menuruni tebing terjal dengan cara berpegangan dengan akar-akar pohon dan terlihat air terjun/cughup. Untuk menuju ke air terjun kami harus menebas semak belukar untuk membuka akses jalan karena cughup ini belum sama sekali dikunjungi atau dikembangkan sebelumnya. Pembukaan akses ke cughup ini baru dilakukan oleh Sabroni sang kepala desa yang baru terpilih 9 Desember 2021 lalu. Jadi perjalanan survey hari ini merupakan gebrakan baru dari kepala desa yang baru saja terpilih. Hal ini juga yang membuat  Staf Khusus Bupati Lahat Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif langsung merespon cepat ketika mendapat informasi dari warga desa bernama Idham untuk melakukan survey.

Cughup yang berada di aliran sungai Gambir ini mempunyai ketinggian sekitar 10 meter dengan lebar sekitar 5 meter dengan kondisi masih dipenuhi semak belukar dan bebatuan yang besar di bawah cughup. Cughup ini disebut Cughup Mentiring dengan airnya yang jernih. Selain keindahan cughup di area ini juga dapat melihat bentang alam yang luas bah bentangan permadani hijau dengan Bukit Serelo yang menjulang bah jempol raksasa. Yach suatu pemandangan yang sangat luar biasa yang berada di Kecamatan Lahat. Juga area di atas cughup Mentiring dengan kontur tanah yang datar sangat layak untuk dijadikan camping ground atau lokasi berkemah. Maka kawasan yang hanya berjarak sekitar 2 km dari desa Padang Lengkuas atau dari Jembatan Lematang 2 sangat layak untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata alam.

Kemudian kami melanjutkan untuk melihat cughup yang kedua yang berada di aliran sungai Temiang. Kami melintasi jalan dengan lebar 3 meter berupa jalan berbatu yang merupakan jalan perkebunan kelapa sawit lalu belok ke kiri sejauh 50 meter dan tibalah di atas cughup. Dari atas cughup, kami harus menebas semak belukar untuk menuju cughup dan menuruni sedikit tebing yang tidak begitu terjal. Sesampai di aliran sungai Temiang kamipun harus membersihkan ranting dan semak belukar yang menutupi cughup. Jadi cughup kedua ini juga masih sangat alami, asri dan belum terjamah sebelumnya.

Kami bersama-sama mencoba membersihkan ranting dan semak belukar yang menutupi cughup dan sesudahnya kami berfoto bersama. Cughup dengan airnya nan bersih dan jernih ini disebut sebagai Cughup Geringsing. Dengan ketinggian hanya 5 meter dan bentang cughup hingga 25 meter dan air yang jatuh membentuk undakan sehingga cughup ini terlihat lebih indah.

Tanpa kami sadari waktu telah melewati pukul 12 siang dan kamipun sudah terasa lapar sehingga kami makan bersama dengan duduk di atas batu di aliran sungai Temiang ini. Walaupun hanya makan nasi bungkus dan minum air mineral yang telah di bawa oleh perangkat desa tetapi terasa nikmat dan lezat sembari menikmati keindahan cughup Geringsing.

Berjuta kegembiraan yang kami rasakan karena telah berhasil meninjau kekayaan alam Desa Padang Lengkuas yang selama ini terlantar dan tersembunyi. Semoga ke depan daya tarik wisata desa ini dapat dikembangkan oleh desa yang akan memberikan dampak positif terhadap pengembangan ekonomi desa. Langkah awal pengembangan daya tarik wisata desa dengan membentuk Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis yang mendapat Surat Keputusan pembentukan dari Dinas Pariwisata yang selanjutnya dikukuhkan oleh Bupati. Pembentukan Pokdawis di setiap desa sudah sesuai dengan Pedoman Pokdarwis yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dan untuk pengembangan daya tarik wisata desa dapat menggunakan Dana Desa sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022. Harapan kita bersama untuk pengembangan pariwisata Kabupaten Lahat akan dapat terwujud menuju Kabupaten Lahat Bercahaya. (Mario Andramatik Sabtu,12 Februari 2022).