Bukit Serelo

Icon dari kota kecil Kabupaten Lahat yang kaya akan Sumber Daya Alam, Budaya dan Bahasa.

Megalith

Peninggalan sejarah yang banyak terdapat di Kabupaten Lahat.

Ayek Lematang

Aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Lahat.

Air Terjun

Obyek keindahan alam yang terbanyak di Kabupaten Lahat.

Aktivitas Masyarakat Pedesaan

Kota Lahat yang subur kaya akan hasil perkebunan.

Rabu, 14 Desember 2016

TOKOH PENGGERAK KEBUDAYAAN DAN KEPARIWISATAAN SUMSEL


Penghargaan kedua di tahun 2016 di raih oleh ketua Panoramic of Lahat Mario Andramartik. Penghargaan pertama adalah sebagai Tokoh Inspirasi Sumsel 2016 pada 7 Oktober 2016 dan penghargaan kedua sebagai Tokoh Penggerak Kebudayaan dan Kepariwisataan Sumsel pada 3 Desember 2016. Selain itu Mario Andramartik juga ada di sosok harian Kompas tanggal 12 November 2016.
Apa yang telah di raih oleh Mario tidak lain karena semangatnya dalam pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan khususnya di Kabupaten Lahat. Selama ini Mario bersama team Panoramic of Lahat mendata segala potensi budaya dan wisata yang ada di Lahat dan Sumsel. Berkat kerja keras dan semangat yang tinggi pada tahun 2012 Panoramic of Lahat mendapat penghargaan dari MURI sebagai Kolektor Data Megalit Terbanyak se Indonesia. Dan tahun ini Panoramic of Lahat telah mendaftarkan Kabupaten Lahat sebagai pemilik air terjun terbanyak se Indonesia. Saat ini Panoramic of Lahat telah mendata sebanyak 126 air terjun di Kabupaten Lahat dan di klaim sebagai air terjun terbanyak di Indonesia dan mungkin terbanyak di dunia.
Wajar bila seorang Mario Andramartik selaku ketua Panoramic of Lahat mendapat beberapa penghargaan karena kepeduliannya. Selain itu Mario dan team Panoramic of Lahat juga menjadi penggagas terwujudnya taman di tepi sungai Lematang yang terletak dekat bendungan air baku  di desa Suka Negara kecamatan Kota Lahat yang saat ini telah menjadi salah satu lokasi yang ramai di kunjungi masyarakat Lahat terutama di sore hari. Taman ini terwujud berkat dukungan CSR PT.Muara Alam Sejahtera dan Bupati Lahat.
Tidak sampai di situ team Panoramic of Lahat tahun depan telah menggagas lokasi lain untuk dijadikan taman dan spot photogenic. Maka Panoramic of Lahat tidak pernah berhenti untuk memberikan inovasi dan kreasi demi pembangunan kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten Lahat dan Sumatera Selatan.

Jumat, 04 November 2016

Terintegrasi Dengan Komplek Megalit

Luar biasa salah satu kata yang terucap saat tiba di air terjun atau yang lebih akrab disebut masyarakat Kabupaten Lahat Cuhup Panjang. Betapa tidak, air terjun yang satu ini begitu menakjubkan baik dari sisi keindahan sekelingnya maupun pesona air terjunya. Berkunjung kesini sayang rasanya jika tidak membawa kamera untuk mengabadikan momen indahnya ciptaan Tuhan yang satu ini. Tak hanya, itu pengunjung juga akan merasakan asyiknya mandi di lokasi air terjun yang berbentuk kolam ini, airnya bersih dan dingin. Tak jauh dari lokasi terdapat komplek Meglit yang Terletak di Desa Tinggi Hari, kecamatan Gumay Ulu Lahat. Menurut pemerhati wisata Kabupaten Lahat, Mario Andromatic mengungkapkan air terjun panjang sangat mengagumkan dan layak menjadi sala satu destinasi wisata di kabupaten berjuluk Bumi Seganti Setungguan. Apalagi, terangnya keberadaanya trintegrasi dengan komplek megalit yang sudah berusia ribuan tahun. Hanya saja, menurut Mario saat ini untuk sampai ke lokasi butuh perbaikan akses jalan yang terbilang masih cukup menantang dan kendaraan belum sampai kelokasi air terjun. "Air terjun panjang salah satu air terjun yang luar biasa di kabupaten Lahat. Pengunjung begitu banyak datang perminggunya. Jika dikembangkan akan jadi destinasi wisata,"terangnya. Tak hanya itu, disepanjang jalan pengunjung juga akan disuguhi dengan keindahan alam baik itu, perbukitan, hamparan sawah, kebun kopi dan juga aliran sungai Lematang. Disepanjang jalan tepatnya di Desa Tanjung Sirih, Kecamatan Pulau Pinang pengunjung juga bisa mampir untuk membeli makanan khas lahat yakni lemang. Untuk bisa sampai ke lokasi air terjun jika pengunjung datang dari Kota Lahat, yang menjadi ibu kota kabupaten Lahat hanya menempuh jarak 20 KM menggunakan kendaraan roda dua dan empat. Jika pengunjung atau wisatawan sudah sampai dikecamatan Pulau Pinang, pengunjung bisa meminta petunjuk kepada warga menuju ke lokasi. Nah sebagai tambahan, selain egalit di kecamatan ini juga terdapat beberapa air terjun seperti air terjun Buluh, air terjun Maung dan beberapa diantaranya. Bagi pengunjung disarankan terutama bagi pecinta air terjun jika datang ke kabupaten Lahat, sebaiknya bermalam dua atau tiga hari. Pasalnya, terdapat ratusan air terjun dan Lahat juga memiliki banyak hotel dari kelas bintang hingga melati untuk lokasi bermalam. (Ehdi Yasin, TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT)

Minggu, 30 Oktober 2016

MENGENAL DAN MENCINTAI DAERAH SENDIRI

Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober maka Panoramic of Lahat bersama Pemuda Muhammadiyah Lahat mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Dengan Semangat Sumpah Pemuda Kita Maksimalkan Potensi dan Karakter Pemuda dalam membangun aspek budaya dan pengetahuan politik demi pemuda Lahat yang berkemajuan”. 
FDG ini dihadirin oleh pelajar, mahasiswa dan komunitas se Lahat berjumlah sekitar 200 peserta yang dilaksanakan di Gedung Dakwah pada tanggal 28 Oktober 2016. FGD di pandu oleh moderator Elvin Kurniansyah, Ketua Pemuda Muhammadiyah Lahat dan dua nara sumber yaitu Mario Andramartik, Ketua Panoramic of Lahat dan Muhammad Nasrul Fadli. 
Mario Andramartik yang baru saja mendapat anugerah Tokoh Inspirasi Sumsel 2016 pada 7 Oktober lalu menjadi nara sumber pertama. Dalam paparannya Mario menyampaikan beberapa fakta tentang Kabupaten Lahat yang sangat dia banggakan dan promosikan dimanapun dia berada. Mario bersama teamnya (Panoramic of Lahat) yang pernah membuat rekor MURI Megalit Terbanyak se Indonesia dan Kolektor Data Megalit Terbanyak se Indonesia tahun 2012 memaparkan : 
1.Kabupaten Lahat merupakan Kabupaten Tertua di Sumsel 
2.Megalit Lahat Terbanyak se Indonesia Rekor MURI 2012 
3.Megalit Lahat Terbaik se Indonesia buku Lonely Planet 
4.Air Terjun Terbanyak se Indonesia 
5.Rumah Adat Terbanyak se Sumsel 
6.Gereja Tertua di Sumsel 
7.Pohon Mahoni Tertua di Sumsel 
8.Bukit Jempol Bukit Terunik se Indonesia dan dunia 
9.Tumbuh Bunga Tertinggi di dunia (Amorphophallus Titanum) 
10.Bengkel Kereta Api Terbesar se Indonesia 
11.Terowongan Kereta Api Terpanjang ke-10 se Indonesia 
12.Salah satu Penghasil Kopi Terbaik di pulau Sumatera. 
13.Heritage Terbanyak ke-2 se Sumsel 
14.PLTM (Pembangkit LIstrik Tenaga Mikrohidro) Pertama di Sumsel. 

Mario mengajak semua peserta untuk mengenal dan mencintai daerah sendiri sebelum mengenal dan mencintai daerah lain. Suatu hal yang miris bila pemuda Lahat dapat bercerita dengan lugas daerah lain di pulau Jawa, Bali atau daerah lain di Indonesia bahkan luar negeri akan tetapi tidak dapat bercerita tentang Lahat daerahnya sendiri dimana dia dilahirkan dan dibesarkan. 
Mario juga mengajak peserta untuk mempromosikan potensi Lahat yang begitu kaya dan melimpah melalui media sosial yang dimiliki masing-masing peserta seperti via facebook, whatapps, instagram, path, youtube dan lainnya. Di era sekarang dimana semua orang dengan mudahnya untuk mempromosikan potensi daerah masing-masing dan mengenal daerahnya dengan sangat mudah. 

Di akhir paparannya Mario mengajak peserta untuk menjadikan Lahat sebagai daerah tujuan atau destinasi dalam berbagai bidang. Lahat yang banyak menyimpan berbagai potensi dapat dijadikan berbagai destinasi seperti destinasi wisata, destinasi ilmu pengetahuan, destinasi bisnis, destinasi belanja, dan destinasi lainnya. Bila hal ini terwujud maka Lahat dapat menjadi center bagi daerah di sekitarnya dan hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan pemerintah Lahat. Pemuda Lahat harus mengambil peran besar dalam pembangunan Lahat secara keseluruhan. Kalau mau tidak ada yang mustahil, nothing impossible if you want to (tidak ada yang tidak mungkin bila anda mau). You never try you never know (anda belum pernah mencoba anda belum pernah tahu) dalam hal positif. Salam Pemuda.

Sabtu, 08 Oktober 2016

Tokoh Inspirasi Sumsel 2016

16 Tokoh dinobatkan sebagai tokoh inspirasi dalam acara Malam Anugrah Tokoh Inspirasi Sumatera Selatan (Sumsel) 2016, yang diselenggarakan di The Pit Stop Cafe and Resto Palembang, Jum’at (7/10). Beberapa kelahiran bumi Sriwijaya ini, memang dirasa pantas diberikan anugrah penghargaan, selain bersumbangsi terhadap Sumsel sendiri, para tokoh ini juga menjadi inspirasi bagi kaum muda untuk turut memberikan hal terbaik bagi Sumsel.
Tak hanya sebagai malam penganugrahan saja, acara ini juga menjadi momen untuk melestarikan kebudayaan daerah Sumsel. Seperti yang tampak dalam acara Malam Anugrah ini, para tamu undangan disajikan penampilan konsep budaya teater tradisional Sumsel, Dul Muluk.
Salah satu figur tokoh Sumsel, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumsel, Brigjen Pol Iswandi Hari yang mendapatkan penghargaan ini juga ikut memerankan tokoh sang raja dalam Dul Muluk. “Saya perintahkan kepada rakyat untuk memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh Inspirasi yang mengharumkan Sumsel,” ujarnya saat memerankan tokoh raja. Dalam malam anugrah ini juga dimeriahkan dengan penampilan Bucu Band, Kamsul Arifuddin Harla, dan Ifny Lana yang melantunkan beberap tembang lagu.
Ke 16 tokoh yang mendapatkan dinobtkan sebagai Tokoh Inspirasi Sumsel 2016 adalah sebagai berikut.
1.   Letjen TNI Purn Ramli Hasan Basri,
2.   Gubernur Sumsel, Alex Noerdin,
3.   Walikota Padang Panjang, Hendri Arnis,
4.   Presiden Pemuda Asia Afrika, Beni Pramula,
5.   Sultan Palembang, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin,
6.   Kakanwil BPJS Ketenagakerjaan Sumbagsel, Achmad Hafiz,
7.   Kepala BNNP Sumsel, Brigjen Pol Iswandi Hari,
8.   Plt Bupati Musi Banyuasin (Muba), Beni Hernedi,
9.   Sekda Kota Padang Panjang, HM Edwar Juliartha,
10. Walikota Palembang, Harnojoyo,
11. Bupati OKI, Iskandar,
12. Ketua Panoramic of Lahat dan EAM Grand Zuri Hotel Lahat, Mario Andramartik,
13. Ketua MKGR Muba, Ardiansyah Iyank,
14. Staff Ahli Menko Perekonomian, Rahidin H Anang,
15. Ketua Karang Taruna Kota Palembang, Yudha Novanza Utama,
16. Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Provinsi Sumsel, Belman Karmuda.
 
Kemeriahan malam anugrah tokoh inspirasi ini tampak dihadiri juga oleh Asisten Kesra Prov Sumsel, Ahmad Najib, Kepala Museum Pahlawan Nasional AK Gani, Priyanti, Perwakilan PT Sarana Pembangunan Palembang (SP2J), Yusuf Kp, Ketua Mitra Pol Sumsel, Zainal Arifin, Perwakilan Bank Sumsel Babel, Edison, dan para tamu undangan lainnya.(vla/hdi)
 


Sumber Berita: www.swarakalibata.com


Selasa, 20 September 2016

"PERMADANI BUKIT BARISAN" Jelajah Negeri Mengenal Alam


“Air terjun ini dahulu bernama air terjun Mayang karena banyak pohon mayang (seperti pohon pinang) di area air terjun dan kemudian masyarakat menyebutnya  air terjun Kerinjing karena adanya pohon kerinjing yang  besar di area air terjun lalu sekarang masyarakat menyebutnya air terjun Labuhan karena banyaknya tanaman labu yang tumbuh di sekitar air terjun”, demikian cerita singkat Sarudin Kepala Desa Gedung Agung Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat ketika kami sampaikan maksud kedatangan kami ke desa ini.
Komunitas Panoramic of Lahat yang diketuai oleh Mario dengan team yang terdiri dari Yudha, Fachri, Deby, Dody, Agus, Bayu, Aprian dan Marlan pada minggu kedua September ini melakukan survey air terjun di kecamatan Kota Agung sedang minggu pertama September survey di kecamatan Mulak Ulu. Panoramic of Lahat telah mendata air terjun di Kabupaten Lahat tak kurang dari 120 air terjun dan data ini terus bertambah.
Perjalanan kali ini membutuhkan persiapan yang cukup matang karena medan yang dilalui merupakan tanjakan terjal sepanjang 3 km. Sarudin dan warga desa Gedung Agung menyiapkan sepeda motor yang telah di design agar dapat melalui medan terjal. Kami team Panoramic of Lahat yang tidak terbiasa mengendarai motor dengan medan terjal ini harus duduk di belakang sepeda motor sambil membawa perlengkapan untuk mendata.
Satu persatu sepeda motor meninggalkan desa Gedung Agung untuk melihat keindahan air terjun Labuhan. Kami menyusuri jalan setapak yang telah di semen akan tetapi sebagian besar semen telah hilang tergerus air hujan. Jalan setapak ini sangat membantu penduduk desa untuk mengangkut hasil bumi seperti kopi dan lada dari kebun menuju desa. Tapi sayang jalan setapak yang telah di semen cuma sepanjang sekitar 1,5 km sedang sisanya belum mendapat sentuhan pembangunan sama sekali sehingga untuk melalui jalan tanah menanjak dan berlubang sepeda motor kami sering mengalami gangguan dan beberapa kali harus berhenti karena susahnya medan yang di lalui.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 km kami tiba di sebuah kebun kopi dengan sebuah pondok kecil yang terbuat dari kayu dan lapangan kecil ukuran 4 x 5 meter. Disini kami berhenti untuk melepas lelah setelah melewati rintangan jalan tanah berbatu, licin dan menanjak. Kami minum air putih yang telah kami bawa sambil menikmati air terjun dari kejauhan. Dan di sudut pondok seorang warga mengumpulkan kayu bakar untuk memasak air.
Tak lama kemudian kami melanjutkan berjalan kaki menuju air terjun dengan jalanan sedikit menanjak. Dari pondok kayu menuju air terjun hanya berjarak sekitar 200 meter. Udara sedikit dingin karena kami berada di ketinggian 1.077 mdpl. Berarti ketinggian air terjun Labuhan melebihi ketinggian Bukit Jempol di Merapi.
Masyallah…… merupakan kata yang tepat setelah melihat lebih dekat keindahan air terjun Labuhan. Yach air nan jernih turun secara berlahan dari ketinggian sekitar 100 meter menerobos dinding tebing berwarna hijau bah permadani dengan kombinasi warna jernih air membuat teduh di pandang. Permadani hijau yang menghiasi dinding air terjun merupakan pohon cacar air. Tidak banyak air terjun dengan dinding hijau seperti ini. Dari data yang di himpun Panoramic of Lahat hanya ada 3 air terjun di Kabupaten Lahat yaitu air terjun Labuhan, air terjun Maung dan air terjun di Pulau Pinang  yang terletak di tepi sungai Lematang.
Pada bagian bawah air terjun terbentuk danau kecil dengan airnya yang jernih. Kemungkinan pada awalnya danau atau lubuk di bawah air terjun cukup luas akan tetapi akhirnya mengecil karena banyaknya sampah kayu-kayu yang jatuh dari atas air terjun dan juga rimbunya pepohonan.
“Area lubuk ini dahulu luas karena kami bersihkan dan kayu besar ini tidak ada” kata Sarudin ketika kami bertanya kondisi awal area ini. Memang saat ini melintang sebuah kayu besar dengan diameter sekitar 50 cm dan kayu-kayu mati lainya. Seandainya area ini dibersihkan kembali maka sangat luas area lubuk ini, demikian Sarudin melanjutkan ceritanya.
Pada bagian atas air terjun Labuhan masih ada 2 air terjun lagi akan tetapi ketinggian lebih rendah dan untuk menuju ke-2 air terjun tersebut masih membutuhkan extra waktu dan perjuangan tidak mudah karena harus menembus semak belukar dan menapaki tebing terjal dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. Maka kami putuskan untuk belum melihat kedua air terjun di atas air terjun Labuhan. Mungkin akan kami jadwalkan kemudian hari.
Sarudin sang Kepala Desa sangat antusias mengantar kami ke air terjun sehingga mempercepat waktu beliau kondangan di acara pernikahan di desa Gedung Agung. Sarudin dan beberapa perangkat desa dan warga sangat membantu kami untuk melihat keindahan air terjun. Sarudin bercerita pernah berupaya ke Jakarta mencari dana untuk pembangunan jalan dan infrastruktur air terjun akan tetapi hingga kini belum mendapat bantuan apapun sehingga keindahan air terjun Labuhan belum dapat dinikmati masyarakat dan wisatawan.
Kami sangat apresiasi dengan upaya keras dari kepala desa dan warga desa Gedung Agung untuk membangun potensi air terjun menjadi obyek wisata yang akan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat desa. Bilamana jalan menuju air terjun telah dibangun dengan baik maka bukan saja berfungsi untuk memperlancar ratusan  masyarakat yang membawa hasil bumi akan tetapi juga dapat dijadikan jalan wisata ke air terjun Labuhan. Dengan terbuka akses ke air terjun maka akan tumbuh warung yang menjajakan makanan dan minuman untuk pengunjung air terjun serta usaha laninya maka hal ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Inginnya lebih lama berada di air terjun Labuhan akan tetapi cuaca hari ini tidak begitu bersahabat, mendung sudah terlihat pertanda akan turun hujan. Dan kami pun bergegas kembali ke pondok kayu dimana kami tinggalkan sepeda motor yang membawa kami ke sini dan air yang kami masak tadi. Setiba di pondok kami menyiapkan kopi dan menikmatinya sembari menghangatkan tubuh.
Kopi yang kami minum belum habis dan hujan telah turun membasahi bumi, kami lalu berlindung di bawah pondok sambil menikmati kopi hangat dan roti. Setelah menunggu sekitar 20 menit akan tetapi hujan tak reda maka kami putuskan untuk pulang walau hujan. Dan satu per satu sepeda motor menyusuri jalan tanah yang becek dengan perlahan untuk menghindari jatuh.
Setengah jam kemudian kami sudah tiba di desa Gedung Agung dan kembali ke rumah Sarudin. Di rumah Sarudin, bu kades telah menyiapkan santap siang. Nasi putih, sayur, telur, sambal dan kerupuk sangat nikmat di santap dalam cuaca dingin lalu segelas kopi panas setelah makan siang menemani bincang kami dengan Sarudin dan warga yang turut bersama menemani kami. Sangat terasa suasana keakraban diantara kami dan penduduk desa walau baru beberapa saat bertemu. Mungkin ini yang disebut kearifan lokal dimana masyarakat desa sangat menyambut baik kedatangan orang asing di desanya. Semoga suasana seperti ini akan terus terpelihara dan terjaga.
Selain air terjun Labuhan di desa Gedung Agung juga terdapat beberapa rumah adat atau disebut juga rumah baghi. Tetapi hanya satu rumah adat yang masih asli sedang lainnya telah mengalami renovasi. Ada juga rumah baghi yang telah dibeli oleh pembeli dari pulau Bali. Kedua hal ini sangat disayangkan dan kalau tidak ada tindakan nyata untuk menyelamatkan atau melestarikan rumah baghi maka anak cucu kita hanya akan mendengar cerita atau melihat photo rumah baghi peninggalan budaya moyang yang mempunyai nila-nilai seni budaya yang sangat tinggi.
Semoga keberadaan potensi wisata berupa air terjun dan rumah adat akan menjadi perhatian semua pihak untuk dapat dijadikan obyek wisata dan upaya pelestarian lingkungan dan budaya selain upaya peningkatan ekonomi masyarakat.(Mario Andramartik).

Jumat, 12 Agustus 2016

"PESONA 7 AIR TERJUN" Jelajah Negeri Mengenal Alam

 
Jam di tanganku sudah menunjukkan jam 12.30 siang, teh manis yang disuguhkan oleh Eva Hartoni Kades Karang Dalam sudah hampir habis, tapi Budi dan Haris belum juga datang. Padahal sudah sekitar 30 menit lalu mereka pergi untuk membeli nasi bungkus sebagai bekal kami di air terjun nanti.

Lima belas menit kemudian mereka datang dengan membawa tas plastik berisi nasi bungkus. Segera aku siapkan peralatan kameraku dan perlengkapan lainnya. Aku pakai sandal gunung, Kades tak pakai alas kaki, Anggut hanya memakai sandal dan Ishak Camat Pulau Pinang memakai sepatu boot begitu juga dengan Budi dan Haris.


Tepat jam 12.50 kami bergerak dari rumah Kades Karang Dalam. Kami menyusuri jalan kebun dari sebelah Selatan desa. Setelah menyeberangi sungai kecil dan 5 menit kemudian sampailah kami di lapangan rumput pinggir desa. Dari sini kami harus menyeberangi sungai kecil tanpa jembatan lalu berjalan menanjak. Jalan yang menanjak ini telah disemen pada tahun 1986 tapi saat ini kondisinya sudah banyak yang rusak dan di musin hujan jalan semen ini licin. Seratus meter kemudian kami harus melalui jalanan tanah yang becek.


Perjalanan ke komplek air terjun Karang Dalam sangat mengasikkan walau kondisi jalan kurang memadai. Perkebunan kopi dengan buahnya yang sudah mulai memerah menandakan hampir matang dan akan siap dipanen, menyegarkan pikiran yang penat. Dan juga suara burung-burung menemani perjalanan kami ke air terjun.


Setelah menempuh perjalanan 50 menit dan kamipun sampai di air terjun Pandak. Namun untuk turun ke air terjun ini kami harus menuruni tebing terjal dengan kemiringan 90 derajat, maka satu persatu kami harus bergelantungan di akar-akar pohon. Sedang jalan turun yang selama ini digunakan tak tanpa lagi.  


Air terjun Pandak sesuai dengan namanya pandak yang berarti pendek dan hanya mempunyai ketinggian 5 mtr. Walaupun pendek air terjun ini cukup indah. Ketika kami berdiri di atas air terjun Pandak  dan menghadap arah Barat maka dengan sangat jelas terlihat air terjun Bidadari. Jarak antara kedua air terjun hanya sekitar 50 mtr. Dan kamipun berjalan menyusuri sungai Asam ke air terjun Bidadari yang sebelumnya pernah dijadikan syuting film Si Pahit Lidah. Air terjun ini awalnya bernama air terjun Lebah Lawang dan setelah syuting film dimana ada adegan para bidadari berenang di lubuk air terjun ini maka sejak saat itu air terjun ini disebut air terjun Bidadari.


Sejenak kami menikmati air terjun Bidadari dan perut kami sudah tak bisa lagi diajak kompromi. Kemudian segera kami melahap nasi bungkus yang telah dibeli oleh Budi dan Haris. Kami makan sangat lahapnya ditepi sungai Asam yang berair jernih dengan pemandangan air terjun Bidadari nan elok dan menawan. Tak salah kalau film Si Pahit Lidah mengambil lokasi syuting di air terjun ini.


Setelah puas santap siang dan menikmati keindahan air terjun begitu juga kameraku tak henti-hentinya merekam keindahan air terjun ini. Kamipun berbalik ke air terjun Pandak dan menaiki tebing terjal yang tadi kami lalui, karena tak ada jalan lain.


Kami lalu menyusuri sungai Asam ke arah ilir untuk melihat air terjun Ujan Panas. Perjalanan dari air terjun Pandak ke air terjun Ujan Panas sekitar 10 menit. Kami berhenti di atas air tejun Ujang Panas lalu menuruni tebing terjal dengan kemiringan 90 derajat. Aku dipandu Eva Hartoni untuk menuruni tebing terjal ini. Kami harus bergelantungan di akar-akar pohon untuk bisa sampai di bagian bawah air terjun karena tidak ada jalur lain.  Aku tidak sarankan lewat jalur ini kalau yang bernyali kecil karena sangat beresiko dan berbahaya apalagi bagi wisatawan anak-anak dan wanita.


Air terjun Ujan Panas mempunyai ketinggian 20 mtr dan merupakan air terjun kedua dari arah ilir atau dari arah bawah. Segera kubuka tas kameraku dan kuletakkan diatas tripod. Dan entah berapa kali kameraku menjepret keindahan alam karunia Allah yang diberikan pada masyarakat Karang Dalam. Air terjun ini disebut air terjun Ujan Panas karena di air terjun ini kita akan sering melihat pelangi seperti ketika hujan di siang hari dan ada pelangi.


Sudah 3 air terjun yang telah kami telusuri di aliran sungai Asam dan selanjutnya kami harus menaklukkan air terjun ke-4 yaitu air terjun Sumbing. Disebut air terjun Sumbing karena pada bagian sisinya terdapat celah aliran seperti sumbing.  Celah ini menurut cerita masyarakat setempat merupakan jalan ular naga yang melintasi sungai dan tak jauh dari air terjun ini ke arah ilir terdapat sebuah lubang yang disinyalir tempat berdiamnya ular. Air terjun Sumbing merupakan air terjun pertama dari arah ilir atau air terjun terdekat dari desa yang mempunyai ketinggian 10 mtr.

Jarak air terjun Ujan Panas dengan air terjun Sumbing sekitar 100 mtr. Kami harus menyusuri aliran sungai Asam karena belum ada jalan lain. Sangat beruntung aliran sungai ini tidak dalam dan tidak deras sehingga kami dapat berjalan di atas napal di aliran sungai. Air sungai yang jernih tanpa polusi membuat aku sangat senang menyusuri sungai ini dan tak membuat aku lelah bahkan kegembiraan nan tiada tara yang aku rasakan.

Dari air terjun Sumbing kami kembali ke desa dengan membawa sejuta kenangan indah yang tak terlupakan. Dalam perjalanan kembali ke desa Eva Hartoni bercerita bahwa di atas air terjun Bidadari masih ada 3 air terjun lagi. Akan tetapi hari ini belum dapat dikunjungi mengingat waktu sudah menjelang senja.

Jadi di aliran sungai Asam terdapat 7 air terjun dengan ketinggian, lebar dan keindahan yang berbeda. Dari arah desa atau dari bawah sungai terus ke atas secara berturut-turut air terjun di desa Karang Dalam sebagai berikut yang pertama Air Terjun Sumbing (10 m), kedua Air Terjun Ujan Panas (20 m), ketiga Air terjun Pandak (5 m), keempat Air Terjun Lebah Rawang atau Bidadari (30 m), kelima Air Terjun Terlantang dengan tinggi 15 m dan lebar 15 m (merupakan air terjun terlebar dari ketujuhnya), keenam Air Terjun Sebahak (10 m) dan yang terakhir atau ketujuh Air Terjun Pegadungan dengan tinggi 5 m. Semua air terjun ini mengalir di di satu sungai yaitu sungai Asam yang bermuara ke sungai Lematang.

Sungguh  sangat bersyukur dan bangga sebagai masyarakat Karang Dalam yang mempunyai keindahan alam yang tiada duanya. Dan boleh aku katakan bahwa Karang Dalam akan menjadi kawasan wisata yang diandalkan Kabupaten Lahat dan Sumatra Selatan kelak  kemudian hari.

Selain keindahan ke-7 air terjunnya Karang Dalam juga mempunyai Batu Megalith berupa menhir yang telah berusia 3.000 tahun. Menurut cerita batu ini merupakan cikal bakal desa Karang Dalam yang dibawa dari tanah suci Arab, maka dari itu batu menhir ini disebut juga Batu Haji atau Aji. Dan juga batu menhir ini diyakini ukurannya bertambah dari waktu ke waktu.


Desa Karang Dalam yang berbatasan dengan desa Kuba disebelah Utara, desa Lubuk Sepang di sebelah Selatan, kecamatan Gumay Talang di Barat dan sungai Lematang atau desa Pagar Batu di sebelah Timur juga mempunyai tempat beristirahat dalam perjalanan Lahat - Pagar Alam yang disebut  Jagungan, disini kita bisa melepas lelah dengan duduk santai dan menikmati jagung manis khas Karang Dalam.


Semoga Karang Dalam yang sempat tertidur pulas mulai bangkit untuk mempercantik diri dalam rangka menyambut para tamu yang ingin menikmati keindahan alam Karang Dalam dan keramahan penduduknya.


(By Mario, traveler ke 200 kota wisata dunia).


 


 

Rabu, 10 Agustus 2016

KOTA ADIPURA


Eforia  masyarakat dan pemerintah di beberapa kota penerima penghargaan adipura terlihat semarak dengan arak-arakan terlihat di sepanjang jalan protokol yang dilintasi oleh arak-arakan Piala Adipura. Piala Adipura dibawa oleh Bupati/Walikota bersama unsur  Muspida yang di dampingi  Bujang Gadis yang menambah suasana semakin meriah  walau di bawah terik sang surya. Senyum tawa nada gembira menyebar ke seluruh penjuru Kota menyambut supremasi kota terbersih dan terindah.

Adipura adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan. Adipura diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Pengertian kota dalam penilaian Adipura bukanlah kota otonom, namun bisa juga bagian dari wilayah kabupaten yang memiliki karakteristik sebagai daerah perkotaan dengan batas-batas wilayah tertentu. Peserta program Adipura dibagi ke dalam 4 kategori berdasarkan jumlah penduduk, yaitu:
-      Kota Metropolitan (lebih dari 1 juta jiwa)
-      Kota Besar (500.001 – 1.000.000 jiwa)
-      Kota Sedang (100.001 – 500.000 jiwa)
-      Kota Kecil (sampai dengan 100.000 jiwa)

Dalam lima tahun pertama, program adipura difokuskan untuk mendorong kota-kota di Indonesia menjadi “Kota Bersih dan Teduh”. Kriteria Adipura terdiri dari 2 indikator pokok: Indikator kondisi fisik lingkungan perkotaan dalam hal kebersihan dan keteduhan kota dan Indikator pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik), yang meliputi institusi, manajemen, dan daya tanggap. Program Adipura telah dilaksanakan setiap tahun sejak 1986, kemudian terhenti pada tahun 1998. Program Adipura kembali dicanangkan di Denpasar, Bali pada tanggal 5 Juni 2002, dan berlanjut hingga sekarang.

Kata adipura dalam kamus bahasa Indonesia berarti penghargaan untuk kota terbersih dan terindah. Maka bila sebuah kota mendapat penghargaan adipura kota tersebut sebuah kota yang bersih dan indah. Akan tetapi pada kenyataanya kota yang mendapat penghargaan adipura masih belum bersih di beberapa sudut kota bahkan masih ditemukan tumpuhan sampah di tepi jalan utama kota ketika penghargaan adipura di arak, maka timbul slogan yang mengatakan kota tersebut dapat penghargaan adipura atau penghargaan adi pura-pura.

Tidak dapat dipungkiri sebuah kota yang telah mendapat penghargaan adipura masih ditemukan seperti cerita di atas. Hal ini harus dijadikan pelajaran berharga agar ke depan bukan hanya kota yang mendapat penghargaan adipura saja yang bersih dan indah akan tetapi semua kota di Indonesia menjadi bersih dan indah sesuai dengan tujuan awal pemberian penghargaan untuk mendorong kota-kota di Indonesia menjadi bersih dan indah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjadi sebuah kota yang bersih dan indah. Pertama adalah menjaga kebersihan diri pribadi dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dengan menjaga kebersihan diri pribadi tidak membuang sampah sembarangan dimanapun berada, baik  di rumah, sekolah, kantor, pasar, jalan, pantai, sungai, hutan bahkan mengingatkan semua orang untuk membuang sampah pada tempatnya. Menjaga kebersihan adalah tanggungjawab pribadi.
Kedua menjaga kebersihan rumah. Rumah memang menjadi bagian paling dekat dari kehidupan manusia. Segala rencana serta persiapan hidup untuk masa depan, senantiasa direncanakan di rumah. Dengan rumah yang bersih, kita akan merasa nyaman dan betah untuk berada di rumah. Lingkungan rumah termasuk paling inti dan pertama harus dijaga karena akan mempengaruhi kondisi kebersihan dan kesehatan tubuh kita. Jadi, sudah selayaknya menjaga kebersihan lingkungan rumah menjadi tanggungjawab masing-masing individu. Lingkungan rumah dengan kondisi bersih yang bebas dari timbunan sampah, juga akan terhindar dari bencana seperti banjir pada musim hujan. Salah satu penyebab banjir di berbagai wilayah adalah karena banyaknya sampah yang berserakan sehingga menghambat aliran air. Hal ini merupakan salah satu perilaku buruk seakan sudah menjadi budaya masyarakat lndonesia.
Ketiga menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat kita berada. Dimanapun kita berada kita senantiasa menjaga kebersihan. Kita selalu membuang sampah pada tempatnya, misalnya membuang sampah di tong atau kotak sampah di rumah kita bukan di selokan atau parit. Kita membiasakan diri untuk membuang sampah di kotak sampah yang tersedia di mobil, bis atau kereta api bukan membuangnya kejalanan yang kita lalui. Kita membuang sampah ke dalam tong atau kotak sampah yang tersedia di pasar-pasar dan bukan membuangnya di lantai, jalan dan trotoar.
Upaya yang lain pun dapat dilakukan, tentu dengan kerjasama yang baik antara semua pihak. Bukan hanya terbatas pada individu tapi juga pada masyarakat serta ketegasan pemerintah diikuti kepedulian yang tinggi terhadap masalah sampah. Sebenarnya hal yang menjadikan lingkungan kotor bukan hanya terbatas pada sampah, ada hal lainnya juga. Ada kemungkinan pengaruh penggunaan bahan-bahan untuk kebutuhan hidup dari bahan sintesis ataupun kimiawi dan sebagainya. Hal itu dapat diupayakan penanggulangannya dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali dia pejabat pemerintah ataukah tidak, semua dimunculkan kesadarannya untuk hidup sehat dan bersih. Kerjasama pemerintah dengan masyarakat harus terjalin dengan baik agar tempat pembuangan sampah serta upaya memunculkan kesadaran hidup bersih dan sehat terealisasi secara maksimal.
Peranan pemerintah dan kesadaran masyarakat memegang peranan penting dalam mensosialisasikan larangan membuang sampah sembarangan berikut denda dan hukumannya agar terjadi efek jera bagi pelanggarnya berikut dengan pengawasannya seperti yang di lakukan oleh beberapa negara. Pemerintah memiliki wewenang untuk memberikan denda dan hukuman, pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menyediakan tempat – tempat pembuangan sampah yang mudah untuk di akses oleh masyarakat.
Pemerintah tidak dapat hanya sebatas menghimbau mengenai kebersihan lingkungan itu penting. Tapi, peran pemerintah lebih dari itu. Mulai dari memberikan contoh, langsung terjun ke lingkungan masyarakat melalui sosialisasi hidup bersih dan tindakan nyata penyediaan area pembuangan sampah, aturan tentang kebersihan dan sebagainya.
Melalui kerjasama yang baik dan saling mendukung, tentu upaya memunculkan kesadaran budaya hidup sehat dan bersih akan tampak ringan dan mudah diwujudkan dalam waktu singkat. Pengaruh  kehidupan di lingkungan masyarakat dengan kebersihan yang terjagapun akan dapat segera dirasakan secara langsung.
Selain itu, ulasan ini pun juga akan membantu memberikan gambaran mengenai beberapa langkah untuk menciptakan lingkungan dengan kebersihan dan keindahan yang terjaga. Lingkungan  perkotaan yang hijau, bersih dan  indah  serta sistem perhubungan modern menjadi masalah yang mendapat perhatian istimewa pemerintah banyak kota. Hal ini tidak hanya mendatangkan kualitas kehidupan kepada masyarakat di perkotaan melainkan juga berpengaruh sangat besar terhadap perekonomian daerah-nya, khususnya mendatangkan pertumbuhan ekonomi di bidang pariwisata.

Beberapa contoh yang dilakukan  di beberapa kota di dunia seperti di Singapura - negeri yang dinamakan: Negeri  pulau yang paling hijau, bersih, indah di Asia dan termasuk topten kota terbersih di dunia. Di pulau kecil ini yang memiliki penduduk kurang lebih 4 juta jiwa, mereka memiliki aturan ketat tentang kebersihan, sehingga bisa mengontrol semua orang agar tetap menjaga lingkungan. Meskipun menjadi salah satu tempat tersibuk dengan teknologi yang maju, orang yang berkunjung ke sana tidak akan menemukan sampah atau kotoran berserakan. Kegiatan meludah, merokok, dan membuang sampah di mana saja sudah tidak terlihat lagi, karena ada sanksi yang sangat berat bagi para pelanggar yaitu berupa denda 500 dolar Singapura atau Rp 4.5 juta.


Contoh kedua di kota Freiburg, Jerman. Beberapa faktor membuat kota ini sangat bersih seperti, penduduk yang peduli lingkungan, bukit hijau, dan keindahan alam sekitar. Penduduk Freiburg menganggap kota ini layaknya harta berharga yang setiap saat dijaga dan dirawat, tidak heran kota ini sangat bersih. Bahkan penduduk di sana memberikan pendidikan lingkungan bersih kepada anak-anaknya, sehingga ketika mereka tumbuh dewasa, mereka bisa menjaga kebersihan dan peduli lingkungan.


Berikutnya kota Copenhagen, Denmark. Menjadi salah satu pusat kota budaya di Denmark, kota ini tidak kalah bersih dengan kota lainnya di seluruh dunia.         Memiliki lingkungan yang segar, bersih dan sehat merupakan ciri khas kota ini. Warga dan Pemerintah setempat sepakat untuk menempatkan upaya untuk menjaga kota ini agar tetap bersih.


Selanjutnya kota Wellington, Selandia Baru. Kota ini bukan tempat wisata, namun para wisatawan tetap datang ke kota ini agar tidak melewatkan menghirup dan merasakan suasana lingkungan yang bersih. Penduduk di kota ini sangatlah banyak, tetapi kesadaran penduduk di kota ini akan kebersihan lingkungan sangat tinggi, tidak heran membuat kota ini menjadi sangat bersih dan sehat.


Contoh lain alah kota Kobe, Jepang. Negara Jepang terkenal dengan penduduknya yang disiplin dan cerdas, tidak heran banyak kota di Jepang memiliki lingkungan yang sangat bersih salah satunya kota Kobe. Kota ini benar-benar sangat bersih, meskipun disibukkan dengan pekerjaan, penduduk setempat tidak lupa agar tetap menjaga kebersihan.


Kota di benua Afrika, Ifrane, Maroko. Perumahan dan infrastruktur di kota ini dibangun oleh Perancis pada akhir tahun 1920. Ifrane menjadi salah satu kota terbersih dan banyak turis tertarik dengan keindahan kota ini termasuk fotografer yang tertarik akan pemandangan indah yang disediakan di kota ini. Selain itu, Ifrane menawarkan begitu banyak tempat luar biasa untuk para pesepeda, pejalan kaki, trekker dan yang suka berpetualang.


Kota di belahan Eropa bagian Utara, Helsinki, Finlandia. Kota ini merupakan ibu kota sekaligus kota terbesar di Finlandia. Jutaan orang berkunjung ke kota ini setiap tahunnya dengan berbagai alasan. Bangunan yang tersusun rapi dan pemandangan indah menjadi faktor utama banyak orang yang berkunjung ke kota ini. Bahkan Pemerintah setempat rela mengeluarkan banyak uang agar kota ini tetap bersih dan sehat.


Honolulu, Hawaii, Amerika.  Kota ini terletak di Pulau Oahu yang merupakan salah satu tujuan wisata yang paling terkenal di dunia. Selain tempat wisata, kota ini banyak tumbuhan hijau, bunga-bunga yang indah dan pemandangan yang spektakuler dan menjadikan kota ini sebagi kota terbersih di dunia. Tidak heran banyak wisatawan datang ke kota ini agar mendapatkan suasana sehat sambil bersantai.



Kota lain di Amerika, Minneapolis. Kota ini merupakan kota terbersih nomor 1 di Amerika Serikat oleh majalah Forbes. Penduduk kota ini bisa bernafas lega tanpa ada polusi dan membuat mereka agar tetap sehat. Di kota ini para penduduk dilarang merokok di tempat umum dan sudah menambahkan jalur sepeda. Selain itu banyak taman hijau yang bisa dijadikan tempat bersantai.



Contoh kota terbersih dan terindah terakhir adalah Calgary, Kanada. Terletak di antara Gunung Rocky dan padang rumput, kota ini dipenuhi dengan pohon-pohon hijau dan lingkungan yang bersih. Sungai yang mengalir di kota ini juga tidak tercemar. Warga kota ini memainkan peran penting untuk menjaga kebersihan kota ini. Tidak heran Calgary menjadi kota terbersih di dunia.

Dari beberapa contoh kota di atas terlihat peran pemerintah dan masyarakat sangat memainkan peranan terpenting untuk menjadikan sebuah kota menjadi kota yang bersih, hijau, indah dan bebas polusi. Hal ini  karena ada tekat yang tidak kecil dari pemerintah melalui kebijakan-kebijakan manajemen, pengawasan lingkungan dan menganggap pelestarian lingkungan ekologi sebagai tugas strategis dalam kebijakan pengembangan sosial-ekonomi. Pemerintah  telah  mengambil  banyak langkah untuk  mengawasi dan melestarikan lingkungan, diantaranya peraturan  tentang lingkungan adalah instrumen yang paling  efektif untuk menjamin kebersihan, keindahan dan lingkungan.

Semoga suatu saat kota-kota di Indonesia akan menjadi kota yang bersih, hijau, indah dan bebas polusi serta ramah terhadap penduduk kotanya dan wisatawan yang datang.(Mario Andramartik).

Jumat, 05 Agustus 2016

"CANDI DI TEPI SUNGAI LEMATANG" Jelajah Negeri Mengenal Budaya


Keinginan untuk mengunjungi situs prasejarah atau sejarah dan potensi atau obyek wisata di Indonesia selalu ada dalam rencana perjalananku untuk mengenal dan mencintai kekayaan negeri Nusantara. Dan kali ini aku bersama keluarga kecilku yang terdiri istri dan kedua anakku Toti dan Juan berhasil menjejakkan kaki di komplek percandian terbesar di propinsi Sumatera Selatan.
Di pagi hari nan cerah kami mempersiapkan segala hal untuk perjalanan ke Candi Bumiayu. Dari persiapan kendaraan, kamera dan perbekalan makan dan minum selama dalam perjalanan. Sepengetahuan kami perjalanan yang akan kami tempuh sekitar111 km tidak ada tempat singgah atau rumah makan yang presentatif.
Setelah menempuh perjalanan 88 km dari Lahat atau 46 km dari Muara Enim di persimpangan jalan yang dikenal dengan Simpang Belimbing kami berbelok kiri menyusuri jalan beton yang sudah sedikit rusak bahkan rangka baja banyak yang sudah terlihat, ditambah lagi beberapa titik berlubang dan berdebu. Lalu kami melintas jembatan sungai Lematang yang masuk kecamatan Belimbing Kabupaten Muara Enim kemudian berbelok ke kanan ke arah Bumiayu. Akan tetapi dipersimpangan ini tidak ada petunjuk jalan maka kami stop untuk bertanya.
Dari Simpang Belimbing sampai dengan simpang setelah jembatan sungai Lematang berjarak sekitar 8 km. Dari simpang ini sampai di gerbang Candi Bumiayu berjarak 23 km. Jalan dari simpang jembatan sungai Lematang sampai di Candi Bumiayu berupa jalan beton yang mulus hampir tanpa cacat. Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 km kami menemukan pertigaan jalan tanpa tanda petunjuk jalan dan kami berhenti dan bertanya dengan seorang pengendara sepeda motor. Dan pengendara sepeda motor ini yang memandu kami sampai di gerbang Candi Bumiayu.
Dalam perjalanan menuju Candi Bumiayu kami sempat bertanya-tanya karena sepanjang perjalanan kami melihat tulisan pada berbagai bangunan bertuliskan kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim. Dan setelah mendapat penjelasan dari para juru pelihara Candi Bumiayu maka kami baru tahu bahwa sebelum masuk desa Bumiayu merupakan wilayah Muara Enim.
Setiba di komplek Candi 1 Bumiayu kami bertemu seorang juru pelihara dan kami di arahkan untuk menuju kantor mereka. Tiba di kantor kami diterima dengan suka cita oleh para juru pelihara yang berjumlah 6 orang. Mereka sangat ramah dan bersahabat. Yach…. Aku pernah bertemu mereka  pada suatu pertemuan dimana aku di minta menjadi salah satu nara sumber pada beberapa tahun lalu. Aku sangat senang bisa bertemu kembali dengan mereka begitu juga mereka. Setelah ngobrol beberapa saat kami sekeluarga di ajak melihat komplek Candi Bumiayu. Secara umum komplek candi Bumiayu terpelihara dengan baik dan tidak mengherankan kalau koordinator  juru pelihara situs ini mendapat penghargaan Juru Pelihara Terbaik Tingkat Nasional tahun 2015.
Pertama kami menuju Candi 8. Candi 8 terletak di dekat sebuah danau yang ada di kompleks Candi Bumiayu. Danau tersebut berair di musim hujan dan sebaliknya akan kering di musim kemarau. Candi 8 mempunyai bentuk persegi panjang dan merupakan candi induk. Terdapat susuanan bata-bata berhias. Dan di sebelah Selatan sekitar 12 meter dari Candi Induk terdapat Candi Perwara atau pendamping  yang berbentuk bujur sangkar. Candi 8 dilakukan pengupasan atau penggalian tanah gundukan pada tahun 1997.

Pada tahun 1996 sd. 1997 dilakukan pengupasan pada Candi 3 yang berhasil menemukan adanya 1 buah candi induk dan tiga buah candi perwara yang terletak di sebelah Utara, Timur, dan Selatan candi induk. Candi Perwara 1 merupakan candi yang ukurannya paling luas berdenah segi empat.  Candi Perwara 2 terletak di sebelah Selatan candi induk. Lokasinya persis di Selatan candi induk dan sangat dekat. Candi Perwara 3 lokasinya di sebelah Utara dari Candi Perwara 1. Candi berdenah segi empat. Candi induk mempunyai bentuk unik karena berdenah segi dua puluh yang terbentuk dari segi empat. Candi 3 ini dibandingkan dengan candi-candi lainnya diperkirakan yang paling megah bangunan. Candi induknya berdenah 12 persegi dengan sekeliling bangunan yang dihiasi dengan ukiran-ukiran mulai dari bagian kaki hingga atap.
Tak jauh dari candi 3 terdapat bangunan bertiang kayu dan beratap seng dengan pagar kayu setinggi 1 mtr. Di dalam bangunan ini terdapat banyak seperti arca singa, manusia, fragmen yang sangat indah. Melihat kondisi tinggalan yang begitu menawan dan bernilai karya sangat tinggi teronggok di bangunan yang sangat sederhana dan sangat tidak aman dari berbagai gangguan atau potensi pencurian sangat tinggi maka ada rasa miris, kasihan dan prihatin. Seharusnya tinggalan seperti ini sudah berada di sebuah museum yang super bagus dengan pemeliharaan dan pengamanan yang super ketat.

Kemudian kami menuju ke Candi 2 menyusuri jalan setapak yang terbuat dari bahan tonblok yang tertata rapi tapi sayang di tepi jalan setapak dipasang kawat berduri. Hal ini sangat tidak aman dan dapat membahayakan pengunjung terutama anak-anak. Kalau tujuannya agar tidak ada pengendara motor yang masuk maka dipintu masuk di pasang pemberitahuan kendaraan di larang masuk dan di pasang pagar yang tidak dapat ditembus oleh pengendara motor. Sebelum tiba di Candi 2 kami singgah di sebuah bangunan kayu seperti gudang. Bangunan ini berfungsi untuk menyimpang beberapa tinggalan berupa arca dan fragmen lainnya.

Candi 2 terletak di sebelah Barat Candi 1 atau di sebelah Utara Candi 3. Jarak antara Candi 1 ke Candi 2 dan antara Candi 2 dan Candi 3 hampir sama sekitar 500 mtr. Candi 2 merupakan sebuah kompleks bangunan candi yang terdiri dari sebuah candi induk berbentuk persegi empat , empat struktur bata mempunyai bentuk dan ukuran empat persegi panjang, dan sebuah candi perwara. Di kompleks Candi 2 ini didapatkan empat buah struktur bata yang tidak terdapat di candi lain. Candi induk merupakan bangunan yang telah dilakukan pengupasan pada tahun 2000. Pemugarannya dilakukan pada tahun 2002 dan 2003. Sedangkan pencungkupannya pada tahun 2004.

Selanjutnya kami berjalan kaki menyusuri jalan beton dan melintasi perumahan penduduk menuju Candi 1 dan 7. Candi 1 dan 7 Bumiayu terletak di sebelah barat Sungai Piabung. Candi ini yang pertama akan terlihat ketika memasuki kompleks percandian Bumiayu di sebelah kanan jalan. Kompleks candi 1 terdiri dari satu buah candi induk dan tiga buah candi perwara.
Candi induk merupakan bangunan yang telah dipugar dan dicungkup pada tahun 1993 dan 1996.  Bentuk bangunan berdenah empat persegi panjang dengan arah hadap candi ke arah Timur. Candi Perwara berjumlah tiga buah yang terletak di sebelah Timur candi induk. Candi Perwara 1 terletak di sebelah Utara. Bangunan berupa reruntuhan bata yang menyisakan lapisan bata. Candi Perwara ini dalam kondisi yang paling baik dibandingkan dengan candi perwara lainnya. Candi perwara 2 terletak di tengah dan merupakan reruntuhan bangunan kedua yang kondisinya masih cukup baik. Candi Perwara 3 terletak di sebelah Selatan dan merupakan reruntuhan bata yang mengalami kerusakan paling parah. Bata-batanya telah banyak yang hilang. Namun berdasarkan sisa-sisa struktur yang ada diperkirakan bentuk bangunannya sama dengan bangunan lainnya. Candi 4 terletak sekitar 10 meter di sebelah Timur Candi Perwara dengan posisi sejajar dengan candi perwara II yang berada di tengah. Candi ini diperkirakan berdenah empat persegi panjang.
Candi 7 terletak di sebelah Timut Laut Candi 1 dengan jarak 20 meter. Dari keletakannya sebetulnya Candi 7 ini masih bagian dari candi-candi yang berada di Candi 1. Pada mulanya Candi 7 merupakan gundukan tanah setinggi sekitar 1 meter. Pada tahun 2002 dilakukan ekskavasi dan berhasil menemukan struktur bata yang memanjang dengan orientasi barat-timur.  Candi 7 berdenah dasar empat persegi panjang dengan bentuk tidak lazim karena bagian tengahnya kosong atau tidak ada bata-bata isian. Selain itu di bagian dalam terdapat susunan bata yang membentuk lingkaran.
Di komplek Candi 1 dan 7 terdapat sebuah bangunan berdinding kayu dan berjendela kaca. Di dalam bangunan ini tersimpang berbagai temuan berupa arca/patung dan fragmen. Arca pertama di dekat pintu masuk berupa arca babi dengan bahan tanah warna putih lalu arca singa berbahan tanah merah, berbagai arca manusia dan yang menarik arca seekor gajah ditunggangi seorang manusia kerdil dan paling atas seekor singa. Arca ini berbahan tanah warna merah hitam. Gedung inipun tidak layak untuk menyimpang tinggalan sejarah yang sangat tinggi nilai karya budayanya. Semua tinggalan disini disimpan dengan sangat tidak aman dan rawan pencurian.
Di luar  komplek Candi 1 dan 7 sedang dalam proses pembebasan lahan yang disinyalir merupakan komplek candi. Dan nantikan setelah dilakukan eskavasi maka komplek candi Bumiayu akan bertambah menjadi 12 candi.
Kompleks Candi Bumiayu terletak di Desa Bumiayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI, Propinsi Sumatera Selatan yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Muara Enim.. Desa Bumiayu berbatasan dengan Desa Tanah Abang Selatan di sebelah Utara, Desa Kemala di sebelah Timur, Desa Siku di sebelah Selatan dan Desa Pantadewa di sebelah Barat.
Kompleks Candi Bumiayu memiliki 10 (sepuluh) gundukan tanah yang diduga berisi struktur bata sisa bangunan kuno. Dari 10 (sepuluh) gundukan tanah tersebut 4 (empat) diantaranya berukuran cukup besar, yaitu gundukan Candi 1, Candi 2, Candi 3 dan Candi 8. Kawasan situs dialiri oleh Sungai Lematang di sebelah Timur dan dikelilingi oleh sungai-sungai kecil, yaitu: Sungai Piabung, Sungai Lebak Jambu, Sungai Lebak Tolib, Sungai Lebak Panjang, Sungai Lebak Siku dan Sungai Siku Kecil. Keseluruhan sungai-sungai tersebut saling berhubungan membentuk parit yang mengelilingi kompleks percandian Bumiayu dan melalui Sungai Siku bermuara di Sungai Lematang.
Situs Bumiayu pertama kali dilaporkan oleh E.P Tombrink pada tahun 1864 dalam Hindoe Monumenten in de Bovenlanden van Palembang. Dalam kunjungannya di daerah Lematang Ulu dilaporkan adanya peninggalan-peninggalan Hindu berupa arca dari trasit berjumlah 26 buah, , sedang di daerah Lematang Ilir ditemukan runtuhan candi dekat Dusun Tanah Abang, dan sebuah relief burung kakatua yang sekarang disimpan di Museum Nasional. Kemudian pada tahun 1904 seorang kontrolir Belanda bernama A.J Knaap melaporkan bahwa di wilayah Lematang ditemukan sebuah runtuhan bangunan bata setinggi 1,75 meter, dan dari informasi yang diperoleh bahwa reruntuhan tersebut merupakan bekas keraton Gedebong-Undang. JLA Brandes juga melakukan penelitian pada tahun yang sama.Di dalam majalah Oudheidkundig Verslag, FDK. Bosch menyebutkan bahwa di Tanah Abang ditemukan sudut bangunan dengan hiasan makhluk ghana dari terrakota, sebuah kemuncak bangunan berbentuk seperti lingga, antefiks, dan sebuah arca tanpa kepala. Tahun 1923 Westenenk melakukan hal yang sama. Pada tahun 1936 F.M. Schnitger telah menemukan tiga buah runtuhan bangunan bata, pecahan arca Siwa, dua buah kepala Kala, pecahan arca singa dan sejumlah bata berhias burung. Artefak-artefak yang dibawa Schnitger itu sekarang disimpan di Museum Badaruddin II, Palembang
Penelitian yang dilakukan oleh bangsa Indonesia baru dilaksanakan pada tahun 1973 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bekerja sama dengan Universitas Pennsylvania. Pada penelitian tersebut ditemukan tiga buah runtuhan bangunan yang dibuat dari batu bata. Kemudian pada tahun 1976 dilakukan survei dan berhasil menemukan tiga buah runtuhan bangunan. Penelitian secara intensif dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada tahun 1990 yang bekerja sama dengan Ecole Francaise d’Extreme Orient (EFEO). Kemudian penelitian dilanjutkan pada tahun 1991 dengan melakukan pemetaan menyeluruh di kompleks Percandian Bumiayu, serta penelitian biologi dan geologi. Dari hasil penelitian tahap I ini dapat diketahui bahwa situs tersebut dikelilingi parit yang berhubungan dengan sungai Lematang. Sedang dari hasil pengamatan geologi dilaporkan bahwa lokasi kompleks percandian yang terletak di kelokan sungai Lematang ini dalam jangka waktu 20 tahun dikhawatirkan bangunan candinya akan terbawa arus sungai.

Atas kondisi yang ada Candi Bumiayu masih sangat perlu dilakukan pembangunan museum yang layak untuk benda-benda yang sangat bersejarah, petunjuk arah menuju situs agar dapat dijangkau lebih mudah, penataan taman di lokasi situs, lahan parkir yang memakai, pusat informasi bagi pengunjung situs, sarana toilet dan tempat sampah yang memakai, tempat makan dan minum yang representative dan promosi yang gencar baik oleh Pemkab.PALI maupun Pemprop.Sumsel khususnya Dinas Pariwisata.
Situs Candi Bumiayu harus dikenalkan kepada seluruh masyarakat Sumsel khususnya dan Indonesia pada umumnya. Saat ini keberadaan Candi Bumiayu tidak banyak diketahui masyarakat, khususnya masyarakat Sumatera Selatan.

Bilamana Candi Bumiayu dikelola secara profesional dan dijadikan salah satu destinasi wisata di Sumatera Selatan maka bukan hal mustahil Candi Bumiayu yang merupakan komplek candi terbesar di Sumatera Selatan akan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan disamping destinasi lainnya seperti Megalit Lahat, Gunung Dempo Pagaralam, Danau Ranau OKUS, Air Terjun Bedegung Muara Enim. Jadikan Sumatera Selatan destinasi wisata Nusantara.(Mario Andramartik).