Bukit Serelo

Icon dari kota kecil Kabupaten Lahat yang kaya akan Sumber Daya Alam, Budaya dan Bahasa.

Megalith

Peninggalan sejarah yang banyak terdapat di Kabupaten Lahat.

Ayek Lematang

Aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Lahat.

Air Terjun

Obyek keindahan alam yang terbanyak di Kabupaten Lahat.

Aktivitas Masyarakat Pedesaan

Kota Lahat yang subur kaya akan hasil perkebunan.

Selasa, 24 November 2020

PESONA TERSEMBUNYI PAGAR GUNUNG

Keindahan alam kabupaten Lahat tak pernah habis untuk dijelajah. Kali ini Panoramic of Lahat melakukan penjelajahan ke desa Karang Agung kecamatan Pagar Gunung kabupaten Lahat. Di desa ini mengunjungi air terjun Gunduk dan air terjun Laye. Untuk menuju kedua air terjun ini dari desa Karang Agung dapat ditempuh sekitar 45 menit. Perjalanan 15 menit dengan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat lalu berjalan kaki selama 30 menit tiba di air terjun Gunduk. 
Perjalanan 30 menit dengan jalan kaki dapat juga ditempuh dengan kendaraan roda dua melalui jalan setapak, ketika musim kemarau tidak ada kendala akan tetapi di musim penghujan jalan becek dan licin dan kendaraan roda dua sejenis sepeda motor trail atau sepeda yang telah dimodifikasi yang dapat melalui jalan setapak ini. Sepanjang jalan berupa kebun karet, kebun kopi dan semak belukar. Jalan setapak yang telah di cor tinggal menyisakan sedikit bagian yang masih ada semennya dan sebagian besar sudah berupa jalan tanah. 

Dalam perjalanan menuju ke air terjun selain melihat kebun kopi, karet dan semak belukar kita juga akan melihat keindahan bentangan alam perbukitan Bukit Barisan dan gunung Dempo di bagian Barat dari perjalanan ke air terjun juga hamparan sawah dan pemukiman desa Tanjung Agung, Bandung Agung, Karang Agung dan Kantor Camat Kecamatan Pagar Gunung. Dari sini kita sudah dapat menikmati pemandangan alam yang menakjubkan dan view yang instagramable. 

Untuk melihat langsung air terjun Gunduk berjalan sedikit menurun di perkebunan kopi lalu menyeberangi sungai yang berair jernih dengan kedalaman hanya semata kaki lalu menyusuri semak belukar sejauh 100 meter dan keindahan air terjun Gunduk sangat mempesona. Disebut air terjun Gunduk karena bentuknya yang bertingkat atau membentuk gundukan. Lanscape air terjun dengan dinding air terjun sedikit bertingkat, air yang jernih, rimbunnya pepohonan yang membuat rindang, bunyi gemerik air dan ranting yang tertiup angin menambah suasanan damai dan alami air terjun ini. Karena view yang instagramable sehingga kami sempatkan untuk berfoto ria dengan berbagai gaya dan membuat konten video untuk publikasi di media social yang sedang hits saat ini. 
 


Selanjutnya kami yang terdiri dari tim Panoramic of Lahat Bayu, Fachri, Wahyu, Syaiful dan Mario yang juga ketua dari Panoramic of Lahat sekaligus Staf Khusus Bupati Bidang Pariwisata dan Ekraf dipandu oleh Rico dan Rendy dari Karang Taruna Desa Tanjung Agung melanjutkan perjalanan ke air terjun Laye. Perjalanan ke air terjun penuh tantangan karena harus menuruni tebing dengan kemiringan nyaris 90 derajat sehingga kami harus merayap di dinding tebing dan satu dari tim kami sangat kesulitan. Awalnya kami melalui jalan yang pernah dilalui oleh Rico dan Rendy sebelumnya tetapi jalur ini sangat extrim kami tidak bisa menuruni tebing terjal dengan kemiringan 90 derajat dan kami mencari jalur lainnya. Rendy sebagai pembuka jalur berada paling depan dan memastikan jalur bisa dilalui. Jalaur kedua ini masih terjal akan tetapi lebih baik dari jalur sebelumnya. 

Kemudian kami menyusuri sungai untuk mencapai air terjun Laye dengan ketinggian air sebatas betis kaki dan melompati bebatuan sungai yang berwarna hitam kehijuaan pertanda sungai ini jarang dijamah manusia dan suasana mistis terasa apalagi pepohonan besar dengan ukuran hingga diameter 2 meter menambah suasana semangkin angker. 

Disebut air terjun Laye karena konon di dinding air terjun terdapat gua dimana gua ini bila ditelusuri hingga ke Indralaya kabupaten Ogan Ilir. Air terjun Laye dengan ketinggian sekitar 20 meter dengan air langsung jatuh lurus ke bawah sehingga di bagian bawah air terjun terbentuk lubuk atau danau. Ketika kami ke sini debit air tak begitu besar tetapi tetap menyimpan keindahan tersendiri seperti dinding air terjun dan pepohonan di sekitar air terjun. Pemandangan sekitar air terjun masih sangat alami dengan pepohonan di sekitar air terjun sehingga masih asri, sejuk, hijau dan rindang. Lokasi air terjun masih cukup jauh dari perkebunan warga maka lingkungan sekitar air terjun masih sangat terjaga. Tak lupa selama berada di air terjun Laye kamipun berfoto ria dan membuat konten video seperti yang kami lakukan di air terjun Gunduk. 

Dalam perjalanan pulang kami mencari jalan lain yang kami anggap lebih mudah dan Alhamdulillah kami menemukan jalan yang lebih mudah dan hampir tanpa tantangan hanya menanjak sedikit saja. Di perjalanan ini kami melihat dinding tebing nan indah dan kamipun lama berada di sini untuk mengabadikan diri dengan berfoto ria. Total perjalanan dari desa Karang Agung ke lokasi air terjun Laye sekitar 4,1 km yang ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit. 



Setelah melihat kedua air terjun ini kami berharap kepada semua pihak terutama dari masyarakat dan perangkat desa Karang Agung dapat mengembangkan potensi wisata ini misalnya dengan membentuk Pokdarwis atau Kelompok Sadar Wisata untuk penggelolaan dan pengembangan daya tarik wisata air terjun dan untuk biaya pengembangan awal dapat menggunakan dana desa, hal ini sudah banyak dilakukan beberapa desa guna meningkatkan perekonomian masyarakat desa. Bila sektor pariwisata dikembangkan maka dapat menggerakkan sektor ekonomi lainnya seperti sektor pertanian, perkebunan dan perikanan yang ada di desa.

Rabu, 11 November 2020

TANJUNG MENANG NAN MENAWAN


Alunan musik tradisional yang dimainkan oleh pemuda desa yang berpakaian adat berwarna merah keemasan dan hijau serta 3 penari dengan pakaian adat berwarna merah keemasan menyambut kedatangan kami di desa Tanjung Menang Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat. Tiga penari ini menarikan Tari Elang Begendang yang merupakan tari daerah Kecamatan Jarai. Tari ini sempat membuat kami terpesona bukan saja karena tariannya tetapi juga alunan musik tradional yang dimainkan.

Kedatangan kami peserta Pelatihan Penggelolaan Homestay ke desa Tanjung Menang Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat juga disambut oleh Camat Jarai Decky Renaldo,ST,Msi, Danramil Jarai Kapten Gunawan, Kapolsek Jarai APK Indra, Pjs Kades Tanjung Menang Budi Sastra beserta perangkat desa dan masyarakat desa dengan senyum sapa nan ramah.

Sebelum kami ke desa Tanjung Menang kami mengikuti acara pembukaan Pelatihan Penggelolaan Homestay yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lahat. Kegiatan pembukaan berlangsung di sebuah hotel yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Lahat Januarsyah, SH,MM dan dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lahat H.Safrani Cikmin,SH, Staf Khusus Bupati Bidang Pariwisata dan Ekraf Maryoto, beberapa Kepala Dinas/Badan, Camat dan peserta pelatihan.

Setelah selesai pertunjukan tari tradisional dan beberapa sambutan kami dipandu oleh Arie Afandi atau sering dipanggil Oteq, anggota Pokdarwis Desa Tanjung Menang untuk melihat beberapa homestay/pondok wisata. Sebelum kegiatan untuk melihat homestay dan potensi desa kami dijamu dengan suguhan minuman kopi asli desa Tanung Menang. Kami sangat menikmati suguhan kopi asli yang dikelola masyarakat desa. Juga kami disuguhkan kerajinan rajutan tas dan souvenir lainnya asli tangan terampil masyarakat desa Tanjung Menang.

Kunjungan pertama menuju homestay milik Hasbi. Homestay yang berada di perkebunan sayur dengan pemandangan gunung Dempo di sebelah Selatan. Homestay dibangun dengan bahan utama berupa bambu yang ditata menjadi dinding homestay lalu dipernis. Homestay yang terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, verandah, toilet dan halaman yang luas berupa tanaman hias dan kebun sayur plus pemandangan gunung Dempo. Sungguh merupakan homestay yang sangat diidamkan, hal ini terungkap dari beberapa peserta yang pengen menginap di homestay ini.

Selanjutnya kami peserta Pelatihan Penggelolaan Homestay dibawa ke homestay kedua. Homestay kedua berada di tengah kolam ikan dengan bahan utama homestay berupa bambu dengan lantai kayu. Berbeda dengan homestay pertama dengan halaman dipenuhi tanaman hias dan sayuran sedang homestay kedua dikelilingi kolam ikan. Jadi wisatawan dapat tinggal di homestay ini sambil memberi makan ikan atau memacing ikan. Wouou….. suatu pemandangan dan pengalaman yang mengesankan di desa Tanjung Menang ini, walaupun perjalanan dari Kota Lahat memakan waktu sekitar 1,5 jam tetapi setelah berada di sini semua terbayarkan oleh keindahan dan keramahan masyarakat desa yang selalu menyapa ketika kami berjalan keliling desa.

Kunjungan berikutnya kami dibawa untuk melihat pengrajin makanan tradional berupa kerupuk yang terbuat dari tepung dengan bentuk bulat yang sangat indah dan berwarna-warni. Kami dipersilakan untuk mencicipi kerupuk sepuasnya oleh ibu-ibu pengrajin kerupuk sehungga kami peserta pelatihan yang berjumlah 56 orang mencicipi kerupuk yang disajikan.

Kemudian kami dipandu untuk melihat pengrajin pisau tradisional yang sebut dengan “kuduk”. Pisau ini dibungkus sarung berbahan kayu medang yang berwarna kuning sehingga terlihat lebih indah. Pisau ini digunakan oleh masyarakat desa sebagai alat untuk berkebun akan tetapi dapat juga dijadikan souvenir bagi wisatawan yang datang yang kemudian di pajang di dalam lemari.

Keindahan, kesejukan dan keramahan masyarakat desa Tanjung Menang menjadi modal utama agar desa ini dapat dijadikan desatinasi wisata atau desa wisata. Letaknya yang berada di kaki gunung Dempo sangat menjual apalagi letaknya hanya puluhan meter dari pusat kecamatan Jarai.


Selain itu dari  desa Tanjung Menang juga dapat menikmati air terjun Akar dan air terjun Gaung serta yang paling mengesankan dan sempat viral di beberapa media social yaitu Water Blue. Keindahan Water Blue telah membius banyak orang untuk datang dan menikmati langsung ke lokasi walaupun lokasinya lumayan jauh dari desa. Lokasi Water Blue dari desa sekitar 8 km dengan medan jalan menanjak berupa jalan tanah berbatu. Dengan kondisi jalan tesebut maka hanya kendaraan khusus yang dapat dipakai menuju lokasi, misalnya mobil offroad atau mobil double garden dan motor trail atau motor yang sudah dimodifikasi untuk jalan seperti itu. Walaupun harus menempuh jarak 8 km dan medan jalan tanah berbatu tetapi setelah sampai di lokasi Water Blue semua lelah akan terbayarkan dengan keindahan suasana alam dan warna air yang jernih kebiruan.

Semoga semua potensi wisata tersebut dapat dikelola dengan baik dan professional sehingga dapat memberikan manfaat terhadap perekonomian masyarakat desa dan ke depan memberikan kontribusi kepada daerah berupa pendapatan desa dan pendapatan asli daerah Kabupaten Lahat. (Mario Andramartik, 3 November 2020).

Selasa, 03 November 2020

TEBING SIALANG NAN MENANTANG (Jelajah Negeri Mengenal Alam)


Kecamatan Tanjung Sakti Pumi Kabupaten Lahat terletak tepat di kaki gunung Dempo yang merupakan gunung tertinggi kedua di pulau Sumatera. Dengan letak geografis seperti ini maka kontur alam kecamatan Tanjung Sakti Pumi berupa perbukitan, hutan, ngarai, tebing, sungai, jalan yang berliku dan naik turun. Dengan kontur seperti ini maka mayoritas masyarakat Tanjung Sakti banyak berkebun berupa kebun kopi, kayu manis dan sayur mayur seperti wortel, kubis, daun bawang, tomat, terong, sawi dan cabe. Hasil dari perkebunan ini banyak dibawa ke Kota Pagaralam atau langsung ke Palembang.

Kecamatan Tanjung Sakti Pumi merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Tanjung Sakti yang sebelumnya satu kecamatan Tanjung Sakti kemudian dilakukan pemekaran menjadi Tanjung Sakti Pumi dan Tanjung Sakti Pumu. Saat ini Kecamatan Tanjung Sakti Pumi terbagi menjadi 18 desa dengan ibukota di Pajar Bulan.

Dengan kontur alam Tanjung Sakti Pumi perbukitan sehingga daerah ini menyimpang banyak potensi wisata alam seperti sungai, air terjun dan sumber air panas. Tepat di desa Pajar Bulan terdapat sumber air panas yang berada di bawah jembatan. Sumber air panas ini telah ada penataan oleh desa Pajar Bulan dengan pembuatan kolam penampungan air panas. Di desa Sindang Panjang telah berkembang Agrowisata Tanjung Sakti yang sempat viral dengan jumlah kunjungan wisatawan pada waktu akhir pekan mencapai lebih dari 1.000 orang dan membuat jalan lintas Pagaralam – Tanjung Sakti macet total. Di desa Pulau Panas juga sudah ada destinasi wisata Teladas Bahrun yang telah menyedot wisatawan dari berbagai kota untuk menikmati air terjun dan taman Teladas Bahrun.

Selain destinasi wisata Teladas Bahrun  desa Pulau Panas masih menyimpang potensi atau daya tarik wisata lain berupa beberapa air terjun. Kali ini kita melihat air terjun atau cughup Tebing Sialang. Lokasi cughup ini tidak begitu jauh dari desa ke arah gunung Dempo. Cughup ini masih sangat alami dan belum ada sentuhan apapun.


Untuk melihat langsung cughup Tebing Sialang dari desa Pulau Panas dengan berjalan kaki menyusuri jalan menuju perkebunan kopi masyarakat atau dengan bersepeda motor yang telah dirancang untuk melintas jalan menanjak, sempit dan becek ketika hujan. Jarak dari desa ke cughup sekitar 2 km atau 1 jam perjalanan kaki ketika pergi sedang ketika balek ke desa perjalanan lebih cepat karena jalanan menurun sehingga waktu tempuh lebih cepat.

Dari jalan lintas Pagaralam – Tanjung Sakti di awal desa Pulau Panas setelah destinasi wisata Teladas Bahru pas di tikungan, tepatnya ada jembatan gantung di belakang. Setelah menyeberangi jembatan gantung belok ke kanan berupa jalan cor beton yang merupakan jalan usaha tani untuk ke perkebunan kopi. Kemudian jalan setapak yang kami lalui mulai menanjak dan menanjak sehingga satu dari tim kami tertinggal jauh. Kami berhenti sebentar untuk menunggu rekan kami yang tertinggal cukup jauh.

Dalam perjalanan ke cughup Tebing Sialang kami Panoramic of Lahat sebuah lembaga kebudayaan dan pariwisata yang telah bergerak di dua bidang ini sejak 2010, kami  terdiri dari Mario, Bayu, Yandi, Syaiful dan dari Karang Taruna desa Pulau Panas ada Aris dan Anggara sedang dari pemuda sadar wisata Tanjung Sakti ada Harun, Evan dan Aldo.

Perjalanan setelah menyeberangi jembatan gantung desa Pulau Panas hingga Talang Luang Ganal nyaris 90 % jalanan menanjak akan tetapi tanjakan masih relative mudah. Setiba di Talang Luang Ganal kami istirahat sejenak. Disini ada beberapa pondok yang berbahan kayu dan beratap seng. Ketika kami berada di Talang kami tidak berjumpa dengan penghuni Talang karena saat ini baru selesai waktu panen kopi. Talang ini dan hampir semua Talang akan ramai dengan penghuninya ketika musim panen kopi tiba.

Sejenak duduk di sebuah pondok di Talang Ganal lalu kami lanjutkan perjalanan ke cughup Tebing Sialan. Jalanan sedikit turun menyusurin pepohonan kopi dan baru berjalan selama 3 menit kami belok ke kiri dan jalanan langsung turun terjal dengan kemiringan lebih dari 45% menyusuri pepohonan kopi dan kami harus merunduk sembari berpegang dengan pohon-pohon kopi karena jalan turun sangat terjal.

Kemudian kami bertemu dengan aliran sungai dengan lebar sekitar 3 meter dengan kedalaman hanya semata kaki. Setelah menyeberangi aliran sungai ini, jalan mulai terhalang dengan banyaknya pohon bunga kecubung sehingga Aldo yang berjalan paling depan harus mengeluarkan parang dan menebar beberapa pohon untuk membuka jalan. Setelah berjalan kurang dari 10 menit kami sudah melihat dengan jelas cughup Tebing Sialang. Aku dengan suka cita menyebut asma Allah ketika melihat keindahan cughup ini.

Cughup Tebing Sialang dengan ketinggian sekitar 30 meter dengan airnya nan jernih dan dingin jatuh lurus ke bawah dan membentuk lubuk tetapi tidak dalam. Dinding tebing ait terjun dipenuhi tumbuhan hijau yang merambat di dinding belakang air terjun. Kawasan cughup dipenuhi pepohonan dan mayoritas adalah pohon bunga kecubung sehingga kawasan cughup ini sangat hijau, rindang dan sejuk. Suara air yang jatuh dari dari ketinggian sekitar 30 meter menjadi suara dominan yang kami dengar. Ingin rasanya mandi dan bermain air di bawah air terjun tetapi karena airnya begitu dingin dan cuaca mendung dengan menyelimuti kawasan ini maka kami nikmati suasana air terjun dengan makan siang bersama, berfoto dan membuat kontek video.

Di sebut Air Terjun Tebing Sialang karena di kawasan ini terutama di bagian dinding sekitar air terjun banyak lebah madu yang bergelantungan berjenis madu sialang sehingga air terjun ini disebut Air Terjun Tebing Sialang.


Air terjun ini sebelumnya pernah dikelola oleh karang taruna desa dan banyak mendatangkan wisatawan terutama wisatawan kaum milineal. Akan tetapi sekarang kondisinya seperti tidak pernah di jamah manusia sehingga untuk masuk kawasan ini perlu menbuka jalan.

Dengan potensi air terjun ini dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata minimal untuk wisatawan milineal yang hoby berpetualang ke alam bebas. Untuk menjadi destinasi wisata yang dapat dikunjungi banyak wisatawan seperti air terjun Grojogan Sewu di Karang Anyar, Jawa Tengah, air terjun Bedegung di Muara Enim dan air terjun Temam di Lubuklinggau maka perlu adanya pembangunan dan pengembangan. Pengembangannya seperti pembangunan jalan menuju ke air terjun berupa jalan yang dapat di akses kendaraan roda empat yang mencapai Talang Ganal, lalu pembangunan jalan dan tangga menuju air terjun, tempat istirahat/gazebo/tempat duduk, toilet dan tempat ganti pakaian. Bila akses dan amenitis ini telah terbangun tidak mustahil akan banyak mendatangkan wisatawan ke air terjun Tebing Sialang.

Pembangunan akses dan amenitis ini diperlukan dukungan semua pihak yang disebut dengan Pentahelix Pariwisata yaitu Akademisi, Bisnis (Pengusaha), Pemerintah, Komunitas (masyarakat) dan Media. Kelima komponen ini bersatu padu bersama-sama untuk merencanakan dan membangun akses dan amenitis yang dibutuhkan bagi wisatawan. Maka dengan adanya pembangunan dan pengembangan dari daya tarik wisata atau potensi wisata menjadi destinasi wisata atau tujuan wisata tentu akan banyak memberikan manfaat khususnya untuk masyarakat di desa Pulau Panas. Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja, mengurangi penggangguran, membuat usaha ekonomi baru dan peningkatan perekonomian masyarakat desa.

Semoga suatu saat air terjun Tebing Sialang akan menjadi destinasi wisata yang akan mengangkat dan promosikan nama desa Pulau Panas dan menjadi destinasi wisata kebangggan masyarakat desa Pulau Panas Kecamatan Tanjung Sakti Pumi. (28 Oktober 2020, Mario Andramartik)