Mereka melakukan penelitian karena peninggalan megalitik di
Kabupaten Lahat merupakan warisan budaya dan peradaban manusia yang sangat
penting. Kabupaten Lahat telah menjadi pusat peradaban budaya megalitik
terbesar di Indonesia yang dibuktikan dengan adanya temuan peninggalan masa prasejarah
berupa megalitik. Sangat
wajar istilah “Negeri Seribu Megalitik” melekat pada Kabupaten Lahat. Pada
tahun 2012 dikukuhkan oleh MURI (Museum
Rekor Indonesia), Kabupaten Lahat sebagai Pemilik Situs Megalitik Terbanyak se
Indonesia. Dan megalitik Kabupaten Lahat juga merupakan “Megalitik Terbaik
di Indonesia” seperti ditulis oleh Lonely Planet dalam bukunya berjudul Indonesia,
menyebutkan “The Pasemah carving are considered to be the
best example of prehistoric stone sculpture in Indonesia. The best examples of
this type are at a site called Tinggi Hari, 20 km from Lahat,
west of the small river town of Pulau Pinang” (Pahatan Pasemah dianggap sebagai contoh
terbaik dari arca batu
prasejarah di Indonesia. Contoh terbaik dari jenis ini adalah di situs yang
disebut Tinggi Hari, 20 km dari Lahat, di sebelah Barat sungai kota kecil Pulau
Pinang). Dari kedua pernyataan tersebut dan dibuktikan dengan
keberadaan situs megalitik di Kabupaten Lahat makin mengukuhkan Kabupaten Lahat
sebagai Negeri Seribu Megalitik.
![]() |
Tetralith di tengah kebun pepaya Desa Pajar Bulan |
Peninggalan
megalitik merupakan suatu warisan nenek moyang yang tidak hanya diwariskan
budaya material yang begitu menakjubkan akan tetapi tersimpan nilai-nilai yang
menjadi tanda bukti otentik dari aktifitas masyarakat yang bermukim di
Kabupaten Lahat yang dapat dicontoh dan diteladani seperti kreatifitas,
inovasi, kerja keras, disiplin dan
kerjasama.
Megalitik Kabupaten
Lahat yang sangat beragam dan merupakan ragam bentuk megalitik yang paling
banyak di Indonesia juga sebaran situs megalitik yang paling banyak se
Indonesia. Sebaran situs megalitik Kabupaten Lahat tersebar di 16 kecamatan dari
24 kecamatan yang ada di kabupaten Lahat, seperti di kecamatan Merapi Selatan, Merapi Barat, Lahat, Lahat
Selatan, Pulau Pinang, Gumay Ulu, Pagar Gunung, Tanjung Tebat, Kota Agung,
Mulak Ulu, Pajar Bulan, Jarai, Sukamerindu, Muara Payang, Tanjung Sakti Pumi dan Pseksu.
Salah satu desa di
Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat yaitu Desa Pajar Bulan merupakan Pusat
Megalitik Pasemah. Desa ini berada di antara Desa Sumur dan Desa Pulau Panggung
di ketinggian 695 mdpl dengan sebaran peninggalan megalitik mencapai 497 buah
yang terdiri dari 11 ragam bentuk yaitu : 1) Batu Gelang 5 buah, 2) Batu
Berelief 1 buah, 3) Batu Datar 152 buah , 4) Tetralith 59 buah, 5) Menhir 3
buah, 6) Dolmen 115 buah, 7) Lesung Batu 33 buah, 8) Lumpang Batu 44 buah, 9)
Monolith 79 buah, 10) Umpak Bangunan 2 buah, dan 11) Trilith 4 buah.
Mario dan Yandi di Situs Megalitik Pajar Bulan
Desa Pajar Bulan
terletak 69 km dari pusat Kota Lahat, untuk menuju lokasi dari Kota Lahat
menuju Kota Pagar Alam kemudian menyusuri jalan Pagar Alam - Kepahiang ke arah
Jarai dan setelah Hotel Darma Karya terdapat pertigaan di sebelah kanan jalan,
lalu masuk ke jalan Sidik Adim yang merupakan jalan menuju wilayah kecamatan
Pajar Bulan. Setelah Kantor Camat Pajar Bulan terdapat Desa Sumur dan tepat di
perbatasan Desa Sumur dan Desa Pajar Bulan di sebelah kiri jalan terdapat kebun
cabe, pepaya dan kopi, di belakang kebun ini terdapat tinggalan situs
megalitik.
Kendaraan parkir di
tepi jalan dan masuk jalan setapak sejauh 50 meter dengan kebun kopi di sebelah
kanan dan kebun cabe di sebelah kiri lalu masuk ke kebun pepaya dan akan
bertemu dengan 1 lumpang batu yang mempunyai lubang 5 . Lumpang batu yang
mempunyai ukuran panjang 175 cm dan lebar 130 berada di ketinggian 695 mdpl.
Kemudian jalan sejauh 100 meter ke arah utara dan akan bertemu dengan lumpang
batu lubang 4 di antara pohon cabe dan pohon pepaya. Lumpang batu dengan tinggi
nyaris sama dengan permukaan tanah sehingga kondisinya kurang baik. Dari
lumpang batu ke-2 lalu berjalan ke lumpang batu ke-3 yang berjarak sekitar 8
meter. Lumpang batu ke-3 mempunyai 2 lubang dengan diameter kedua lubang nyaris
sama 14 cm.
Selanjutnya
berjalan ke arah utara masih di kebun pepaya
kita akan menemukan deretan batu datar, dolmen dan batu gelang, ketika
kita berada di tengah di antara deretan bebatuan ini kita seperti berada di
tengah jalan menuju Gunung Dempo. Yach memang lokasi situs megalitik ini berada
di bagian selatan Gunung Dempo dan Sungai Dendan di bagian barat. Sekitar 20
meter ke arah barat deretan dolmen terdapat satu lumpang batu berlubang 3 di
perbatasan kebun pepaya dan kebun kopi. Lumpang batu ke-4 di lokasi ini
mempunyai diameter lubang 14 cm dan kedalaman lubang 18 cm selanjutnya berjarak
12 meter dari lumpang batu terdapat lesung batu yang mempunyai ukuran panjang
88 cm dan lebar 67 cm. Di Kebun pepaya dan kopi yang tepat berbatasan dengan
Desa Sumur disebut masyarakat sebagai Danau Talang seperti yang disampaikan
Makfus yang didampingi anaknya Yandi, akan tetapi saat ini Danau Talang telah
kering. Ternyata di area ini yang dahulunya berupa persawahan saat ini telah
menjadi kebun pepaya terdapat sekitar 107 buah tinggalan megalitik berupa
lumpang batu, lesung batu, dolmen, batu gelang dan tetralith.
Dari lokasi Danau
Talang menuju ke arah Desa Pajar Bulan tepatnya kami ke rumah Makfus yang
berdampingan dengan rumah Amir Hamzah dan Sapta yang didampingi Yandi untuk
melihat peninggalan megalitik di area perkampungan warga Desa Pajar Bulan.
Dalam kunjungan ini Bupati Lahat Cik Ujang, SH melalui TBUPP Bidang Kebudayaan,
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif didampingi Herlianto Sapsidi melakukan pendataan
situs megalitik di Desa Pajar Bulan. Dari pendataan di area perkampungan warga
dan sekitarnya terutama di bagian barat perumahan warga terdapat 390 buah
peninggalan megalitik sebanyak 11 ragam bentuk yang memanjang ke arah Desa
Pulau Panggung. Sehingga total peninggalan megalitik di Desa Pajar Bulan
Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat sebanyak 497 buah. Hal ini merupakan
temuan terbanyak di satu desa sehingga Desa Pajar Bulan menjadi Pusat Megalitik
Pasemah dan kemungkinan temuan ini juga menjadi rekor temuan megalitik terbanyak
di satu desa di Indonesia.
Semoga dengan
banyaknya temuan tersebut akan menggugah semua pihak untuk turut serta
berpartisipasi dalam upaya pelestarian peninggalan leluhur nenek moyang kita
apalagi dalam beberapa waktu terakhir ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Republik Indonesia melalui Menteri Sandiaga Uno mengajak untuk
pengembangan situs megalitik sebagai pariwisata berkelanjutan yang mempunyai potensi
besar. "Situs-situs megalitik adalah
warisan budaya masa lalu yang memiliki potensi yang sangat besar dan saya sudah
melihat di beberapa tempat bisa menjadi objek wisata warisan budaya,"
ujarnya. Pernyataan menteri Sandiaga Uno ini dapat menjadi pintu masuk
pengembangan megalitik menjadi destinasi wisata di Kabupaten Lahat bahkan
Sumatera Selatan.
Semoga kelak Situs Megalitik Pasemah (Lahat, Pagar Alam,
Empat Lawang, Muara Enim) akan menjadi pusat kajian dan destinasi wisata
megalitik unggulan di Indonesia seperti Situs Megalitik Stonehenge di Inggris
dan Easter Island di Chile, Amerika. (Mario Andramartik, Juli 2023).
Alhamdulillah barakallah.ini bukti kegigihan Seorang pejuang budaya Besemah.bila dikaji mendalam megalith ini sebagai bukti kejayaan pemerintahan masa lalu ribuan tahun masih utuh.smoga para ahli ikut mendalami dan menelisik mendalam hubungan megalitikum dengan sebuah kerajaan?
BalasHapus