Alkisah ada seorang
gadis yang cantik dan baik hati. Gadis ini tinggal di sebuah desa yang bernama
desa Penindaian sebuah desa yang aman dan damai dengan penduduknya yang ramah
dan saling menolong. Gadis ini bernama Dayang Rindu dan sangat terkenal di desa
dan desa sekitarnya karena kecantikan dan kebaikannya, sehingga banyak pemuda
desa dan desa sekitar yang tertarik dan bermaksud meminang Dayang Rindu untuk
dipersunting menjadi istri. Karena banyaknya pemuda yang terpikat oleh kecantikan
dan kebaikan Dayang Rindu maka Dayang Rindupun bingung untuk memutuskan pemuda
yang mana yang layak untuk dijadikan suaminya. Agar tidak menyakiti salah satu
pemuda yang terpikat olehnya maka Dayang Rindu memutuskan untuk mengasingkan
diri di dalam hutan di atas bukit nan jauh dari desanya agar tak ada pemuda
desa yang mencarinya untuk dijadikan istri.
Di hutan dimana Dayang
Rindu mengasingkan diri terdapat sebuah air terjun yang digunakan Dayang Rindu
untuk mandi dan memanjakan diri. Nah cerita ini secara turun menurun sangat
melekat di masyarakat desa Penindaian hingga kini. Maka air terjun yang dahulu
kala digunakan Dayang Rindu untuk mandi dan memanjakan diri dinamakan Air
Terjun Dayang Rindu.
Untuk menuju air terjun
Dayang Rindu yang berada di sebelah Selatan desa Penindaian kec.Mulak Ulu,
kab.Lahat, Sumatera Selatan dapat menggunakan sepeda motor yang telah di design
khusus untuk medan menanjak dan berlumpur.
Ketika kami team
Panoramic of Lahat yang terdiri dari Mario selaku ketua team dan anggota Rian,
Deby, Deri dan Wahyu mengunjungi air terjun di musim hujan maka jalan tanah
yang menanjak dan licin sangat susah untuk dilalui walau sepeda motor telah di
design sedemikian rupa. Beberapa kali kami tergelincir dan harus berhenti.
Jalanan menanjak dan licin dengan kebun kopi di kanan dan kiri yang baru mulai
berbunga menjadi saksi berjuangan kami untuk melihat keindahan air terjun
Dayang Rindu. Kami dapat rasakan betapa susah dan sulitnya melalui jalan ini
apalagi penduduk yang setiap hari melalui jalan ini.
Setelah menyusuri jalan
tanah yang licin selama satu jam perjalanan sampailah kami di sebuah pondok kayu
dan di sini kami parkir sepeda motor kami untuk selanjutnya berjalan kaki
menuju air terjun selama 10 menit perjalanan. Dalam perjalanan ini kami
didampingi sahabat kami asal Mulak Ulu Ivi Hamzah yang merupakan penggiat
pariwisata kecamatan Mulak Ulu dan 5 orang penduduk desa.
Tantangan jalan
menanjak, licin dan lelah selama satu jam perjalanan terbayar sudah dengan
keindahan air terjun Dayang Rindu yang berada di ketinggian 1.000 mdpl di
perbukitan Bukit Barisan. Air terjun dengan daun pohon cacar air yang hijau dan
air nan jernih jatuh dari ketinggian sekitar 75 meter terlihat indah dan sejuk
di pandang. Tak puas hanya melihat dari kejauhan maka kami mendekat dan
memanjat menapaki aliran air terjun.
Air terjun ini berasal
dari ayek tulung atau sumber mata air di atas bukit yang merupakan bagian dari
gugusan Bukit Barisan dan mengalir membentuk sungai Petar. Dan area di sekitar
air terjun di sebut kawasan/daerah Petar yang konon di kawasan ini banyak
terdapat pohon petai.
Di sekitar air terjun
merupakan kebun kopi yang telah di garap masyarakat puluhan tahun silam
sehingga tidak ada lagi pohon-pohon besar. Hal ini sangat disayangkan karena
ketika musim penghujan dapat terjadi lonsor dan erosi yang dapat mengakibatkan
sendimentasi sungai dan tidak menutup kemungkinan terjadi banjir yang akan
merugikan masyarakat sendiri.
Keberadaan air terjun
Dayang Rindu semakin mengokohkan Kabupaten Lahat sebagai Bumi Seratur Air
Tejun. Dari data yang dimiliki Panoramic of Lahat saat ini di Kabupaten Lahat
terdapat 126 air terjun yang tersebar di beberapa kecamatan dengan ketinggian
dan keindahan yang berbeda. Di Kecamatan Mulak Ulu terdapat beberapa air terjun
seperti di desa Muara Tiga, Lesung Batu, Geramat, Pajar Bulan, Lawang Agung dan
Penandingan.
Keindahan air terjun
Dayang Rindu dapat dijadikan destinasi wisata akan tetapi infrastruktur untuk
menuju air terjun dan fasilitas di air terjun perlu disiapkan dengan baik
seperti area parkir, area untuk bermain air, tempat ganti baju, toilet, tempat
sampah, tempat duduk, tempat berteduh, kedai makan dan minum. Pemerintah Desa
dan masyarakat termasuk tokoh masyarakat dan pemuda setempat harus berupaya
agar air terjun Dayang Rindu dapat menjadi destinasi wisata yang akan membantu
perekonomian desa. Selain itu juga dukungan dari Pemerintah Kabupaten Lahat
dalam hal ini Dinas Pariwisata dan DPRD Kabupaten Lahat sangat dibutuhkan untuk
terwujudnya destinasi wisata apalagi saat ini Kabupaten Lahat telah ditetapkan
menjadi Kawasan Strategi Pariwisata Propinsi (KSPP) di propinsi Sumatera Selatan.
Hanya ada 5 dari 17 kabupaten/kota di propinsi Sumatera Selatan yang ditetapkan
menjadi KSPP maka hal ini menjadi motivasi tersendiri untuk mengembangkan
sektor pariwisata di Kabupaten Lahat.(Mario Andramartik).
0 komentar:
Posting Komentar