Dari 67 situs megalitik
tersebut, masyarakat Kabupaten Lahat hanya mengenal atau lebih mengenal beberapa
situs saja seperti Situs Tinggihari, Situs Batu Putri, Situs Batu Macan dan
Situs Batu Kerbau. Untuk Situs Tinggihari selain merupakan situs megalitik yang
pertama kali ditemukan pada tahun 1849 oleh L.Ullman juga merupakan situs yang
paling bagus dan terbaik seperti yang ditulis oleh Lonely Planet yang terbit di
Australia pada tahun 2007 menyebut Situs Tinggihari “The Pasemah carving
are considered to be the best example of prehistoric stone sculpture in
Indonesia. The best examples of this type are
at a site called Tinggi Hari, 20
km from Lahat, west of the small river town of Pulau Pinang” (Pahatan Pasemah dianggap sebagai contoh terbaik dari arca batu prasejarah di Indonesia. Contoh terbaik dari jenis ini adalah di
situs yang disebut Tinggi Hari, 20 km dari Lahat, di sebelah Barat sungai kota
kecil Pulau Pinang).
Untuk
mengenal lebih dekat situs per situs megalitik perlu adanya beberapa upaya dari
berbagai pihak agar keberadaan situs-situs megalitik Kabupaten Lahat lebih
dikenal oleh masyarakat Kabupaten Lahat dan Provinsi Sumatera Selatan. Adapun
beberapa upaya misalnya dengan memasukan megalitik sebagai pelajaran muatan
lokal di sekolah SD hingga SLTA, membuat program siswa-siswa mengunjungi situs
megalitik, membuat kegiatan atau event di situs megalitik, membuat festival
megalitik dan berbagai kegiatan dengan nuansa megalitik.
![]() |
Mario dan Ardianto di Situs Megalitik Jemaring |
Situs Jarai sebagai salah satu bentuk situs permukiman
masa lalu, oleh Van Der Hoop telah diketahui sejak tahun 1932 dalam bukunya
berjudul Megalithic Remains in South
Sumatera. ( Hoop , 1932 : 35-36 ), Selanjutnya Puslitbang Arkenas melakukan
penelitian di situs Gunung Kaya dan situs Gunung Megang tahun 2007 dan 2008.
Balai Arkeologi Palembang telah melakukan kegiatan penelitian dengan
mengadakan ekskavasi di situs Gunung Kaya yang terletak sekitar 10
km sebelah baratlaut Kota Pagar Alam, dan berhasil menemukan 1 buah bilik batu
dan di lokasi tersebut didapatkan pula tinggalan megalitik berupa, dolmen,
lesung batu baik tunggal dan berkelompok, batu datar, lumpang batu dan sebuah
arca dalam posisi terguling.(Kristantina, 2008). Pada saat kegiatan penelitian
tim mendapat informasi dari pemilik tanah yang bernama Ludyo, bahwa di sekitar
pekarangan rumah, ditemukan 8 buah tempayan bahan tanah liat berdiameter
sekitar 60 cm.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, keberadaan
tinggalan megalitik di situs Jarai menunjukkan bahwa daerah tersebut
mengindikasikan pernah digunakan sebagai tempat bermukim pada masa lalu.
Menyangkut keberadaan tinggalan tersebut baik dari segi kualitas dan
kwantitasnya menimbulkan berbagai permasalahan yang menyangkut tingkat
teknologi, ekonomi, pranata sosial dan
adaptasi manusia pendukungnya.
Pada tahun 2011
penelitian lanjutan oleh Balar Arkeologi Palembang, survei peninggalan
megalitik di Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan
telah dilakukan di 6 desa, yang mencakup Desa Gunung Kaya, Gunung Megang, Pagar
Dewa, Jemaring, Muara Tawi, dan Tanjung Menang.
Di Desa
Jemaring sendiri ditemukan beberapa peninggalan megalitik yang disebut
dengan Situs Jemaring
yang berada diketinggian 810 meter dpl, lokasi situs di pinggir jalan raya yang
menghubungkan jalan lintas Pagar Alam – Muara Payang menuju Desa Jemaring,
lokasi situs berada di hamparan persawahan, dan berhasil di data adanya 13
temuan tinggalan megalitik seperti: dolmen, batu datar, lumpang batu, tetralith
dan batu temu gelang.
![]() |
Dr.Alrefi, S.Pd., M.Pd dan Akbari,S.Pd,M.Pd di Situs Megalitik Jemaring |
Lumpang Batu di Situs Megalitik Jemaring
Pada kunjungan kami
terakhir di Situs Jemaring ini kami mendampingi akademisi dari Universitas
Sriwijaya putra-putri dari Kabupaten Lahat. Sebanyak 12 orang akademisi
Universitas Sriwijaya yang dipimpin oleh Prof.Dr.Ir.H.Ahmad Muslim, M.Agr
mengunjungi Kecamatan Jarai dengan titik kunjungan di Desa Gunung Megang dan
Pelajaran. Adapun kunjungan ini sebagai upaya dari Pemerintah Kabupaten Lahat
melalui Bupati Lahat Cik Ujang,SH untuk mengajak pihak akademisi khususnya dari
Universitas Sriwijaya terutama yang merupakan putra-putri Kabupaten Lahat
membantu pemikiran dan program-program kerja untuk kemajuan Kabupaten Lahat. Di
Kecamatan Jarai sendiri lebih fokus pada sektor pertanian, perikanan, perkebunan,
peternakan, pariwisata dan Kebudayaan. Semoga kegiatan ini akan berlanjut pada
kegiatan-kegiatan yang berdampak positif bagi masyarakat dan pemerintah
Kabupaten Lahat menuju Kabupaten Lahat yang maju, berkembang dan bercahaya.
(Oktober, Mario Andramartik).
0 komentar:
Posting Komentar